Karena sumpah serapah yang diberikan Medina, Mecca yang notabenenya seorang playgirl di Amerta. Kini menjadi sulit untuk mendapatkan 'pacar' terlebih untuk mendapatkan hati seorang Mahesa si sulung kaya raya yang dijuluki sebagai sultan Amerta, pemi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1.8 Cari ribut
"Ca, lo kenapa sih senyum-senyum gitu?gila lo, apa Ketempelan mbak Siti di perpus lo?" Tanya Tere. Pasalnya sejak Mecca kembali dari perpustakaan setelah menyelesaikan hukumannya gadis itu jadi senyum-senyum tidak jelas sambil mengemut permen. Dia jadi ketir-ketir kalo Mecca beneran Ketempelan mbak Siti hantu penghuni pohon samping perpustakaan.
"Gimana gak senyum-senyum terus orang habis berduaan sama ka Mahesa di perpustakaan tadi. Ciee Ecca!" Ucap teman sekelasnya yang tadi tidak sengaja melihat Mecca dan Mahesa di perpustakaan.
"Serius Ca?" Tanya Tere kini tatapan gadis itu seperti mengintimidasi Mecca.
Mecca terkekeh santai, "iya hehehe."
"Percuma dong kemarin gue ajak dia ribut, kalo ahkirya lo kejar dia lagi? Apa gunanya kejadian kemarin?"
Mecca mengeluarkan permen dari mulutnya, "Enggak, Tete gak percuma. malahan karena Tete kemarin malamnya Mecca di ajak jalan sama ka Mahesa."
Mata Tere membulat terkesiap, "DAN LO BARU CERITA SAMA GUE SEKARANG?!"
"Ya maaf, soalnya tadi mau cerita Bu Susi keburu masuk kelas terus Ecca dihukum, lupa deh jadinya."
"Jadi sekarang lo serius mau kejar dia lagi?"
Mecca mengangguk antusias, "iyalah! Soalnya ka Mahesa sama Mecca itu sekarang beda benget!!!"
"Gue takutnya lo sakit hati duluan sebelum jadian Ca."
"Namanya juga cinta, pasti ada sakit hatinya. Kalo ka Mahesa gak mau kejar Mecca, ya Mecca aja yang kejar!"
"Kalo lo terus yang ngejar namanya lo goblok Ca! Awas aja kalo sampai Mahesa cuma ghosting lo doang, gue jadiin perkedel entar!!!"
"Aaa sayang deh punya Tete," ucapnya seraya memeluk Tere dari samping.
🧚🍃🍃
"Ca..." Mecca dan Tere yang berjalan bersama keluar kelas itu sama-sama kaget saat mendengar panggilan itu, keduanya bersamaan menoleh ke kanan untuk melihat siapa yang baru saja mengejutkan mereka.
"Kak Mahesa?" Ucap Mecca, ia justru lebih kaget akan keberadaan Mahesa sekarang, cowok itu bersandar pada dinding kelas Mecca.
Mahesa berdehem, lalu menegakkan tubuhnya. Jangan tanya ekspresi Tere saat melihat itu adalah Mahesa, ia langsung meluruskan kepalanya lagi menatap kearah depan, jujur saja ia masih kesal dengan Mahesa.
