47. PINDAH SEKOLAH

1.5K 164 42
                                    

Kalau kata orang-orang, berani mencintai juga harus berani menerima rasa sakit, mungkin ini waktu Mahesa merasakan rasa sakit itu, dan mungkin akan semakin merasakan sakit saat mendengar jika Mecca akan pindah sekolah.

Saat Bayu dan Kula sampai di kelas, Mahesa tidak ada disana hanya tersisa tas ranselnya yang berada di atas meja. Bayu dan Kula semakin gencar mencari keberadaan Mahesa, mulai dari Kantin, Perpustakaan, tapi mereka berdua tidak melihat tanda-tanda Mahesa disana.

"Dimana sih Mahesa aelah, pagi-pagi udah ngilang aja," dumel Bayu.

"Di lobang undur-undur kali," sakut kula.

"Lucu lu, PEA! tanya kembaran lo sana, barangkali Mahesa sama dia."

Kula mengambil ponsel di sakunya, "Hallo, dimana lo?"

"Kolam renang, ngapa?" Jawab Dewa dari sebrang sana.

"Mau jadi mermaid lo pagi-pagi renang?"

"Ga penting gue matiin."

"Sama Mahesa?"

"Iye."

"Tungguin gue kesana."

"Dimana-dimana?" tanya Kula tidak sabaran.

"Gedung olahraga, kolam renang," jawab Kula.

Keduanya langsung ngibrit lari kesana.

...

"Sa! Sa! lo harus tau sa," Ujar Bayu dengan nafas ngos-ngosan, bayangkan saja ia sudah berlari memutari sekolah tau-tau Mahesa ada di gedung olahraga.

"iya lo harus tau Sa, ini penting," tambah Kula dengan nafas yang tidak jauh berbeda dari Bayu.

"Abis tawaf ke mana lo berdua? apa abis ngejar maling?" celetuk Dewa.

"Aaaa!!!! gue tonjok lo ya, bagi minuman napa?" Dewa memberikan minuman di sebelahnya pada Kula.

Mahesa mengendus , awas saja jika Bayu dan Kula mengatakan hal-hal yang tidak penting, Mahesa akan langsung melempar Bayu dan Kula ke kolam renang yang ada dihadapanya.

"Ecca Sa."

"Mecca kenapa?" Sahut Mahesa.

Benar kan! Jika berhubungan dengan Mecca, Mahesa akan langsung excited.

"Dia mau pindah sekolah, bokapnya ada di ruang akademik lagi ngurus berkas-berkas."

"Pindah?!" Tanya Mahesa memastikan.

Bayu dan Kula mengangguk seirama, membuat mata Mahesa membola. Sebenarnya Mahesa bingung harus bersikap seperti apa, bukannya bagain dari mencintai seseorang itu harus siap menerima rasa sakit dan mengikhlaskan? Jika ia sudah pernah merasakan keduanya, mungkin ini saatnya Mahesa untuk mengikhlaskan Mecca.

Tentu ada rasa tidak ikhlas mendengar Mecca pindah sekolah, itu artinya ia akan semakin sulit bertemu dengan gadis itu lagi, tapi mungkin juga dengan tidak bertemu dirinya lagi Mecca akan jauh lebih baik, Mahesa juga tidak mau orang yang ia cintai selalu merasakan sakit karena dirinya.

"Sa, Sa, lo ga kemasukan kan?" Ucap Kula sambil menggerakan telapak tanganya di depan wajah Mahesa, pasalnya cowok itu diam dengan pandangan kosong.

"Gue pengen sendiri dulu," Ucap Mahesa yang meninggalkan mereka pergi.

Mahesa terus berjalan entah akan kemana, hingga di persimpangan lorong menuju kantin ia tanpa sengaja berpapasan dengan Mecca dan Tere. Mereka saling memalingkan wajah ke arah lain untuk menghindari bertatapan mata.

Mahesa berfikir akan semakin timbul banyak luka jika ia terus memaksakan kehendak agar Mecca mau menerimanya lagi, mungkin ini jalan terbaik untuk keduanya agar sama-sama bisa mengintropeksi diri mereka masing-masing dengan memberi jarak antara keduanya.

Mahesa: ImprecationHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin