π‚π«πšπ³π² π‹π¨π―πž 𝐰𝐒𝐭𝐑...

Χ Χ›ΧͺΧ‘ גל Χ™Χ“Χ™ jichu_127

7.5M 468K 25.6K

β˜… 𝘼 π˜Ύπ™€π™Š π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β˜… "Now, you are mine. Aku tidak menerima penolakan." "Yes, Boss, I'm yours." Steve... Χ’Χ•Χ“

00. Prologue
01. Let's Fun, Girl! [03/01/21]
02. Meet Again [03/01/21]
03. Come to Me! [03/10/21]
04. Be My Girlfriend [03/01/21]
05. I am Falling to You [03/01/21]
06. My Addict [03/01/21]
07. Roxanne Smith [03/01/21]
08. I am Sorry [03/01/21]
09. It's Not Fine [03/01/21]
10. Johnathan [03/01/21]
11. Date [03/01/21]
12. Lalice Benedict [03/01/21]
13. Ex-Friend [03/01/21]
14. My Rules [03/01/21]
15. Who's Anna? [03/01/21]
16. Monster [03/01/21]
17. Killers [03/01/21]
18. Double Date [03/01/21]
19. Broken Heart [03/01/21]
20. The Guy who Broke Me [03/01/21]
21. Onto You
22. Sexual Vibe
23. Crazy Couple
24. Different Person
25. Too Awesome to Have a Girlfriend
26. Everyday is Valentine Day
27. It's Okay If You're Not Okay
Meet Our
28. Having an Affair
29. He Broke Me First
30. But in The End ...
31. I Needed to Lose You First
32. To Get You Back
33. Kiss Me Hard Before You Go
34. Our Future Baby
35. Let It Burn
36. We Can Talk Anymore
37. Baby, I am Right Here
38. Into The Darkside
39. Fall For Him Too? No!
40. Let's Make Love Tonight
41. I Wanna Touch and Feel You Too
42. Rude Boss
43. You Look So Damn Pretty
45. I'm Steven
46. Ice Cream Kiss
47. Will You Marry Me?
48. Make You Mine
49. Touch Me Like You Do
50. Driving Me Slowly
51. Crazy Possessive Boss
52. The Boss Punished Me
53. I Hate Betrayal
54. Have You Kissed Before?
55. Wedding Proposal
56. Are We Married Yet?
57. F*** Me From Dusk Till Dawn
58. He's a Big Liar
59. Don't You Know That You're Toxic?
60. Cause You're The Reason Why
61. I'm a Mess
62. I Hate You I Love You
63. Gangsta's Paradise
64. This December Will End
65. I Don't Want This Bad Ending
66. Epilogue
67. Take Me to the Edge of Paradise [EXTRA]
68. Step One: Don't be Possessive [EXTRA]
69. Step Two: Don't be Pervert [EXTRA]
70. Step Three: Don't be Annoying [EXTRA]
71. Crazy Love with Crazy BΜΆoΜΆsΜΆs Husband
Two Billionaires Want Me
TBWM PUBLISH!

44. Night Walks in Osaka

68.9K 5.1K 299
Χ Χ›ΧͺΧ‘ גל Χ™Χ“Χ™ jichu_127

"Kau akan mengajakku ke mana?" Calista berucap dengan nada kesal, tidak bersemangat sama sekali. Ia belum sepenuhnya sembuh, bahkan kepalanya masih terasa pusing, tapi pria itu malah mengajaknya jalan kaki menuju tempat ramai seperti ini.

"Kau belum pernah mencoba makanan Jepang, kan?"

"Ya, lalu?" balas Calista malas-malasan.

"Di sini adalah tempat yang paling cocok untuk meledakkan ususmu yang tidak pernah kenyang itu."

"Aku anggap itu pujian."

Steven membelokkan langkahnya menuju salah satu kedai. Di belakang, Calista terpaksa mengikuti.

"Konbanwa," sapa penjaga kedai.

"Korehanandesuka?" tanya Steven sambil menunjuk sesuatu di dalam etalase kaca.

"Kore wa, hachimitsu purindesu."

Penjaga kedai mengambilkan dua tabung kaca berisi puding madu dan menyerahkannya kepada mereka berdua.

Setelah membayar, Steven mengucapkan terima kasih, "Arigatou."

"Domo arigatogozaimashita," balas penjaga kedai.

Lalu keduanya kembali berjalan.

Mereka berkeliling, mampir ke semua kedai yang terlihat menjual makanan yang enak. Awalnya Calista memang tidak bersemangat, namun mulut serta perutnya tidak bisa berbohong. Apalagi setelah mencoba berbagai street food di Dotonbori yang menurutnya benar-benar enak. Calista berubah antusias dan memakan apa pun yang Steven belikan.

"Perutku hampir meledak," celetuk Calista setelah puas memakan banyak makanan dan kini kekenyangan. Sebelah tangannya mengelus-elus perutnya yang terbalut jaket tebal. Rasanya ia ingin berbaring di kasur sekarang.

"Kau masih sanggup berjalan?"

"Mau ke mana lagi?"

"Tempat terakhir."

"Aku lelah, ingin segera kembali ke New York, ingin tidur."

"Masih belum terlalu malam."

"Ya Tuhan, iya, terserah apa katamu."

"Lagipula saat tiba di New York kemungkinan sudah bukan malam lagi."

"Lalu?"

"Kita bermalam di sini."

"Iya-iya, terserah." Calista mempercepat langkahnya dengan perasaan dongkol. "Sekarang kita ke mana?" tanyanya sambil menghadap ke belakang.

÷÷÷

Mereka kini berada di sungai Dotonbori, tepatnya di atas jembatan sehingga dapat melihat pemandangan sungai dan perahu motor di bawah sana. Papan-papan billboard berjejer dan menyala di bangunan-bangunan tinggi, meramaikan suasana serta mempercantik nuansa malam di wilayah Namba Osaka tersebut. Di atas sana, keduanya menikmati pemandangan kota yang menyala.

"Kau masih merasa tidak enak badan?"

"Pertanyaanmu telat sekali." Calista terkekeh kecil sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Katakan dengan jujur, apa kau sangat membenci diriku?"

Menoleh, Calista mengerutkan kening. "Apa maksud pertanyaanmu?"

"Jawab saja."

"Setelah aku mengatakan bahwa aku benar-benar sangat dan amat membencimu, apakah kau akan menceburkanku ke sungai?" ucap Calista sambil melirik ke bawah.

Sambil kembali menghadap depan, Steven menyahut, "Tidak."

"Iya, itu tadi jawabanku. Aku sangat membencimu," tekan Calista.

Steven menoleh pada Calista lagi, "Kau merindukan Steven yang dulu?"

"Tentu saja!" seru gadis itu.

"Sayangnya dia tidak akan kembali."

"Apa?"

"Jika aku katakan bahwa aku pun tidak bisa berganti lagi dengan pribadi Steven yang dulu, apa kau percaya?"

"Tidak, kau pasti berbohong."

"Oke."

"Please, katakan kalau Steven yang dulu akan kembali," tuntut Calista.

Steven hanya mengangkat kedua pundaknya.

"Aku …," Calista mengantungkan kalimatnya dan memejam. "… aku entah sanggup untuk hidup atau tidak saat Steven benar-benar tiada."

"Kau pikir aku siapa?"

Membuka mata, Calista menjawab, "Kau bukan Steven."

Steven mendengus mendengar perkataan Calista.

"Selama ini, apa kau tidak memerhatikan?" tanya Calista.

Alis Steven terangkat.

Gadis itu melanjutkan, "Aku tidak pernah memanggilmu dengan nama Steven, karena kau memang bukan Steven. Kau hanya pribadi tanpa nama yang saat ini mengambil alih raga Steven. Kau merampas tubuh Steven. Bahkan di saat seluruh dunia pun memanggilmu Steven, aku tidak akan pernah memanggilmu seperti itu juga."

"Terima kasih. Jawabanmu sudah cukup untuk membuatku paham."

"Paham apa?"

"Paham kalau kau sangat membenciku dan tidak akan jatuh cinta kepadaku sampai kapan pun, tidak seperti apa yang kuyakini dulu bahwa kau akan takluk kepadaku."

Calista tertawa hambar, "Kau pikir aku tipe wanita murahan yang dengan mudahnya takluk kepada pria sepertimu? Tidak. Cinta pertamaku adalah Steven, dan aku bersumpah tidak akan pindah ke lain hati—tidak denganmu sekali pun meski ragamu adalah raga Steven, sampai kapan pun."

"Ya, aku mengerti," gumam Steven. Dia menghirup napas dalam, lalu mengembuskannya.

"Ternyata sesakit ini rasanya ditolak sebelum menyatakan."

"Apa?" Serius, Calista tidak mendengar jelas ucapan Steven.

Tidak menjawab. Pria itu malah mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.

Sesuatu itu ternyata adalah sebuah kotak beludru hitam. Steven membukanya, lalu terlihat sebuah kalung berbandul berlian biru yang berkilauan.

Steven membuka kaitan kalung tersebut dan ia pasangkan pada leher Calista.

Mengetahui tindakan Steven yang tiba-tiba, Calista mematung. Ia menahan napas.

"Apa maksudnya?" tanyanya setelah Steven selesai memasangkan kalung berlian tersebut.

"Cantik. Cocok denganmu."

"Kutanya, apa maksudmu? Kau tidak berniat melamarku, kan?" tanyanya antara serius dan bercanda.

"Awalnya begitu."

"Apa?" Calista terkejut. "Serius ini tidak lucu," sambungnya sambil memegangi berlian tersebut.

"Memang tidak ada yang lucu."

"Ck," decak Calista.

"Aku menyukaimu. Tepatnya, aku jatuh cinta kepadamu," aku Steven pada akhirnya.

Pria itu kini berhasil mengalahkan gengsinya yang tinggi.

"Hahahahah." Calista tertawa keras, puas dengan apa yang baru saja dia dengar. Dia terus tertawa, lumayan lama, hingga ia pun memegangi perutnya yang keram karena tawanya terus meledak.

Steven di depannya hanya diam dengan raut wajah datar.

"Akhirnya kau mengakuinya juga ya, berengsek! Kau ini benar-benar definisi dari menjilat air liur sendiri. Ck ck, benar-benar memalukan."

"Kau pasti senang sekali."

"Ya, aku senang. Aku sangat puas!"

Sambil masih mengembangkan senyum penuh kemenangan, Calista menambahkan, "Aku sudah sangat mendambakan saat-saat dirimu mengatakan hal tersebut kepadaku. Dan akhirnya kau pun mengatakannya juga. Tidak disangka, ya? Kau yang pada awalnya mengataiku perempuan naif dan hanya menjadi beban Steven, kini malah jatuh kepada perempuan naif sepertiku ini." Calista menunjuk dirinya sendiri.

"Kau yang menang," sahut Steven rendah.

"Jelas!" tegas Calista. "Tuhan selalu mendengar doa hamba-Nya yang teraniaya. Tuhan tidak pernah diam saat melihat hamba-Nya menderita. Dan kemenangan akan menghampiri orang-orang yang bersabar."

"Benar."

"Iblis sepertimu mana paham tentang konsep usaha, doa serta kesabaran?"

"Ya, benar."

"Kau hanya tahu cara untuk menyiksa dan membunuh orang. Kau hanya tahu cara untuk membuatku menderita terkurung dalam tempat terkutuk itu bersama orang sepertimu yang sama terkutuknya."

Kedua mata Calista benar-benar memerah.

"Dan untuk perlakuanmu yang semakin kasar akhir-akhir ini, itu karena kau menolak untuk jatuh hati kepadaku, kan? Kau kesal dan marah karena aku berhasil membuatmu takluk, lalu kau melampiaskan kekesalan itu kepadaku. Benar, kan?"

"Iya, Calista. Kau benar. Apa yang kau katakan semuanya adalah benar."

"Lalu, apa yang kau inginkan dariku sekarang?"

Kali ini Steven bungkam.

"Membalas perasaanmu?" lanjut Calista.

"Fakta bahwa kau sangat membenciku sudah cukup untuk membuatku sadar kalau cintaku tidak akan terbalas."

"Bagus, kau sadar juga ternyata."

"Iya, tapi—"

"Tapi?"

"Aku berharap akan datang suatu keajaiban kecil yang akan menggoyahkan komitmenmu. Lalu kau akan menerima diriku menjadi Steven yang baru bagimu."

"Tidak akan!" lantang Calista. "Sampai malaikat maut menghampiriku pun aku tidak akan membalas perasaan pria yang sudah menyakitiku selama ini. Dan kau juga tidak akan pernah menjadi Steven-ku."

"Kuharap kalung itu cukup untuk menebus semua kesalahanku karena menyakitimu, Calista."

"Apa? Kalung?"

Kepala Calista menunduk. Sebelah tangannya memegangi berlian indah tersebut. "Kau menghargai penderitaanku selama ini hanya dengan kalung ini?"

Calista menarik kalung tersebut hingga terlepas dari lehernya. Lalu melemparnya ke bawah, ke dalam sungai.

"Kau membuangnya?" tanya Steven, merunduk untuk melihat pada sungai.

"Kenapa? Tidak terima? Oh, kalung berlian itu sangat berharga ya sampai-sampai kau menebus semua kesalahanmu menggunakan benda itu?"

Steven menutup mata sambil memegangi pagar jembatan. Dia sekuat tenaga menahan emosinya agar tidak meledak.

"Kau sangat menginginkan Steven yang dulu kembali, kan?"

"Ya. Dan aku ingin kau lenyap selamanya."

"Oke, akan kuturuti kalau itu maumu."

"Maksudmu …?"

Tidak menjawab. Steven kini melangkah untuk keluar dari jembatan. Membiarkan Calista mematung sambil bingung memikirkan ucapan terakhir pria itu.

-

huft. selesai juga part ini. semoga suka yaa

makasih yang udah nungguin ❤

Χ”ΧžΧ©Χš קריאה

You'll Also Like

16.6K 1.7K 93
Cerita yang lengkap hanya ada di Innovel atau Dreame. Cek akunku Valent C BELLA, adalah putri mafia yang mendambakan kehidupan layaknya gadis biasa...
987K 49.2K 54
Bagaimana perasaanmu jika kau tiba-tiba dicium oleh seorang lelaki tampan yang tidak kau kenal di tengah jalan? Marahkah? Kesalkah? Bahagiakah? Tahuk...
6.7M 88.8K 22
Lucas Geonandes (27). Seorang dosen disebuah fakultas ternama. Usianya yang masih muda disertai wajah tampan dan sikap ramah menjadikan ia incaran ga...
3.5M 27.5K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...