DUA LIMA

2.7K 195 2
                                    

"Sayang kamu sekarang istirahat ya biar nanti malem pas pengajian kamu gk sakit"

Karisha pun mengangguk kan kepalanya, dirinya pun langsung menuju kamar sang mamanya.

El yang ingin mengikuti langkah Karisha langsung dicegah oleh sang bunda.

"Jangan ganggu Karisha dulu El, dia lagi sedih"

"Tapi El mau temenin Karisha" cemberut El.

"Udah gk usah bandel disini aja"

Ginny pun langsung menuju ruang tamu nemenin sang suami.

Saudara Karisha memang tempat tinggalnya jauh semua, kemungkinan mereka akan tiba dirumah nanti sore.

El yang melihat kepergian sang bunda pun mulai mengendap-endap kan kakinya menyusul Karisha.

"Kar" panggil El pelan.

Dirinya menemukan Karisha yang sedang memeluk baju-baju sang mama.

El tak berani mengganggu, dirinya hanya memperhatikan setiap gerak geriknya.

"Ma--maafin Karisha yang masih tangisin mama" isaknya.

Kini tangannya pun mulai menurunkan satu persatu baju sang mama, tiba-tiba dirinya menemukan amplop putih.

'Nak ketika kamu menemukan amplop ini mungkin mama sudah tidak ada disisimu, tapi mama akan tetap ada dihati mu. Ini ada sedikit tabungan buat pegangan hidup kamu. Jaga kesehatan mu ya'

Seperti itulah tulisan yang berada diamplop putih tersebut.

"Hiks bodoh ke--kenapa waktu itu gk gue bongkar aja lemarinya terus gue langsung pake uangnya buat operasi mama. Jadikan mama gk sampe ngerasain koma" histeris nya.

El merasa sesak didadanya, dirinya tak kuat melihat kondisi Karisha yang terus-terusan menyalahkan dirinya.

Karisha terkejut ketika merasa ada lengan yang melingkar diperutnya.

"Hiks Karisha jangan nangis El ikutan sedih" isak El.

Karisha pun membalikkan tubuhnya dan langsung memeluk El dirinya menumpahkan semua air matanya.

El pun membalas pelukan Karisha dan ikutan menangis.

"Ka--karisha jangan nangis, El jadi ikutan nangis" ujarnya dengan sesegukan.

"Aww" Ringis Karisha.

Tiba-tiba dirinya merasa sakit disudut bibirnya.

"KARISHA BERDARAH" histeris El.

~~~

"Kan sudah saya bilang tidak boleh terkena air terlebih dahulu karena jahitan nya belum kering dan jika terkena air bisa terbuka lagi" jelas sang dokter.

"Maaf dok" ujar Karisha.

"Yasudah saya pamit keluar dulu"

Darah tadi yang keluar dari sobekan disudut bibirnya, bisa-bisanya dirinya lupa jika masih ada jahitan yang belum kering.

"Gimana keadaan kamu? Apa tadi kamu dijahit lagi?" tanya Ginny khawatir.

"Enggak bun cuman diperbaiki lagi jahitan nya biar gk terbuka lagi"

Ginny tiba-tiba mengedipkan matanya ke Rizal, Rizal yang paham dengan kode sang istri pun langsung mengajak El keluar.

"El keluar yuk temenin ayah cari makanan"

"Tapi El---"

Rizal pun langsung menarik pergelangan tangan sang anak, dirinya tahu jika Ginny ingin berbicara berdua dengan Karisha.

"Nak sudah ya kamu harus ikhlas, kalau kamu terus-terusan nangis yang ada nanti mama kamu disana gk tenang"

"Karisha tadi temuin uang ini bun" ujar Karisha sambil menyerahkan amplop putih itu.

Ginny pun langsung membaca tulisan yang ada disana.

"Ini semua sudah takdir, mau kamu menghindar kaya gimana juga bakalan tetap terjadi. Sekarang kamu gk perlu khawatir ada bunda, ayah, El yang siap jagain kamu" senyum Ginny dengan tulus.

"Kamu sudah kami anggap seperti anak sendiri, kamu bukan lagi pengasuh atau teman mainnya El. Sekarang kalian saudara"

Karisha pun langsung memeluk tubuh Ginny dengan erat. Dirinya benar-benar menyayangi keluarga ini.

~~~

Kini acara pengajian pun dimulai, hanya didatengi oleh tetangga yang rumahnya berdekatan, beberapa teman-teman kuliahnya, Leola serta keluarganya yang turut datang.

Leola langsung memeluk tubuh Karisha, dirinya ikut menitikan air matanya.

"Yang sabar ya gue tahu lo orang yang kuat" bisiknya.

"Makasi La udah mau dateng"

"Ibu turut berduka cita ya nak" ujar ibunya Leola sambil memeluk tubuhnya.

"Makasih bu udah mau dateng"

Dirinya pun tak lupa ikut menyalimi tangan ayahnya Leola.

Alhamdulillah acaranya pun selesai, para tamu hadirin pun sudah pulang kerumah masing-masing.

"Sudah kamu ikut tidur di rumah bu Ginny saja, jika disini kamu yang ada ikut tidur diruang tamu" ujar sang budeh.

"Iya nak tidur bareng kami saja ya" ajak Ginny.

"Tapi---"

"Sudah sana, budeh percaya mereka orang yang baik" senyum budeh.

Karisha pun mengangguk kan kepalanya. Dan yang ada jika malam ini Karisha tidur disini dirinya akan terus-terusan menangis.

"Karisha pamit ya budeh besok siang Karisha kesini" senyum paksa Karisha.

"Sudah kamu tenang saja, urusan pengajian biar kami yang urus" senyum budeh.

Dirinya pun melambaikan tangannya dan masuk kedalam mobil keluarganya El.

Sedangkan dilain tempat

"Kerja lo bener bener bagus gue puas dengan hasilnya"

"Siapa dulu dong bu bos. Jangan lupa sama bayaran nya"

"Tenang malam ini juga gue transfer uangnya"

"Siap kalau ada kerjaan lagi langsung hubungi gue aja"

"Beres"

Tuttt

"Emang pinter banget gue. Baru mulai permainan aja udah bikin dia menderita HAHAHAH" ujarnya sambil tertawa senang.















Bersambung....

Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejaknya. Terimakasih 💗

MY PETER PAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang