37. Zayara's Issue?

Comenzar desde el principio
                                    

"Tik, tik, tik, bunyi hujan..." Kiana melantun pelan sambil mengatur-ngatur rambut Sagara. Kini tangan Kiana bertransformasi memeluk sahabatnya sejak umur 3 tahun itu dari samping ia berbaring. "Di atas genting... airnya turun, tidak terkiraaaah."

Kiana menguap, sanking ngantuknya, Kiana lalu langsung jatuh tertidur. Ia masih memeluk perut Sagara, dan akan tetap seperti itu hingga tangannya lelah.





яєωяιтє му нєαят







Sagara ternyata sementara tidak ada di dunia nyata, bukan sepuluh jam lamanya. Kiana awalnya berpikir seperti itu, namun ia sekali lagi mengaku sangat bego. Rentan waktu manusia pingsan itu beberapa menit saja, kalau kata Google yang Kiana baca.

Tentang Kiana, pertama cewek itu pikir kalau dia tidak pingsan seperti Sagara. Padahal semalam Kiana kehilangan kesadaran juga, tapi cuma empat menit.

Tentang Sagara, kalau kata mama Kiana, setelah sadar Sagara langsung tertidur lagi sampai detik yang baru saja lalu, sebab saat ini Kiana melihat mata Sagara yang terbuka agak lama karna masih menyesuaikan intensitas cahaya.

Ini jam 09.00 pagi, sedangkan Kiana sudah bangun dari jam tujuh. Aktivitas Kiana dua jam lalu adalah pertama golek-golek badan dulu dua puluh menit, lalu cewek itu mematikan kerja pendingin ruangan dan membuka jendela agar udara berganti. Kiana setelah itu turun ke bawah untuk makan bersama mama papanya, dan saat jam 8 cewek itu duduk di meja kamar hanya untuk melihat Sagara yang tidur.

Dia benar-benar duduk di kursi tanpa ponsel atau televisi, bahkan tanpa mengunyah sesuatu.

Untung saja tadi tubuh Kiana tidak dimasuki setan--walau Kiana memang belum pernah kerasukan-- mungkin karna cewek itu sering baca kitab di sana.

Kiana berlari ke arah Sagara yang menatapnya lamat-lamat dari atas tempat tidur.

"Kamu tahu nama kamu siapa???"

"Kamu tahu kamu tinggal di mana dan orang tuamu siapa??"

"Kamu masih ingat makan siangmu tanggal 21, minggu lalu????"

"Kamu ingat semalam kamu kenapa??"

"Kamu ingat kata sandi apartmentmu??"

Wajah Kiana serius, membuat Sagara yang masih dalam keadaan sadar tidak sadar berpikir bahwa pertanyaan-pertanyaan itu wajib ia jawab.

"Nama Sagara Aiden."

"Tinggal di residence senopati apartment, orang tua saya tidak di Indonesia. Mereka menetap di Australia."

"Makan siang minggu lalu tanggal 21 itu nasi sama kerupuk merah."

"Sama kerupuk merah??!" Kiana menyela.

Sagara menjawab benar-benar dari hati, "Benar, karna saya belum pernah makan kerupuk merah. Kata teman itu enak, tapi ternyata tidak. Saya tidak mau lagi makan kerupuk merah."

Kiana mengangguk paham, dia dari tadi duduk di tepi bantal Sagara. Sedangkan tubuh Sagara masih dalam posisi berbaring sambil melihat wajah Kiana dari bawah.

"Semalam... semalam-- semalam...." Sagara bingung. "Gak tau saya."

"Satu, satu, sat-- eh no, ******" Sagara menyebut kata sandi apartemennya.

"Baik, sekarang saya siapa?" tanya Kiana.

"Namanya Kiana Sharetta Hauri, lahir di Jakarta tanggal dua belas, zodiac sign libra, sebelas ips 2, suka es dawet yang ga banyak esnya, waktu SMP pernah war sama angsa, punya empat kucing yang katanya mau nambah. Pagi suka upin-ipin, siang suka Korea yang 23 orang mirip itu, sore nonton iihh serem, malam streaming western. Suka Balaram di kartun Krisna, suka Fang waktu handle naga bayang, dan selalu bilang mau mata Sagara."

Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora