TUJUH DUA

1.8K 127 0
                                    

Rizal yang melihat sang istri sudah terlelap tidur pun langsung mengganti baju tidurnya dengan baju yang lebih rapih.

Sebisa mungkin dirinya tidak menimbulkan suara.

"ayah pergi keluar sebentar ya bun" gumamnya pelan.

Ceklek

Dengan cepat Rizal berjalan menuju mobilnya yang terparkir di garasi rumah.

Sebelum menjalankan mobilnya dirinya sempatkan untuk menelpon tangan kanannya terlebih dulu.

"saya sudah mau berangkat, kalian dimana?"

"kami semua sudah berkumpul di markas tuan"

"bagus. 10 menit saya sudah disana"

Tuttt

Rizal pun langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

"wauu udah lama gue kaga kebut-kebutan, Ginny kalau tahu pasti ngomel" kekeh Rizal membayangkan ekspresi sang istri jika tahu dirinya ngebut dalam berkendara.

Cittttt

"Selamat malam tuan" sapa orang yang berjaga didepan pintu markasnya.

Dirinya hanya membalas dengan anggukan kepalanya.

Rizal yang sudah tidak sabar melihat semua barang bukti yang mata-matanya dapatkan pun langsung berjalan dengan cepat.

"tuan" sapa mereka semua berbarengan.

"tunjukkan semua buktinya" ujar Rizal sambil duduk di kursi.

"baik tuan"

Satu persatu video, rekaman suara, sampai foto yang sudah berhasil didapatkan langsung mereka tunjukkan ke Rizal.

"benar-benar wanita licik" geram Rizal.

"bagaimana tuan jika wanita itu kita penjarakan? Pasti seru" usul salah satu dari mereka.

"jangan" cegah Rizal.

Mereka semua yang mendengar itu langsung terkejut, mengapa Rizal malah mencegatnya.

"saya mau beri sedikit pelajaran dulu kepada anak saya, apakah dia bisa menyelesaikan sendiri permasalahan nya atau tidak"

"jadi untuk kalian semua jangan ada yang membantu El sedikit pun, biarkan El dan orang suruhannya sendiri yang menyelesaikannya"

"baik tuan" jawab mereka semua dengan serentak.

"pekerjaan ini sudah selesai, saya berterima kasih kepada kalian semua yang sudah membantu saya. Kalau begitu saya pulang dulu" pamitnya.

~ ~ ~

Tok... Tok... Tok

"neng sarapan dulu yuk" panggil Surti dari luar.

Hening

"neng Karisha" panggil Surti lagi dengan suara yang lebih keras.

Karisha yang ketiduran di atas karpet pun langsung terbangun "aduh pegel - pegel banget"

"neng Karisha?" panggil Surti yang ketiga kali.

"ehh iya bi aku udah bangun kok, nanti aku nyusul ke sana" jawabnya.

"oke neng"

Dengan cepat Karisha beranjak dari tidurnya.

"pagi yah, bun" sapa Karisha ketika sudah didepan meja makan.

Rizal dan Ginny yang melihat mata sembab Karisha langsung dibuat terkejut.

"maafin El ya sayang" ujar Ginny dengan sedih.

MY PETER PAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang