#25. Nafas Buatan..

Start from the beginning
                                    

"Apa keadaanmu sudah membaik?" tanya Anming.

"Sudah lebih baik sekarang" ujar Li heeng tersenyum.

"Emm.. ada yang ingin kutanyakan padamu" ujar Anming berubah serius.

"Ada apa Anming?" ujar Li heeng.

"Kenapa kau menyimpan botol keramik berisikan satu roh asap hitam?" ujar Anming membuat Li heeng teringat dengan itu, lalu kembali masuk ke kamarnya dan mencari botolnya tersebut namun, botol itu tidak ada. Anming ikut masuk ke kediamannya dan melihat Li heeng sibuk mencari botol itu, kemudian Li heeng menoleh dan mendekat pada Anming.
.

"Kemana botol keramik itu?" tanya Li heeng dengan raut wajah marah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kemana botol keramik itu?" tanya Li heeng dengan raut wajah marah.

"Aku sudah membuangnya, tentu saja aku tidak akan membiarkanmu menyimpan roh itu, apa maksud dari tindakanmu ini Li heeng?!" tegas Anming.

"Diam!! susah payah aku menangkap satu roh itu untuk kupelajari seberapa kuat aliran yang ada pada roh itu, kenapa kau malah membuangnya!!" bentak Li heeng.

"Li heeng, satu roh jahat bisa menghisap 2 nyawa sekaligus, kau sedang bermain dengan kematian? ha?!" ujar Anming.

"Kau tidak mengerti apa maksudku, jadi jangan ikut campur!!" ujar Li heeng lalu pergi namun, Anming menggenggam tanganya.

"Kau marah? aku melakukan itu karena aku takut kau terluka!" ujar Anming.

"Jika kau tidak ada kepercayaan sedikitpun padaku, untuk apa kau peduli padaku" ujar Li heeng menghempas tangan Anming lalu pergi dari situ. Anming berusaha mengontrol emosinya dan tak bisa mengerti apa maksud dari pemikiran Li heeng tersebut.

Di istana, Xue luan datang menemui Jinxu cang dengan raut wajah yang penuh kemarahan. Ia membanting salah satu hiasan di tempat itu dan Jinxu cang terkejut bingung menatapnya.

"Apa yang kau lakukan Xue luan!" ucap Jinxu cang dan Xue luan mendekat ke hadapannya dengan tatapan sinisnya.

"Berhenti mencoba melukai gadis itu!!" bentak Xue luan.

"Apa maksudmu? aku tidak mengerti" ujar Jinxu cang.

"Cih! kau pikir aku tidak tau jika kau menyuruh Changyi untuk membunuh gadis itu lagi" ujar Xue luan.

"Hey? ada apa denganmu adikku? kau datang ke sini dan marah padaku hanya karena gadis itu?" ujar Jinxu cang.

"Bukankah aku sudah pernah bilang, jika dia gadis yang aku sukai sejak 20 tahun yang lalu, apa kau lupa! aku pernah ceritakan padamu jika dia pernah menolongku! jadi jangan lancang kau mencoba melukainya" ujar Xue luan.

"Apa yang sudah gadis itu berikan padamu, pemikat? sampai-sampai kau rela menyamar untuk menolongnya, ingatlah jika dia salah satu bagian murid Fungyao!" celetuk Jinxu cang.

"Aku tidak peduli meski dia murid dari Fungyao! awalnya aku tidak sadar jika yang menyerangku adalah Changyi, lalu akhirnya aku mengenalinya" ujar Xue luan. Mengapa Xue luan bisa mengenali Changyi dengan mudah? Itu karena saat dirinya jatuh ke dalam danau itu, ia melihat Changyi melepas topengnya dan pergi dari danau itu. Mungkin Changyi mengira jika tubuh Xue luan telah tenggelam sangat dalam. Padahal Xue luan berada tak jauh dari permukaan.

Lotus PerakWhere stories live. Discover now