TIGA SEMBILAN

2.1K 159 0
                                    

Kini Karisha tengah berada di taman belakang, dirinya pertama kali kesini ketika hari pertamanya bekerja El sudah memintanya menyuapi sarapan nya.

Seketika Karisha terkekeh mengingat kejadian tersebut, apakah bisa dikatakan kenangan? Hentahlah.

Tiba-tiba dirinya langsung tersenyum "aku bakalan berusaha bunda"

"Dor!" teriak El.

"Ish ngagetin aja lo" kesal Karisha ketika acara bernostalgia nya terganggu.

El pun langsung menyengir kudu.

"Karisha ngapain malem-malem disini?" tanya El.

"Gk ngapa-ngapain"

"El mau nanya sama Karisha" ujar El dengan wajah yang mulai sedih.

Sebenarnya dari kemarin dirinya mau menanyakan hal ini kepada Karisha tapi hentah mengapa ketika mengingat nya ia seperti ingin menangis.

"Nanya aja El"

"Hiks hiks ka--kata Lisa Karisha punya pacar" tanya El dengan tangis yang mulai pecah.

"Emang dasar tuh nenek sihir fitnah mulu"

"Sini sini peyuk" ujar Karisha yang langsung memeluk tubuh El.

Tiba-tiba terbesit ide jahil di otaknya, bagaimana jika dirinya mengatakan iya? Apakah El akan sedih atau biasa saja?

"Emang kenapa kalau Karisha punya pacar?" tanya Karisha menggoda nya.

"Gk tau, tapi El sedih" jujurnya sambil sesegukan didalam pelukan Karisha.

"Sedih kenapa?"

"El juga gk tau"

Karisha tiba-tiba merasa senang, meskipun El belum mengetahui perasaan nya sendiri.

"Cup...cup jangan nangis ah, El itu cowok jadi gk boleh gampang nangis ya" ujar Karisha.

El pun mengangguk kan kepalanya, dengan cepat dirinya langsung menghapus air matanya.

"El jangan percaya sama omongan orang lain selain Karisha sendiri yang bilang. Karisha gk punya pacar kok"

El pun dengan cepat mengangguk kan kepalanya.

Sedangkan dilain tempat

"Rio lusa kita pindah ke Australia" ujar sang papa tiba-tiba.

"Loh kok dadakan sih pah?!"

"Eyangmu sudah semakin sakit-sakit an Rio, kita harus merawatnya" ujar sang mama yang berusaha memberi pengertian terhadapnya.

"Rio tetap disini aja ya, kalau ada waktu libur pasti Rio ke Australia" bujuknya.

"Justru eyang mu mau habiskan waktunya bersama cucu satu-satunya, tolonglah pengertian nya nak. Setelah keadaan eyang membaik kamu bebas milih mau tinggal di Australia atau disini"

Rio pun mau tak mau hanya bisa mengikuti perintah kedua orang tuanya.

"Masalah cafe kamu tetap bisa mengawasi nya dari jauh" ujar sang papa sambil menepuk pundaknya.

"Yaudah Rio izin masuk kekamar dulu ya mah, pah" pamitnya.

"Istirahat ya nak jangan bergadang" peringat sang mama.

Ceklek

Dirinya pun langsung mengunci pintu kamarnya.

Rio pun langsung duduk disisi kasurnya sambil memandang wallpaper handphone nya yang menampilkan wajah seseorang.

"Gue harus ungkapin" tekadnya.

~Rio
Besok pulang kuliah gue jemput, gue mau nagih janji lo yang mau jalan sama gue.

Gk nerima penolakan!

~~~

"Ya ampun nak kamu sudah bangun?" kaget Ginny yang baru mau masak sudah mendapatkan Karisha yang tengah menata makanan di piring.

"Udah dari tadi kok bun" senyum Karisha.

"Bunda jadi gk enak sama kamu, sudah biar bunda saja yang lanjutin kamu bangunin El aja ya"

Karisha pun mengangguk kan kepalanya dan langsung beranjak pergi menuju kamar El.

Srek

Ketika masuk kedalam kamar El dirinya langsung membuka gorden agar cahaya matahari bisa masuk kedalam.

"Ayo bangun El"

"Hoammmm 5 menit lagi Kar" gumamnya yang melanjutkan kembali acara tidurnya.

Karisha pun langsung mengelus kepala El dengan lembut "bangun nanti telat kerjanya"

El pun mau tak mau memaksakan matanya untuk terbuka.

"El ambil baju sendiri ya soalnya kaki Karisha tiba-tiba sakit lagi" bohongnya.

Padahal dirinya hanya mau mengajarkan El bagaimana caranya mandiri.

"Kaki Karisha sakit lagi?!" tanyanya dengan nada khawatir.

"Iya makanya El ambil bajunya sendiri ya, terus bunda sama ayah juga lagi sibuk jadi gk bisa bantuin El"

"Ya Allah jangan kabulkan omongan Karisha barusan" batinnya.

El pun mau tak mau mengangguk kan kepalanya.

Karisha pun langsung duduk untuk menunggu El selesai mandi, dirinya mau lihat apakah El bisa melakukan pekerjaan nya dengan baik atau tidak.

Ceklek

Tak membutuhkan waktu lama El sudah menyelesaikan mandinya, kini dirinya sudah keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya.

Karisha yang memperhatikan tubuh El baru menyadari satu hal. Ternyata El memiliki roti sobek!!!

"Perasaan nih bocah kaga pernah nge gym tapi punya roti sobek dah, terus dari kemarin kok gue gk sadar ya kalau dia punya abs"

Karisha yang tersadar pun dengan cepat membuang pandangan nya dari roti sobeknya El.

"Cepetan ambil bajunya El"

El pun mulai melangkah kan kakinya menuju lemari pakaian nya.

"El bingung Karisha mau pake baju yang mana"

"Menurut lo aja hari ini mau pake baju apa"

El pun langsung mengambil stelan kantornya dengan asal.

"Ini aja ya Karisha" ujarnya sambil memberi tahu dirinya mengambil jas berwarna merah maron dan celana bahan berwarna hitam.

"Bagus, udah sekarang dipake bajunya Karisha tunggu dimeja makan"

Selama dirinya berjalan menuju meja makan yang selalu terpikir di otaknya hanya roti sobek milik El.

"Anjir makin kaga waras aja nih otak" geram nya.
















Bersambung....

MY PETER PAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang