SEPULUH

5.2K 438 11
                                    

"Karisha maaf atas kejadian tadi, itu tadi barusan anak bunda satu-satunya namanya El. Sikap dia memang seperti anak kecil"

"dari banyaknya cewek kenapa malah gue yang selalu berurusan sama tuh cowo!"

"Tadi El bisa tahu namamu, kalian sudah saling mengenal ya?" tanya Ginny penasaran.

"Pe--pernah gk sengaja ketemu bund"

"Karisha!" panggil El girang.

Kini penampilannya sudah mengenakan setelan jas kantor yang membuat ketampanan nya berkali-kali lipat.

"El sudah mengenal Karisha?" kini sang ayah lah yang bertanya.

Pasalnya setahu mereka sang anak sama sekali susah untuk didekati, bahkan El sangat anti dengan perempuan selain bunda dan bi Surti.

"Karisha pernah bantuin El potong steak, usir jambret---"

"Bunda juga kemarin di tolongin sama Karisha" ujar Ginny menyela ucapan sang anak.

"Ternyata dia anak yang baik" batin Rizal senang.

"Saya mewakili istri dan anak saya benar-benar mengucapkan banyak terimakasih kepadamu nak karena sudah membantu mereka" senyum Rizal tulus.

"Bunda juga mau bilang makasih banyak sudah mau menolong putra bunda. Bunda jadi makin sayang sama kamu" Ginny pun langsung mendekap hangat tubuh Karisha.

Karisha tanpa segan pun membalas pelukan Ginny "sama-sama bun, tapi Karisha mohon jangan seperti ini. Karisha merasa tidak enak jadinya terhadap ayah dan bunda"

"Kamu tidak perlu segan terhadap kami, anggap kami keluargamu sendiri"

"Bu masakannya sudah siap" ujar Bu Surti tiba-tiba.

"Ouh iya bi ayo kita makan bareng. Bi panggil Pak Ujang sekalian kita makan bersama" perintah Rizal.

Memang Ginny dan Rizal tidak pernah membeda-bedakan meja makannya dengan orang yang bekerja di rumahnya.

Bagi mereka bi Surti dan pak Ujang sudah seperti keluarga mereka sendiri, hal tersebut lah yang membuat Ujang dan Surti sangat senang bisa bekerja disini.

"Wahh ada neng yang kemarin lagi ya" kaget Ujang ketika bertemu kembali dengan Karisha.

"Iya mang sekarang Karisha juga kerja disini" senyum nya.

"El mau makan di suapin sama Karisha" ujar El tiba-tiba.

Karisha yang mendengar ucapan El barusan sontak langsung membulatkan matanya tidak percaya. Dan hal tersebut sukses membuat suasana di meja makan seketika langsung hening.

"El yang benar? Biasanya cuman mau di suapin sama Bunda" goda Ginny.

"Enggak El hari ini maunya sama Karisha!" ujar El tanpa bantahan.

"Katanya gk mau pake pengasuh, bilang 'bunda udah gk sayang sama El' eh tapi sekarang malah kayanya senang banget" lanjut Ginny sembari mempraktek kan suara El kemarin.

"Aaaa"

Tanpa mengindahkan godaan bunda dirinya tetap membuka mulutnya untuk segera diisi oleh nasi.

"Jika kamu merasa masih tak nyaman pergilah ke taman belakang" ujar Rizal.

Dirinya tahu jika Karisha sebenarnya malu jika harus menyuapi El disini. Terlihat dari gerak gerik dan wajahnya yang sudah memerah padam.

"Ehh---"

"Suapin El di taman belakang" ulang Rizal.

Karisha pun langsung mengangguk kan kepalanya, dia merasa lega akhirnya tidak akan menjadi bahan godaan bunda Ginny.

"Ayo El kebelakang" ajak nya.

Oke baik sekarang ini adalah pekerjaan nya, jadi dirinya harus bisa menjadi teman baik bagi El.

"Ayo!"

Karisha benar-benar merasa nyaman dengan taman ini, banyak bunga yang bermekaran membuat dirinya betah berlama-lama disini.

Tiba-tiba terlintas di benaknya pemikiran seperti apakah nanti calon istri yang akan bersama si bayi besar ini.

"Karisha maem" ujar El yang sudah duduk di ayunan dengan tangan yang mulai sibuk membuka tablet yang dia bawa tadi.

"Eh iya"

Karisha pun mulai menyuapin El, sesekali El dengan memaksa menyuruh dirinya untuk ikut makan.

Sekarang Karisha tahu selain sifat manjanya El juga memiliki sifat yang tidak suka dibantah oleh siapapun.

"Udah selesai" senyum Karisha merasa senang ketika nasi yang berada di piring sudah kosong.

"Sekarang lo berangkat kerja ya nanti telat"

"Kalau sama El gk boleh ngomong pake kata 'gue-lo', tapi harus sebut nama" ujar El tanpa bantahan.

Karisha yang mendengar pun langsung memelotot kan matanya, mana kebiasaan dia berbicara seperti itu.

"Kalau Karisha ngelanggar nanti El hukum"

"Emang apa hukuman nya? Gk takut wlee" ujar Karisha sambil memeletkan lidahnya.

"Hukuman nya Karisha temenin El bobo"

"HAH?!"





















😳😳😳 = Ekspresi Karisha pas El kasih tahu hukumannya apa.

Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejaknya. Terimakasih 💗

MY PETER PAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang