TUJUH PULUH

1.9K 128 0
                                    

"Ayo El" ajak Lisa yang sudah kembali keruangan.

El pun mengangguk kan kepalanya, dengan cepat ia mengenakan jasnya yang sudah dilepas tadi.

"Cafe Lisa jauh gk?"

"Lumayan"

El pun mengangguk kan kepalanya.

Mereka berdua pun masuk kedalam lift, selama didalam lift Lisa selalu senyum-senyum sendiri.

Ia senang karena sebentar lagi El akan menjadi milik dia seutuhnya.

"El bukain dong pintu mobilnya buat aku, kan tangan aku lagi kesusahan bawa tote bag" alibi Lisa yang sebenarnya tangan sebelah kirinya tidak sedang membawa apa-apa.

El pun langsung mengangguk kan kepalanya, dengan cepat ia membukakan pintu untuk Lisa.

"Jalannya kemana Lisa?" tanya El yang sudah berada didalam mobil.

"Lurus aja dulu El"

Tanpa sepengetahuan El dan Lisa dari kejauhan sudah ada 2 mobil yang mengikuti mereka.

"Cewek itu memang licik, dia bisa memiliki pikiran sejahat ini untuk menjebak Den El, tapi otak dia tidak ada" ejek bos mereka.

"Iya saya setuju bos, ide nya doang bagus tapi masa dia tidak menyuruh orang untuk selalu membuntuti nya"

"Hentahlah saya juga bingung mengapa sedari tadi tidak ada seseorang yang mengawal nya tapi kita tetap harus hati-hati jebakan selalu ada dimana-mana"

Para pengawal tersebut pun mengangguk kan kepalanya.

Tak lama mobil yang El dan Lisa tumpangi pun sudah sampai didepan sebuah cafe dengan nuansa yang sangat mewah.

"Ini cafe Lisa?"

"Iya, bagus gak El?"

"Bagus banget Lisa!"

"Yaudah ayo kita masuk" ajak Lisa.

El dan Lisa pun langsung masuk kedalam cafe.

Tak lama mobil para mata-mata Rizal pun sudah berhenti tidak jauh dari cafe ini.

"Bos lihat tuh disekitaran cafe udah dijagain" tunjuk sang anak buah.

"Wah berarti rencananya bakalan ia lakukan disini"

Orang-orang yang berada didalam mobil tersebut pun mengangguk kan kepalanya setuju.

"Halo mobil dua" telpon sang bos.

"Iya bos, ini bagaimana ternyata cafe dijagain?"

"Si Tika kan tadi pakaian nya kaya orang kantoran tuh, suruh dia turun dari mobil terus beli batagor yang gak jauh dari cafe itu sama kasihin dia camera kecil. Nanti dia makan batagornya dibawah pohon-pohon deket cafe disana terus arahin kamera kedalam cafe" usul sang bos.

"Siap bos!"

"Kita semua biar gak ketahuan sedikit menjauh dari lokasi cafe dan kamu siapin alat penyadap suara yang udah kehubung sama kamera nanti langsung kalian rekam di handphone"

"Baik tuan" ujar mereka semua berbarengan.

Sedangkan El yang sudah duduk didalam cafe pun langsung merasa sedikit heran mengapa cafe semewah ini tidak ada pengunjung nya.

"Lisa kok disini gak ada pembeli nya?"

"Soalnya cafe hari ini Lisa suruh tutup buat acara makan kita berdua El" senyum Lisa.

"Kok ditutup?"

"Biar kita ngobrol - ngobrol nya lebih enak aja"

El pun mengangguk kan kepalanya percaya.

MY PETER PAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang