"Ca---Udah Ca," Mira memerintah Mecca untuk menghentikan kegiatan yang gadis itu lakukan saat ini.
Mecca mencabikkan bibirnya, kenapa sih Bundanya itu? Padahal ia sangat menyukainya.
"Tapi Bunda, Ecca masih belom puas makan es krim!"
Mira berjalan mendekat, memberessi kotak es krim yang ada di hadapan Mecca.
"Bunda beliin cup besar bukan untuk dihabiskan sehari Mecca! Nanti kamu radang gimana? Ini juga sudah larut malam."
"Bunda--a Ecca masih mau," Rangek Mecca yang menjilati es krim yang menempel di sendok.
"Besok lagi atau tidak sama sekali," ancam Mira, sambil menutup pintu kulkas.
Mecca tersenyum kecut sambil turun dari kursi makan, "iya-iya besok lagi," katanya.
Mecca berjalan ke wastafel untuk meletakkan sendok bekasnya, dan mencuci tangan. Setelah itu ia menyusul Mira yang duduk di sofa depan televisi.
Mecca meletakan kepalanya di atas paha Mira, Mira mengusap lembut kepala putrinya itu.
"Tadi pergi ke mana aja?" Tanya Mira.
"Main di time zone sama makan Bunda," jawab Mecca.
Mecca menggerakkan kepalanya, mencari posisi nyaman di pada Mira.
"Ca----"
"Iya Bun."
"Kamu harus belajar mandiri lagi ya."
"Ecca udah mandiri bunda, kan Ecca udah biasa mandi sendiri."
Mira menoyor pelan jidat putrinya itu, "bukan cuma mandi sendiri, kalo mau sekolah harus bisa bangun sendiri, harus mulai belajar masak."
"Kalo masih ada bunda ngapain Ecca lakuin?" Tanyanya.
"Ya gak papa, buat latihan aja, kan kamu sudah mau dewasa."
"Iya tar aja belajar mandirinya kalo gitu."
"Kamu sama Mahesa gimana?"
"Gimana apanya?"
"Sudah jadian?" Tanya Mira, meski sudah menjadi ibu-ibu dia juga pernah muda kan?
"Gak usah tanya itu ih! Ecca lagi sebel sama Ka Esa masalah itu," jawab Mecca dengan nada tidak suka.
Mira mencubit hidung Mecca, "oh jadi anak Bunda belom di kasih kepastian nih?!"
"Bunda---daa ga usah di bahas!" Dengus Mecca Kesal.
"Lagi galau nih ceritanya?!"
"Bunda!!!!"
Mira terkekeh melihat wajah kesal Mecca. Mungkin bisa dibilang hanya Mahesa cowok yang dekat dengan Mecca dan diketahui oleh Mira.
DU LIEST GERADE
Mahesa: Imprecation
JugendliteraturKarena sumpah serapah yang diberikan Medina, Mecca yang notabenenya seorang playgirl di Amerta. Kini menjadi sulit untuk mendapatkan 'pacar' terlebih untuk mendapatkan hati seorang Mahesa si sulung kaya raya yang dijuluki sebagai sultan Amerta, pemi...