TAWS (1) - Anstia

Від Dasyalily

2M 296K 10.2K

The Another World Series (1) - Anstia Cerita berdiri sendiri. Dia terbangun dengan tangan mungil dan badan... Більше

Prolog
1. Putri Terbuang
2. Pangeran
3. Putri Bodoh
4. Raja Iblis
5. Semakin Dekat
6. Benci
7. Penyerangan
8. Titah Raja
9. Putri Ceroboh
10. Kepergian Raja
11. Pangeran Pembenci
12. Anastia
13. Benda Berkilau
14. Luka dan Luka
15. Pembuktian Pertama
16. Raja dan Amarah
17. Pandangan Pertama
18. Jalan
19. Pangeran Pertama
20. Putri yang Ditolak
21. Sepuluh Tahun
22. Putri Janesita
23. Orang Aneh
24. Terjebak
25. Patah
26. Kemah Putri
27. Teman Baru
28. Aku Berbeda
29. Hati yang Beku
30. Cinta Yang Kembali
31. Acara Menginap
32. Petak Umpet
34. Rambut Emas
35. Mermaid
36. Sihir
37. Dunia Baru
38. Pertemuan
39. Manis
40. Penjaga
41. Sihir
42. Bertemu Lagi
43. Kembali Bertemu
44. Perjanjian
45. Ikatan
46. Kembali
47. Satu Persatu
48. Petunjuk
49. Perpisahan dan Awal Baru
50. Keingintahuan
51. Perubahan
52. Kejujuran
53. Rahasia
54. Pengakuan
55. Permintaan
56. Mulai Berakhir
57. Semakin Parah
58. Semua Yang Nyata
59. Kertas
60. Terlepas
61. Mereka
62. Dunia Berbeda
63. Keputusan Berat
64. Mulai Berubah
65. Tanda Balik
66. Sudut Pandang
67. Beberapa Hal Yang Tersembunyi
68. Perlajanan
69. Kastil
70. Buku Jalan
71. Halaman Akhir
72. Kemenangan
73. Hubungan Yang Diperbaiki
74. Ketenangan Setelah Badai
75. Akhir Paling Indah
Epilog

33. Penghuni Baru

23.4K 3.5K 69
Від Dasyalily

Anstia baru selesai dengan segala pernak pernik di rambutnya saat pintu kamarnya di ketuk.

"Ayo jalan-jalan di taman!" Bianiana tersenyum lebar, dia agak kesepian sebenarnya. Dia sudah bangun sejak pagi dan langsung bersiap, dia baru saja ingin mengajak Putri Janesita tapi tampaknya dia kalah cepat dengan Putra Mahkota Ambertia yang sudah mengajak Putri itu untuk jalan-jalan pagi.

Yang berubah sejak tadi malam hanya Pangeran Hilberth yang tampak agak menempel pada Putri Janesita, selebihnya biasa saja. Oh, Bianiana kalah begitu juga Putri Janesita, Anstia dan Pangeran Sylvester menang karena berhasil mengenai mereka semua dengan warna.

Walau hukumannya hanya sekedar menari di halaman Istana Ruby tapi tetap saja memalukan.

"Ayo!"

Anstia berdiri, gadis itu melambai pada Ester sebelum berjalan keluar dari kamarnya di Istana Ruby.

"Ah, yang waktu itu kau ceritakan?"

Anstia mengangguk. "Yup, makanya Ayah setuju. Walau awalnya aku hanya ingin saja kita bermain bersama, tapi kalau bisa dua-duanya lebih baik, kan?  Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui."

Bianiana mengangguk. "Pangeran Hilberth dan Putri Janesita cocok."

"Iya, kan?" Anstia melipat kedua tangannya di depan dada. "Kakakku itu saja yang tidak peka." Anstia pernah menceritakan tentang hubungan Pangeran Hilberth dan Putri Janesita saat mereka kemah dulu, itu juga karena Bianiana yang penasaran, pasalnya kisah cinta bertepuk sebelah tangan sepuluh tahun Putri Janesita sangat terkenal. Hanya Anstia yang tidak tau sepertinya.

Anstia dan Bianiana berjalan menuju danau, kemilau air yang bertemu dengan cahaya matahari membuat danau itu tampak bagai berlian yang berkilau cerah.

"Haha, anda bisa saja Pangeran."

Baik Anstia maupun Bianiana berhenti, keduanya bersembunyi di balik pohon, Anstia mengintip. Ada dua orang yang tampak sedang duduk di pinggir danau.

"Pangeran Brandon?" Anstia mengangguk pelan saat mendengar suara Bianiana. "Kenapa kita sembunyi?"

Ini hanya perasaan Anstia saja atau, mata gadis yang sedang duduk di samping Pangeran Brandon mirip dengan mikik sang Raja?

"Kenapa kalian sembunyi-sembunyi?" Jalvier tiba-tiba muncul di depan Anstia yang sedang sembunyi di balik pohon.

"Aku kaget!" Anstia memukul bahu Pangeran Jalvier yang tertawa.

"Kalian kenapa sembunyi-sembunyi?" Pangeran Brandon yang mendengar kebisingan mendekat. "Kalian sedang apa?"

"Mereka sembunyi-sembunyi." Jalvier tersenyum menyebalkan. "Oh, kau belum bertemu dengan Kasilva, kan?"

"Kasilva?" Anstia melirik ke belakang, perempuan dengan rambut yang begitu mirip dengan milik Raja, serta mata yang sama, bahkan sekilas wajah itu sangat mirip dengan Raja, bagai versi perempuan. "Matanya..."

"Oh, sebenarnya dia dibawa oleh salah satu pengawal waktu itu, dia dibawa sejak kau kemah waktu itu." Jalvier menatap Anstia lalu Kasilva yang tersenyum. "Kalian sangat mirip tapi berbeda."

Apa di cerita yang ia buat jalan ceritanya seperti ini? Anstia menatap mata yang mirip dengannya itu. Tapi bisa saja jalan ceritanya berubah, buktinya dia sudah berumur lima belas tahun tapi dia masih hidup, atau... Entahlah, kepala Anstia terasa penuh.

"Kenapa tidak ada yang memberitahuku?"

"Kasilva baru sembuh dari luka-lukanya, karena itu kami belum memberitahu. Bahkan dia adalah rahasia negara, ah, Putri Bianiana anda bisa merahasiakan ini, kan?" Pangeran Jalvier melirik Putri Bianiana yang mengangguk.

Tangan Anstia mengepal kuat, jadi jalan ceritanya berubah. Sekarang, lawannya ada di depan matanya. Si alasan, kenapa dia akan mati nantinya. Dia kira cerita ini akan berakhir bahagia karena jalan cerita yang telah berubah, yang namanya takdir memang tidak bisa diubah.

"Ayo." Anstia berbalik, menarik tangan Putri Bianiana, mengabaikan teriakan kedua Kakaknya.

***

Lirikan Putri Janesita tanpak seperti bertanya apa yang terjadi, tapi balasan Putri Bianiana hanya gelengan.

Sejak kejadian di danau tadi, Anstia mendadak diam. Gadis itu hanya diam, bahkan seperti melamun.

"Putri,"

Anstia tersentak, gadis itu menoleh, menatap Putri Janesita dan Bianiana yang menatapnya khawatir. "Ya? Kenapa?"

"Kau melamun." Bianiana yang duduk di samping Anstia menatap Anstia yang menggaruk tengkuknya.

"Maaf, aku sedang tidak fokus." Anstia menunduk, menatap makanannya yang tersisa setengah di atas piring. Dia hanya sedikit, tidak dia sangat kepikiran tentang Kasilva, dia memang lupa sebagian besar ceritanya, tapi banyak jalan ceritanya yang sudah berubah. Artinya hal yang berbeda mungkin saja terjadi.

"Kau baik-baik saja?" Putri Janesita menatap Anstia cemas, tidak biasanya Putri Anstia diam dan tampak melamun seperti ini. "Kau bisa menceritakannya kalau mau."

Anstia tersenyum. "Tidak kok, aku hanya mengantuk."

Bianiana hanya diam, dia tau Anstia pasti memikirkan Kasilva, sejujurnya Bianiana tidak terlalu menyukai Kasilva, bahkan mereka belum berbincang sama sekali tapi entah kenapa dia tidak menyukai Kasilva. Bukan karena terlihat sangat dekat dengan Pangeran Brandon tapi juga karena dia merasakan sesuatu yang aneh pada gadis itu. Dan yang paling membuat penasaran, bagaimana bisa Kasilva begitu mirip dengan Raja? Bahkan sangat mirip, hanya versi perempuan.

Putri Janesita dan Bianiana akan pulang hari ini, karena Putri Janesita akan di sibukkan dengan acara pernikahan sang Kakak.

"Kita bisa bertukar surat, kalau kau butuh untuk cerita." Anstia tersenyum, mengangguk.

"Terimakasih." Bianiana mengangguk, setelah memeluk Anstia sebentar Putri itu masuk ke dalam kereta kuda.

Putri Janesita memberikan sebuah pelukan sebelum berjalan masuk ke dalam kereta kuda.

Anstia hanya diam, bahkan sampai kereta kuda itu masuk ke dalam portal besar yang akan mengantar sampai ke tujuan.

"Anda akan langsung kembali ke Istana?" Ester bertanya, pengasuh Anstia itu melirik anak asuhnya yang menunduk.

Anstia menggeleng pelan. "Tidak, aku akan bermalam disini." Ester menatap bingung, tapi tetap mengangguk. Mungkin Anstia merindukan suasana Istana Ruby, pikirnya.

Anstia berjalan menuju bangku taman, cuaca yang cerah namun tidak panas itu membuat Anstia menutup matanya, menikmati semilir angin yang menyapu pipinya halus.

Menghela nafas pelan, sepertinya ini adalah sebuah tanda. Takdir memang tidak bisa berubah, apapun yang terjadi. Mungkin ada sedikit efek kupu-kupu yang membuat dia bertahan lebih lama karena jalan cerita yang berubah, tapi sejak awal dia memang akan mati di tangan Raja, akhirnya pasti akan tetap sama.

Kasilva adalah tandanya. Dia ingat, di ceritanya aka ada seseorang yang mirip dengannya yang akan merebut semua yang ia miliki sekarang. Tapi, ia tidak menyangka, sejak dia berada di perkemahan? Itu sudah lama sekali.

Menghela nafas, Anstia melirik pepohonan lebat yang menutupi danau kesukaannya, yang mungkin mejadi biasa saja sekarang, karena yang ia ingat hanya kejadian tadi.

"Kau kenapa?" Anstia menoleh, gadis itu menatap Pangeran ketiga, Sylvester yang duduk di sampingnya. "Aku sudah dengar, kau sudah lihat dia 'kan?"

Anstia hanya diam, gadis itu menatap ke arah lain. Mengabaikan Pangeran Sylvester yang terkekeh pelan, Pangeran yang jago bermain pedang itu mengacak pelan rambut Anstia, tapi adiknya itu masih bungkam.

"Sebenarnya ... Aku tidak terlalu menyukai Kasilva."

Anstia melirik, memberikan sedikit atensinya pada Pangeran Ketiga yang tersenyum.

"Dia agak aneh, bisa-bisanya dia tiba-tiba muncul di depan seorang prajurit, mata dan rambut itu bukan hal pasaran yang orang biasa bisa dapatkan." Sylvester melirik Anstia. "Aku tidak mengatakan ini pada siapapun, karena Ayah sekalipun sudah mencari tahu tentang Kasilva tapi yang ada hanya info sekedar dia yang di temukan oleh prajurit itu."

"Kenapa Kakak menceriakan padaku? Kakak tidak takut kalau aku laporkan ke Ayah?"

"Memangnya kau akan melakukan itu?" Sylvester tersenyum saat Anstia bungkam. "Aku tau kau pasti merasakan keanehan, ada sesuatu yang ganjil. Tapi akupun tidak tau apa itu."

Anstia diam, dia tidak mungkin bilang jika Kasilva adalah pemeran antagonis yang pura-pura jadi protagonis untuk mencapai tujuan, yaitu membuat Anstia kehilangan segalanya.

"Aku akan tinggal di sini semalam lagi, aku belum niat pulang." Anstia menatap rerumputan di kakinya, gadis itu menghela nafas pelan.

"Aku akan beri tahu apa yang aku tau, oke?"

Anstia mengangguk. "Terimakasih, Kak."

. . .

Bau-bau konflik mulai muncul

Продовжити читання

Вам також сподобається

1.9M 199K 41
*Bukan Novel Terjemahan* *Karya orisinil* *Yang plagiat bisulan lima tahun* [29/12/22 (2# in Atagonis)] [30/12/22 (#9 in Fantasi)] [30/12/22 (#1 in T...
1.5M 79.6K 41
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
4.3M 545K 83
[Bukan Novel Terjemahan - END] #9 in Fantasi !!! #1 in Fantasy !!! #1 in Romansa !!! Potongan memori yang terakhir dia ingat adalah ketika matanya me...
1.1M 106K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...