EMPAT LIMA

2.1K 162 0
                                    

"Permisi, saya izin periksa keadaanmu sebentar ya" ujar dokter yang menangani dirinya.

"Silahkan dok" ujar Ginny yang langsung sedikit menjauh dari tempat tidur Karisha.

"Apakah luka jahitan nya masih terasa sakit? " tanya sang dokter ketika mulai memeriksa keadaan nya.

"Gk begitu dok, cuman kadang suka nyut-nyutan"

Dokter tersebut pun mengangguk kan kepalanya "besok kamu sudah boleh pulang, tapi ingat jahitannya jangan terkena air dulu dan jangan melakukan aktivitas yang bisa mengakibatkan jahitan nya terbuka karena ini belum terlalu rapat"

Ginny dan El yang mendengar penuturan dari sang dokter pun langsung merasa lega.

"dan setiap seminggu sekali harus sering dikontrol ke rumah sakit. Kalau gitu saya keluar dulu"

"Makasih dok"

"Alhamdulillah ya sayang " senang Ginny.

Karisha pun mengangguk kan kepalanya ikut senang.

"Makasih El" senyum Karisha tulus ke El, jika cowok itu tidak bergerak dengan cepat pasti saat ini keadaan nya akan jauh lebih parah.

"Sama-sama Karisha" jawab El membalas senyuman Karisha.

Ting

Rizal🐺~
Aku udah sampe di kantin rumah sakit, kamu nyusul kesini ya temenin aku makan.

Ginny yang mendapatkan notifikasi dari sang suami pun langsung mengambil dompetnya.

"Bunda mau ke kantin dulu ya, ayah udah disana ternyata. El sama Karisha mau nitip apa?"

"El mau makan aja bunda, laper" ujarnya sambil memegang perutnya.

Ginny pun mengangguk kan kepalanya "kalau kamu nak?"

"Ahh Karisha mah gk usah bun" cengirnya.

"Yaudah bunda jalan dulu, kamu jangan sampe gk makan ya nak biar badannya gk semakin lemes" ujar Ginny sambil mengelus kepala Karisha dengan penuh sayang.

"Siap bunda!"

Kini di ruangan tersebut tinggal tersisa dirinya dan El saja.

"El tadi keren" puji nya tulus. Ia tak pernah menyangka jika El bisa bersikap seperti di film film action.

"El kan emang keren Karisha" ujarnya  sombong sambil menempelkan kedua tangannya di pinggang.

"Nyesel muji" cemberut nya.

~~~

"Yah" panggil Ginny yang sudah duduk disebelah sang suami.

"Gimana bun keadaannya Karisha?"

"Alhamdulillah kata dokter besok udah boleh pulang, tapi tetep dirumah harus banyak istirahat"

Rizal pun mengangguk kan kepalanya. "orang itu udah ditangkap bun, tadi pihak polisi sudah menghubungi orang tua nya untuk malam ini datang kekantor polisi tapi ternyata mereka lagi sedang diluar kota, besok baru bisa katanya"

"Apa besok kita sekalian ajak Karisha buat kesana aja yah? Biar masalah nya cepat selesai. Tadi juga Karisha udah nanyain"

Rizal pun mengangguk kan kepalanya setuju "ayah setuju lebih cepat lebih baik"

"kalau keadaan Shesil?"

"Dia masih koma yah"

"Permisi bu, pak ini pesanan nya" ujar seorang pelayan sambil memberikan makanan mereka.

"Makasih mbak"

Mereka berdua pun langsung menyantap makanan mereka dengan hikmat.

Setelah selesai mereka memutuskan untuk kembali keruang rawat Karisha.

"Nak" panggil Rizal yang baru masuk kedalam ruang inap Karisha.

"Iya yah?"

"Besok kamu kan sudah di perbolehkan pulang. Hmm... apakah kamu mau menyelesaikan permasalahan kamu dengan mereka? Atau mau istirahat terlebih dahulu?" tanya Rizal.

Bagaimana pun kini kesehatan Karisha lah yang paling utama.

"Karisha mau menyelesaikan permasalahan dulu yah" ujarnya dengan sangat yakin.

Rizal pun mengangguk kan kepalanya "besok ayah dan bunda akan bawa kamu kesana"

"Makasih banyak yah, bun, dan El kalian sudah banyak membantu Karisha" ujarnya sambil tersenyum.

"Sama-sama sayang" ujar Ginny sambil memeluk tubuh Karisha dengan penuh kasih sayang.

"El juga mau peluk Karisha" ujar El dengan wajah polosnya.

Rizal yang mendengar perkataan sang anak pun langsung menjewer telinga nya. "Main peluk anak orang, kalau mau ya halal in dulu"

"Tahu tuh! kamu tuh sebenernya lebih suka sama Karisha atau cewe ular itu sih?" tanya Ginny dengan sedikit kesal.

Sedangkan El hanya bisa diam sambil mengusap kupingnya yang baru saja di jewer oleh sang ayah.

MY PETER PAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang