TUJUH ENAM

2K 125 0
                                    

"Hah? Ma--maksud aku dari dulu tuh dari pertama kita ketemu, iya dari pertama kita ketemu. Aku langsung jatuh cinta sama kamu" ujar Lisa dengan grogi.

"Serius kamu udah suka sama aku dari pertama kali ketemu? Aku pikir dulu malah kamu gak ada perasaan sama aku, ya cuman keteman biasa doang gitu"

"Jujur dulu aku seneng banget bisa deket sama kamu, karena selama ini cewek yang bisa deket sama aku cumam bunda, bu Surti dan Karisha. Pas kenal kamu aku senang karena kamu mau berteman sama aku tanpa lihat cover, sifat kekanak-kanakan yang aku miliki---"

"Justru karena sifat kekanak-kanakan kamu yang bikin aku suka" potong Lisa cepat.

"Kenapa gitu?"

"Ya karena aku suka aja" senyum Lisa.

"Padahal aku sendiri gak suka sama sifat kanak-kanakku, bagaimana pun aku mau hidup seperti pria normal pada umum nya Lisa"

Lisa pun langsung terdiam, ia bingung ingin menanggapi nya seperti apa lagi.

Padahal ia pikir El menyukai sifat kanak-kanak nya, makanya ia langsung mengatakan jika dirinya juga menyukai sifat kanak-kanak El, ternyata salah.

"Gagal udah kelihatan sehati nya" kesalnya.

El yang menyadari jika sebenarnya kata-kata Lisa tadi bohong pun langsung tersenyum.

Bisa El rasakan jika sebenarnya Lisa hanya ingin terlihat menyukai dirinya.

Padahal kenyataannya perasaan yang Lisa rasakan hanya rasa penasaran atau obsesi semata.

Ting

Uus~
SAYA SUDAH BERHASIL MENDAPATKAN FILE NYA TUAN!

Tadi hampir saja ketahuan, saya dan anak-anak langsung ke markas ya tuan.

El yang mendapat pesan seperti itu pun langsung tersenyum kecil, sangat kecil hingga Lisa tidak menyadarinya.

Dirinya pun langsung menatap Lisa, ternyata sedari tadi Lisa terus menatap kearah nya.

"Ayo dimakan lagi Lis" ujar El sambil tersenyum manis.

Lisa yang melihat senyum El pun wajahnya langsung bersemu merah.

"El mau aku suapin gak? Sekali aja" mohonnya.

Dengan cepat El pun mengangguk kan kepalanya.

"Ini yang pertama dan terakhir sebelum lo benar-benar gue penjarain Lis" batinnya.

Tak lama acara makan pun selesai, dengan cepat El pamit pulang. Ia sudah tidak mau berlama-lama di tempat ini dengan wanita licik ini.

"Aku pulang duluan ya soalnya sebentar lagi ada acara keluarga, maaf gak bisa anterin kamu pulang" senyum El.

"Iya gapapa El, soalnya aku juga mau di cafe dulu" senyum Lisa.

"Bye bye Lisa"

Dengan cepat El berjalan menuju mobilnya.

20 menit kemudian mobilnya telah sampai di markas miliknya.

"Hai gimana tadi lancar?" tanya El girang.

"Lancar dong tuan! Walaupun tadi hampir ketahuan salah satu pegawai disana. Ini Flashdisk yang berisi rekaman cctv nya" ujar Uus.

"tapi tuan sebenarnya cewek itu tidak selalu dikawal oleh para mata-matanya. Sepertinya ia hanya akan menyuruh mata-matanya untuk mendapatkan sesuatu saja" ungkap Uus.

El yang diberitahu seperti itu pun mengangguk kan kepalanya mengerti "tapi tetap saja kita harus selalu waspada".

Dirinya yang sudah sangat penasaran dengan isi rekaman cctv ini langsung menancapkan Flashdisk di komputer yang ada di markas nya.

Tangan nya langsung mengepal dengan kuat ketika melihat adegan yang terekam dengan jelas di cctv, jika dirinya yang baru selesai makan langsung terlelap tidur.

"Dasar wanita licik!"

"Apa rencana tuan setelah ini?"

"Saya mau penjarakan dia, tapi saya ada pekerjaan di Aceh yang harus diselesaikan. Jadi selama 2 minggu saya di Aceh kalian tetap pantau dia ya"

"Siap tuan!"

"Sekarang kalian boleh pulang" ujar El yang langsung bangkit dari kursinya.

Dengan perasaan lega El pun mulai menjalankan mobilnya menuju rumah.

Akan langsung ia tunjukkan rekaman ini ke ayah dan bunda.

"El pulang" teriak El ketika sudah sampai dirumah.

Dengan cepat dirinya berjalan menuju meja makan, sepertinya ayah dan bunda ada disana.

"Ayah, bunda" sapa El sambil duduk disebelah sang bunda.

"Sudah selesai jalannya sama cewek itu?" sinis Ginny.

"Udah bun" ujar El sambil mengangguk kan kepalanya.

Rizal yang melihat wajah bahagia yang terus terpasang di wajah El pun ikut merasa senang.

"Sepertinya ia berhasil mendapatkan nya"

"Yah, bun ada kabar baik yang mau El kasih tahu"

"Mending sekarang kamu ke kamar, mandi, terus siap-siapin baju yang mau dibawa besok" ujar Ginny.

"Tapi El mau kasih tahu kalau----"

"Kata bunda ke kamar ya ke kamar El!" bentak Ginny.

Ginny belum siap jika sang anak mengatakan ia mulai menyukai Lisa.

"Iya bun" patuh El yang langsung berjalan menuju kamarnya.

"Bunda kenapa sih?" bingung Rizal.

"Bunda belum siap yah kalau denger El bilang suka sama Lisa"

"Emang El mau bilang itu?"

"Enggak tahu yah"

"Makanya bun kalau anaknya mau ngomong jangan dipotong dulu" kesal Rizal.

Dirinya pun langsung berjalan menghampiri ke kamar sang anak.

"Kapan kamu mau beritahu rekaman cctv itu ke bunda?"

"Ayah ih kagetin El aja" kesal El yang tiba-tiba sang ayah sudah berdiri di ambang pintu kamarnya.

Tunggu sebentar...

"Ayah tahu dari mana?!" kagetnya.

"Kamu meremehkan jiwa stalker ayah?" tanya Rizal sambil tersenyum sinis.

"Jadi selama ini ayah mata-matain cewek itu terus udah tahu tentang kejadian yang sebenarnya?!"

"Iya ayah tahu"

"Kenapa ayah gak kasih tahu ke El!" kesal El sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Ayah mau kasih pelajaran ke kamu, apakah kamu bisa menyelesaikan masalah sendiri atau tidak. Dan ternyata kamu bisa nak" senyum Rizal dengan bangga.

Ia pun langsung berjalan mendekat ke sang anak dan menepuk-nepuk bahu nya.

"Beri tahu ke bunda tentang rekaman itu setelah kamu pulang dari Aceh saja. Sekarang ayah mohon, tolong kamu fokus ke permasalahan perusahaan yang di Aceh"

El pun langsung menghembuskan nafasnya dengan kasar "El mau bantuin ayah, tapi setelah bunda tahu tentang ini tolong temuin El sama Karisha"

"Iya ayah janji"

MY PETER PAN [END]Where stories live. Discover now