SORAI [END]

By songlady

38.4K 5K 1.7K

Q : Nama kamu siapa? A : Audy Diandra Smith Q : Ada nama lain? Nama samaran maybe? A : Ya Q : Siapa? A : Nelv... More

PROLOG
1. Kehidupan Sekolah
2. Sebelum Mimpi Buruk
3. Tragedi Apartemen
4. Welcome Audy World
5. Dua Sisi Menyakitkan
6. Mengibarkan Bendera Perang
7. Come On Join With Me
8. Seorang Audy
9. Seorang Nelva
10. Apakah sudah meluruh?
11. Abang bertanya
12. Putus - Jadian
13. Hari pertama
14. Sehari sama Abe
16. Ini Aku
17. Mantan
18. Selamat ulang tahun Ibu
19. Taruhan Pertama AuRel
20. Insecure
21. Kakak Cantik
22. Sekilas tentang Nightmare
23. Murid baru musuh baru
24. Tragedi Di Ruang Guru
25. Tragedi Di Tangga Sekolah
26. Tragedi Di Tangga Pesta
27. Pesta kecil kecilan
28. Tragedi Di Halte Sekolah
29. Dibawah Hujan Bersama
30. Aliran Sungai
31. Oh Inikah Cinta?
32. Aku Yang Jatuh Cinta
33. Cinta Kakak Beradik
34. Petengkaran Pertama
35. Tragedi Setelah Putus
36. Jauhi Anak Saya
37. Tragedi Di Kantin Sekolah
38. Brazen Bull
39. Kabar dari Abe
40. Benang merah
41. Babay Abang Sekretaris
42. Carel X Ratu Jalanan
43. Setelah Tragedi Malam Itu
Lease Agreement
44. Tanggung Jawab Carel
45. Steak Pesanan Audy
46. Pernyataan dari Carel
47. Tinggal Disini Saja
48. Pelukmu Untuk Pelikku
49. Egg Benedict
50. Carel X Abe
51. Petir
52. Bukan Pertemuan Pertama
53. Hallo CEO Arogan
54. Bukan First Kiss
55. Unique Virtual Art
56. Dua hati
57. Blood Moon
NIGHTMARE
58. Hallo Kakak Cantik
59. Kejutan di Tengah Malam
60. Kalian terlalu berharga
61. Pertunangan?
62. Rencana Audy
63. Frustrated
64. Sisi Rapuh Glen
65. Keluar Dari Zona Nyaman
66. Selamat Sabtu Malam
67. Aku N
68. Rencana Carel
69. Semuanya Selesai
70. Icon Dari Kata Menenangkan
71. Fakta Sebenarnya
72. Fakta Sebenarnya 2 (End)
HAPPY ANNOUNCEMENT

15. Abang Carel

530 64 2
By songlady

Jangan terlalu cepat menyimpulkan tentang seseorang, karena setiap manusia memiliki pemikiran berbeda dan yang mengetahui itu hanyalah hatinya

🗡️🔪🗡️🔪🗡️🔪

"Hati hati kak! Terimakasih!"

Seorang gadis tengah melambai saat mobil hitam itu pergi menjauhinya, gadis itu tersenyum ternyata masih ada orang asing baik di dunia ini.

Tangannya masih melambai namun tiba tiba abangnya sudah datang dan melepas helm di sampingnya.

"Ngapain kamu Shafa?"

Shafa menoleh dan mendapati abangnya menatap lurus lurus kearah lambaian tangannya, "Eh abang, kok lama banget?"

"Hm, tadi ada rapat bentar, maafin abang ya kamu nunggu lama, yaudah ayok," Carel menyalakan kembali mesin ninja putih itu lalu memakai helmnya.

Namun adeknya itu tidak segera naik dan justru menatapnya, "Bang, gaada niatan gitu ganti motor? Shafa susah lo naek naeknya."

Carel tertawa lalu mengulurkan tangannya, "Abang bantuin."

Shafa berdecih lalu naik keatas motor itu, "Ganti kenapa bang."

"Iya iya, entar abang beli scooter sekalian mau?"

"Shafa ga bercanda!" Shafa memukul punggung Carel membuat cowok itu tertawa.

"Ah elah pms lo?"

"Iya! Kenapa?"

"Pantesan galak."

"Abang!"

Carel mah cuman ketawa aja, ia suka sekali menertawai adek kesayangannya itu.

"Oh ya bang tadi ada kakak cantik baik hati nolongin Shafa."

"Nolongin apa?"

"Biasalah cewek, nih dia sampe ngasih jaketnya, dan kayaknya ini mahal bang, Shafa takut rusak."

"Entar di laundry aja, nanti abang temenin balikin, oke?"

"Tapi bang Shafa lupa ga nanya nomer telfonnya."

"Trus gimana?"

Tiba tiba Shafa teringat seragam SMA yang digunakan kakak cantik tadi sama dengan seragam milik abangnya ini, "Eh bang tapi seragamnya sama kayak seragam abang."

"Iya? Siapa namanya? Entar biar sekalian abang yang ngembaliin sambil terimakasih."

Shafa nampak berpikir, "Yah Shafa lupa ga nyanya juga."

"Emm tapi kayaknya tadi kakak ganteng nyebut nama Nelva?"

"Ada kakak gantengnya juga?"

Shafa mengangguk keras padahal Carel tak melihatnya, "Iya! Ganteng banget bang, baik lagi! Cocok sama kakak cantik."

"Oh pacarnya?"

"Iya kayaknya, tadi tuh di rangkul rangkul gitu."

Carel terkekeh melihat ucapan polos adiknya ini, "Oke, entar abang cari yang namanya Nelva di sekolah."

________

010199

Audy menekan password apartemennya lalu terbuka, gadis itu masuk kedalam sana lalu merebahkan tubuhnya diatas sofa empuk, sambil melemparkan belanjaannya sembarangan.

Abe yang melihat itu menghela nafasnya lalu merapikan belanjaan Audy dan di taruh di atas meja.

"Yang rapi dikit bisa ga sih Nelva?"

"Nelva capek abang," Audy berbicara sambil memejamkan matanya.

"Ganti baju dulu sana, gue mau ngecek dokumen."

Audy membuka satu matanya dan terlihat Abe sedang berhadapan dengan laptop silver itu, "Masih aja kerja, santai sini kenapa, lo ga capek?"

Abe menoleh, "Yaudah kalo gitu lo yang kerjain?"

Audy malah cengengesan dan kembali memejamkan matanya, "Ehehehe makasih, lo aja."

"Abe."

"Hm."

"Lo nginep dong malam ini."

"Kenapa?"

"Malam ini terakhir gue di apartemen, besok gue pindah ke penjara."

Abe menghentikan jari jarinya yang sedang mengetik lalu meletakkan laptop itu diatas meja dan menghadap dirinya penuh.

"Penjara? Lo bunuh siapa kali ini sampai bisa ada yang ngelaporin?"

Raut khawatir dari wajah Abe membuat Audy tertawa, "Penjara sama dengan rumah gue, abang maksa."

"Ah elah gue kira penjara beneran!"

"Gasuka tapi! Culik gue dong Abe, bawa kemana gitu."

"Mulai gila lo?" Abe menatapnya jengah.

Audy menghela nafasnya berat, "Kalo bukan abang yang maksa gue juga gamau!"

"Tolak aja beres."

"Opsi itu lebih baik daripada abang tinggal di apartemen gue."

"Identitas lo terancam, hati hati."

"Gue tau."

"Arrgghh!! Bikin gue capek aja!" Audy mengacak rambutnya frustasi.

"Hhssttt, tenang Abe ga mungkin biarin itu semua terjadi," Abe tersenyum miring sambil menatapnya.

_________

"Abang Cayel... Uuu tayang tayang," Naufal meledek Carel yang tengah berjalan disampingnya.

Memang dari kemaren satu sekolah gempar karena tiba tiba Carel dan Audy terlihat seperti pasangan serasi, ya walaupun Carel sebenarnya ogah setengah mampus ngedrama kayak gini.

Kini Carel hanya bisa sabar hingga Audy bosan dan pergi sendiri darinya, Carel yakin bahwa Audy itu tak akan bertahan lama dengannya.

"Diem ga lo anjing!" Carel menoyor kepala Naufal yang sedari tadi meledeknya.

"Kan Rel gua bilang apa, Audy itu suka sama lo!"

"Bacot."

"Abang arel! Anterin Audy pulang ya nanti!" Audy tiba tiba datang dari arah belakang lalu merangkul lengannya membuat Carel menghela nafasnya lelah.

Kan baru juga diomongin -Naufal

"Bawa motorkan?"

"Nggak."

"Punya abang kan? Manfaatin."

"Abang sibuk."

"Punya gebetan kan? Pergunain."

"Males."

"Punya pacar kan? Suruh."

"Kan kamu pacar aku, lupa?"

Naufal berdehem lalu pergi darisana sambil melambai, "Gue duluan ya daa."

Carel berdecak, "Gua ada urusan osis."

"Aku tungguin!"

Carel menyingkirkan tangan Audy dari lengannya, "Kapan sih lo putusin gue? Nyusahin!"

"Gatau," Audy cuman menggidikkan bahunya acuh.

"Eh tapi kenapa ya Audy sama sekali ga bosen sama Carel? Kalo sama cowok lain bosen, oh iya btw lo ganteng hehe."

"Bacot," Carel memutar bola matanya malas.

"Audy gue serius, pacarin cowok lain yang buat lo jatuh cinta jangan gue."

"Emang kapan Audy cinta sama Carel?"

"Emang gue ngomong gitu?"

"Ga sih, ya mungkin aja sekarang belom cinta, gatau kan kedepannya?"

"Lo terlalu nyepelehin perasaan," sedetik kemudian Carel melangkah pergi menuju ruang osis, menyisakan Audy yang tertawa hambar disana.

Nyepelehin perasaan ya? Bahkan selama ini perasaan gue yang selalu di sepelehin sama orang lain -Audy

"Carel tunggu!"

Baru juga Audy akan menyusul Carel, namun tangannya ditahan oleh seseorang.

"Audy, jam kosong lo?"

Audy menoleh lalu mengangguk, "Hm, biasa Bu Hesty lagi ga mood katanya."

Arga cuman tertawa lalu Audy kembali bertanya, "Oh lo cari Valin ya? Dia ada di kantin sama yang lain."

"Kebiasaan lu ah kelayapan, tau kepsek kena masalah lagi lo."

Audy tertawa, "Udah biasa sans aja Arga."

Iya cowok yang berbicara dengannya ini adalah Arga, mantannya, Audy bukan orang yang akan bermusuhan dengan mantan mantan, kecuali jika mereka yang memulai permusuhan dengannya.

Lagipula Arga ini juga sedang dekat dengan temannya, dari kemaren kelihatan berduaan mulu, jadi ya Audy santai aja nanggepinya.

"Dy, entar malem jalan yok."

"Anjing gaada otak ya lo, mau selingkuh sama gue?"

Arga tertawa,"Bangsat ga gitu juga bego."

Audy menyeringai, "Oh lo kangen sama gue?"

Arga menggidikkan bahunya ngeri, "Pede banget asu."

"Lo perasaan dulu lembut banget sama gue, sayang kamu kenapa? Audy mau pesen yang mana? Sekarang guenya di asu asu, mantan kampret lo!" Audy melipat kedua tangannya di depan dada sambil berdecih.

Arga mah cuman ketawa aja lalu mengacak rambut Audy gemas, masih sama seperti dahulu :)

"Gue jemput jam 8 malam."

Setelah itu Arga melangkah menjauh menyisakan Audy yang tereak tereak di tempatnya dan hanya ditanggapi Arga dengan acungan jari tengah.

"Kangen bilang sahabat!"

Audy cuman tertawa santai, lagipula ada satu hal yang ingin Audy tanyakan kepada cowok itu.
_______

Sesampainya di ruang osis tiba tiba Carel di lempari sebuah kunci mobil oleh seorang teman osisnya, dan dengan sigap Carel menangkapnya.

"Apa ini?" Tanya Carel begitu saja.

"Buruan, kita udah telat," Sania menepuk pundak Carel dan berlalu.

"Angga mana?"

Kesya yang akan berlalu di depannya itu menimpali, "Angga sibuk ngurusin dokumen dokumen buat sponsor, jadi yang publikasi hari ini kita aja."

"Cup tangkep," Carel melempar kearah temannya satu lagi yang mengenakan kacamata.

Sania berdecak lalu mengambil kunci mobil itu lagi, "Ucup mana bisa nyetir bego."

"Terus lo pikir gue bisa?" Carel mengangkat satu alisnya.

"Udahlah Rel buruan," Kesya berjalana mendahului dengan Sania menyisakan Carel dan Ucup yang saling berpandangan.

"Cup lo beneran nggak bisa?"

Ucup menggeleng, "Gue aja ga punya mobil atau sim."

Carel berdecak lalu berlari menghampiri kedua temannya yang sudah keluar dari ruang osis dan mendahului dirinya.

Angga ngapain sih pake sibuk segala -Carel

"San! gue gabisa nyetir!" Carel menghentikan tangan Sania membuatnya berbalik lalu tertawa.

"Gausah bercanda ya Carel."

"Gue serius."

"Beneran?"

"Hm, lo deh yang nyetir," Carel mengambil tangan kanan Sania dan meletakkan kunci mobil itu.

"Gue mana bisa, tiap hari dianterin supir."

"Songong lo ah! Udah gue aja," Kesya mengambil kunci itu namun tangannya ditahan oleh Sania.

"Lo kan gabisa juga bego."

"Kemaren diajarin kakak gue sans," Kesya mencoba meraih kunci itu namun dijauhkan oleh Sania.

"Kita cari orang lain aja deh, gue masih sayang nyawa gue."

"Tapi surat dispennya udah jadi San," Ucup melambaikan kertas itu.

Sania menghela nafasnya, "Cari temen kalian yang jamkos deh."

"Gue jamkos," Tiba tiba seorang gadis datang lalu merangkul Sania sambil tersenyum.

Sania memekik, "Audy! Ya ampun lo penyelamat kita! Yuk gais buruan udah telat!"

"Kenapa harus Audy?" Carel menatap jengah kearah gadis yang berstatus kekasihnya itu untuk saat ini.

"Terus siapa lagi? Lo juga gabisa nyetir kan?" Kesya memutar bola matanya malas.

"Udah woy gausah ribut, buruan," Ucup udah geregetan sendiri karena waktu molor lumayan lama.

Mereka berlima masuk kedalam mobil dan ternyata tidak ada yang duduk di jok penumpang depan, membuat Carel membuka pintu belakang dan protes.

"Sya, lo di depan gih."

"Gamau, gua pusing kalo madep jalanan."

"San lo depan."

"Ogah, gua ngantuk."

"Cup depan."

"Audynya yang gamau."

"Lo kenapa sih? Pacarnya Audy kan, ribet banget!" Sania malah mengomelinya sambil memakan snack.

Carel berdecak lalu menutup pintu belakang dan masuk jok depan, "Alasan kalian ga jelas semua!"

"Marah marah mulu kamu Bae," Audy tertawa kecil lalu menghidupkan mesin mobil itu.

Carel memasang seatbeltnya, "Mau mauan aja lo jadi supir."

Audy terkekeh,"Ga masalah, gue juga males di sekolah."

"Oh ya btw kalo kalian semua gaada yang bisa nyetir, kenapa nggak osis lain yang dispen?" Audy melirik kaca spion depan.

"Harusnya ada Angga, tapi dia sibuk banget heran, dan surat dispennya udah jadi, untung aja ada lo Dy, buset emang dewi penyelamat! Thanks ya Dy, entar malem clubbing skuy, gua yang traktir," Sania yang berada di belakang sana nyerocos terus.

"Gua takut nyokap lo anjir."

Sania menghela nafasnya, "Andaikan aja gua bisa bawa mobil sendiri."

"Auto kabur kan lo," Kesya menimpalinya.

"Iyaloh!"

"Itu tuh itu alasan bokap nyokap lo ngasih supir, lunya bandel bambang!"

Meninggalkan bacotan Sania dan Kesya serta Ucup yang sudah terlelap di belakang sana, Audy justru terus saja membuat Carel kesal.

"Bae, gue ajarin nyetir gimana?"

"Ga perlu."

"Kenapa?"

"Ga punya mobil."

"Belilah."

"Sayang duit."

"Gue tau nominal gaji lo per bulan."

Carel melirik dirinya, "Bahkan lo tau gaji gue? hebat!"

"Entar Audy anterin ke sorum langganan, biar dapet diskon."

"Ogah!"

Audy terkekeh, "Pelit bener sih lo, for your information, cowok yang pacaran sama gue modal semua."

Carel berdecih, "Makannya gausah sama gue!"

"Tapi Audy suka, sanss Carel bisa pake mobil gue tinggal tunjuk aja mau yang mana."

"Sombong anjing," Carel mendengus kesal, tetap saja gadis ini arogan.

"Abang Arel, Audy bilangin aja bukannya mau sombong."

"Duit dari ortu kok bangga!" Carel memutar bola matanya malas.

Mendengar itu membuat Audy semakin tertawa sambil geleng geleng kepala, "Carel, Carel, lo ternyata belum tau gue selebihnya."

"Ga kepo juga."

"Nanti anterin Audy pulang ya? Nginep juga boleh," Audy tertawa setelahnya.

"Sinting!"

Audy tersenyum miring lalu menginjak gas lebih dalam membuat mobil ini berjalan dengan kecepatan diatas rata rata.

"Woy Audy, pelan pelan dong oy!"

"Hehh ngapain sih pake ngebut segala!"

"Audy awas!"

Carel berdecak lalu menatap tajam Audy, "Fine!"

Audy tersenyum menang dan memelankan laju mobilnya.

"Udah gila ya lo?!" Sania menabok bahunya sekilas.

"Lo bawa empat nyawa bego!"

"Gue gamau mati muda Audy."

"Sorry, tadi khilaf hehe," Audy mah cuman cengengesan aja sambil fokus nyetir.

Tiba tiba Carel teringat sesuatu, mumpung disini ada dua temen osis yang sukanya ngegosip, siapa tau kan mereka kenal orang yang akan ia tanyakan.

"Kalian tau Nelva sekolah kita kelas berapa?"

Nelva? -Audy

Audy yang mendengar itu melirik kearah Carel yang sedang menghadap kearah teman temannya.

"Gea maksud lo?" Tanya balik Kesya.

"Nelva, Kesya," ucap nama itu sekali lagi.

"Lah iya Carel, Anatasya Gea Anelva, panggilannya Gea."

"Kelas lo?"

"Hm," Kesya mengangguk.

"Gaada Nelva lain?"

"Setahu gue sih cuman itu, ya kan San?" Kesya menyenggol lengan Sania dan gadis itu mengangguk.

"Lo kenal Nelva lain nggak di sekolah kita Dy?" Tanya Kesya dan dibalas gelengan dengan Audy.

"Tuh kan cuman Gea, emang ada apasih Rel?"

"Gapapa, gue ada urusan sama dia, minta nomernya Kes."

Kesya memicingkan matanya sambil tersenyum jahil, "Ciee, lo modus doang kan? Pake segala basa basi."

"Gak lah!"

"Dy bebeb lo tuh tanda tanda." -Kesya

"Siaga selingkuh." -Sania

"Biarinlah, dia ada urusan," jawab Audy dengan santainya.

"Duh Rel, lo beruntung banget punya pacar pengertian! Kalo cowok gue kek lo, udah gue introgasi kali!" -Kesya

"Cepet ah nomernya."

"Ada urusan apasih lo sama cewek cupu itu?" -Sania

Cewek cupu? -Carel

"Ada lah! Buru."

📍📍📍📍📍📍







Jadi, apakah Carel bakalan tau kalau Nelva itu Audy?

A. Cepat atau lambat Carel pasti akan tau

B. Selama Carel ga kepo, Nelva dan Audy adalah dua orang yang berbeda





Huhu otak dari kemaren gaada encer encernya... Harus ngumpulin mood dulu, sedangkan mood gue lagi senengnya nontonin drakor dokter dokter gitu, gimana nih huhu :"

Maaf ya gais kalo updatenya lumayan slow gini :( Dan terimakasih buat yang masih nungguin updatennyaa :)

-Aurel-

Continue Reading

You'll Also Like

Say My Name By floè

Teen Fiction

1.2M 68K 34
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
993K 31K 43
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
234K 4.9K 17
Kesepakatan gila yang diberikan Gavriel lalu disetujui penuh oleh Baek Dahyun, secara singkat membuat hidup Dahyun berubah drastis. Keduanya menjalin...
751K 21.2K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...