Chapter 48

3K 493 60
                                    

(Y/N) membuka matanya, menyipit saat sinar matahari masuk ke dalam. Di sampingnya Stanley menunggu dengan rokoknya.

"Akhirnya.."

Pusing mendadak mendera kepalanya saat mendengar suara Stanley, tidak tahu harus bereaksi takut atau bagaimana.

"Begini kah cara mereka menyambut tamu?!" (Y/N) berbisik kesal, muak dengan semua drama mengancam nyawa ini.

Apa semua orang di dunia batu ini mengira aku kucing yang punya sembilan nyawa?! Tsukasa, Hyouga, Ibara dan sekarang Stanley!!

Stanley sendiri memandang malas, inginnya mengancam dia. Tapi, sepertinya (Y/N) sudah ketakutan duluan. Terlihat dari cara si gadis berusaha menjauhinya.

"Sekarang ikut ak-"

Ucapan Stanley terpotong oleh suara perut (Y/N), gadis itu meringis sedih. Bahkan di tengah ketakutannya, rasa lapar masih mendera. Stanley entah kenapa jadi ikut serba salah.

"Kau mau makan?"

(Y/N) mengangkat kepalanya, lega karena Stanley ternyata tidak sejahat itu. Sayangnya, pikiran buruk lain muncul di kepalanya.

"Apa beracun?"

"Kau mau ku tembak?" Stanley berdiri, mendekatkan wajahnya yang tersenyum miring.

Kali ini ketakutan (Y/N) semakin naik tingkat, rasanya dia semakin mengecil saat di hadapan Stanley.

Benar-benar penuh tekanan dan dominasi dari laki-laki itu.

".. maaf.."

°°°

"Kau terluka?" (Y/N) tidak sengaja melihat tangan Stanley yang ada luka.

Stanley melihat tangannya, luka kecil biasa untuknya yang seorang mantan militer. Tapi, bagi (Y/N) itu luka yang lumayan besar. Gadis itu sekarang berhenti menyuap makanan, memberikan penuh fokusnya pada Stanley.

"Luka kecil."

"Ada tanaman obat atau apapun? Biar ku obati."

Setelah mengatakan itu, (Y/N) sibuk melihat ke sana kemari. Berharap di dapur ada sesuatu yang bisa ia gunakan, Stanley diam saja hingga (Y/N) dapat yang dia cari.

"Tidak perlu."

"Sini! Lagipula ini untuk obat sementara saja."

Selagi mengobati (Y/N) bersenandung, mengisi sunyi yang canggung. Merobek sedikit bagian selendang di lehernya untuk menutupi luka.

"Selesai!" (Y/N) berseru riang, sesaat lupa kalau yang di hadapannya ini adalah musuh.

"Kau sadar baru saja mengobati musuh mu?"

Stanley menahan senyum geli di wajahnya karena melihat ekspresi kaget (Y/N). (Y/N) sendiri langsung mengaduh.

Seperti biasa (Y/N).. kau suka melupakan hal yang penting..

"Benar, aku lupa."

Jawaban sedih (Y/N) mengundang gelak tawa geli Stanley, di tambah gadis itu masih terus mengunyah makanannya sembari mengutuk diri sendiri.

"Tapi, aku di beri makan. Jadi, anggap saja kita berdua impas." (Y/N) kembali tersenyum lembut pada Stanley.

Melihat (Y/N) masih bisa tersenyum lembut seperti itu, Stanley jadi tertarik memandangi senyum itu lebih lama. Bertanya-tanya apa rasa takutnya sudah hilang.

It's Always You (Senku x Reader) √Where stories live. Discover now