TIGA EMPAT

2.2K 170 1
                                    

"Mau lauk apa El?" tanya Karisha.

Kini penampilan dirinya dan El sudah sama-sama rapih, sesuai ucapannya kemarin bahwa hari ini dirinya akan berkuliah lagi.

"Ikan goreng!" ujarnya dengan semangat.

Ting tong

"Sebentar gue bukain dulu pintunya"

Karisha pun langsung berlari kecil kearah pintu utama.

"Eh mbak Lisa ada apa ya?"

"Nih orang kayaknya gk tahu jam bertamu dah"

"Saya kesini disuruh sama pak El dia mengajak saya untuk sarapan bersama" ujar Lisa dengan nada dibuat selembut mungkin.

"Lisa! Ayo masuk" girang El yang sudah berdiri disebelahnya.

Sedangkan Karisha yang masih diambang pintu pun langsung mencekram kenop pintu dengan kencang.

"Baru juga sadar kalau gue ada perasaan sama lo, sekarang udah diuji aja"

"Hufttt.. Inget pesan bunda semalam Karisha berjuang lah dengan elegan"

Dirinya pun masuk kembali menuju meja makan, ia bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri El yang sedang mengambilkan lauk buat Lisa.

"El mau Karisha suapain?" tawar Karisha.

"Hmm El ma--mau gk kalau Lisa yang suapin?"

Ucapan Lisa barusan benar-benar sukses membuat Karisha terkejut.

"Lisa mau suapain El?! El mau banget disuapin Lisa!" ujar El dengan girang.

Lisa pun langsung tersenyum manis kearah Karisha, dirinya pun dengan senang menyuapi El.

Karisha pun langsung mengambil makanan untuk dirinya.

"Sabar Karisha"

Setelah menyelesaikan acara makannya Karisha pun langsung meletakkan piring-piring kotor kewastafel. Sedangkan Lisa dan El langsung berjalan begitu saja keluar rumah.

Dirinya benar-benar dibuat terkejut ketika sudah sampai didepan halaman sudah tidak ada mobil El.

"Kok sakit banget sih" gumam Karisha sambil memegang dadanya.

"Lisa ini gapapa kita tinggalin Karisha?" tanya El ketika mobil sudah meninggalkan pekarangan rumah.

Pasalnya Lisa lah yang menyuruhnya untuk segera menjalankan mobil.

"Gapapa kok El soalnya tadi Karisha kasih tahu aku di dapur kalau dia mau berangkat sama pacarnya"

"Karisha punya pacar?" tiba-tiba El merasa sedih, dia merasa seperti ingin menangis.

Tapi sebisa mungkin dia tahan. Ia tak mau Lisa merasa dirinya aneh dan membuat Lisa tak mau berteman dengannya lagi.

"Iya emang El selama ini gk tahu?"

El pun menggelengkan kepalanya lesuh.

Lisa yang melihat perubahan raut wajah El pun langsung mengelus kepala El dengan lembut.

"El gk perlu sedih, kan masih ada Lisa" ujarnya sambil tersenyum manis.

El pun hanya membalas dengan anggukan kepalanya saja. Hentahlah tiba-tiba dirinya merasa bad mood.

~~~

Kini Karisha tengah menunggu angkutan umum yang menuju ke kampusnya, mana motornya belum dibawa ke bengkel.

"Jahat banget si lo El awas aja gk gue beliin eskrim" ancamnya.

Tapi hal tersebut hanya omong kosongnya saja, karena dirinya pasti tak tega untuk menolak permintaan El.

Tin.. Tin

"Lo ngapain disini Kar?" tanya Rio sambil melepas helm full face nya.

"Mau ngamen" jawabannya dengan nada jutek.

"Lah bocah lagi dapet nih meni galak. Udah dari pada lo diri disini kaya patung mending ikut gue" tawar Rio.

"Kemana?"

"Ya lo maunya kemana?" tanya Rio balik.

"Ya ke kampus lah. Lo kaga kerja? Nanti dimarahin bos aja"

"Bos?" bingung Rio.

Karisha pun mengangguk kan kepalanya. Rio yang mendengar pun langsung tertawa sampai mengeluarkan air matanya.

"Kok lo malah ketawa sih?" bingung Karisha.

"Gue kan bosnya terus siapa yang mau marahin gue?" tanya Rio sambil menatap persis diiris matanya.

Sontak Karisha langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Karena selama ini gue yang ngelayanin kalau lo di cafe jadi sangka lo gue pelayan disana ya?" tanya Rio sambil berusaha menahan tawanya.

"Maaf gk tau"

"Santai aja, yaudah yuk naik nanti telat"

"Gk deh makasih Rio, gue nebeng bareng lo sama aja nyerahin nyawa gue"

"Maksudnya?"

"Gue lagi gk mau berantem sama Becca" ujar Karisha sambil tersenyum.

"Gue gk bisa maksa. Hmm btw lo kan pernah janji mau jalan sama gue" ujar Rio menagih janjinya dulu.

"Nanti kalau ada waktu senggang gue kabarin, bye-bye Rio ojol gue udah dateng"

"Lah kapan tuh bocah pesen ojolnya dah" gumam Rio bingung.

Dirinya pun menjalankan kembali motornya menuju cafe.

"Ini pak uangnya makasih ya" ujar Karisha sambil memberikan ongkosnya. Dirinya pun langsung berjalan masuk kedalam kampus.

"Liat tuh si cabe udah sekolah lagi"

"Kakinya pincang tuh bener kata Shesil dia abis layanin banyak cowok"

"Sumpah jijik banget gue liat mukanya, gue kira dia perempuan baik baik"

Karisha sama sekali tak menghiraukan omongan orang lain. Tapi yang membuatnya terkejut ketika dirinya melewati mading melihat sebuah gambar dengan seukuran kertas HVS yang menampilkan wajah dirinya.

"Ini bukan gue" gumam nya menyangkal.

Disana terdapat seorang wanita dengan wajah seperti dirinya tengah rangkulan secara posessive dengan dua cowok yang usianya jauh lebih tua darinya.

"Wah wah ternyata ini orangnya yang abis melayani 2 orang sekaligus" ujar Shesil sambil bertepuk tangan.

"Emang dasarnya cabe ya gini nih" lanjut Becca.

"Itu bukan gue! Siapa yang udah edit foto itu?!" bentak Karisha.

"Itu real bep bukannya editan, gk usah ngelak. Bahkan sekampus ini udah tahu siapa lo karena dari kemarin foto itu udah kita sebarin HAHAHA" ujar Shesil dengan diakhiri tertawaan.

"Baikan kita udah buat lo terkenal, harusnya lo berterima kasih sama kita"

Sedangkan Ines yang sudah muak dengan kelakuan kedua temannya hanya bisa mengepalkan tangannya.

"Tunggu aja Kar kebenaran bakalan segera terbongkar"
























Bersambung....

MY PETER PAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang