Cinta Sang Lady Killer (UDAH...

By RiantieA

491K 25.7K 2K

Daniel Millard adalah seorang CEO Perusahaan Millard Corporation, mempunyai segalanya yang laki-laki lain ing... More

Visualisasi Karakter
Prolog
Chapter 1 - Anya Shakira
Chapter 2 - Annoying Day
Chapter 3 - Annoying Day (2)
Chapter 4 - Daniel Millard
Chapter 5 - Seriously?!
Chapter 6 - Yes or Not
Chapter 7 - Wonderful Place
Chapter 8 - Holy Shit
Chapter 9 - Self Centered
Chapter 10 - Bunda
Bab 11 - She is so cute
Bab 12 - Don't get sick Anya
Bab 14 - Beautifull
Bab 15 - Party
Bab 16 - Childhood Memory
Bab 17 - Jason
Bab 18 - Jealousy
Bab 19 - Childhood Memory (2)
Bab 20 - Sign of Fall
Bab 21 - Lunch Box (1)
Bab 22 - Lunch Box (2)
Bab 23 - Rotten Jerk
Bab 24 - The Story Begin (1)
Bab 25 - The Story Begin (2)
Bab 26 - Resign
Bab 27 - Start Again
Bab 28 - Opposite
Bab 29 - Opposite (2)
Bab 30 - Meet Again
Bab 31 - Travelling
Bab 32 - Cinta Sang Lady Killer
Bab 33 - Kiss
Bab 34 - Sorry for Kissing You
Bab 35 - Mutual Love
Bab 36 - So Happy That Could Die
Bab 38 - Shopping Together
Bab 39 - Chaos in the Party
Bab 40 - Farewell Dad
Bab 41 - You are Mine
Bab 42 - We're Lover
Bab 43 - Insolent Pervert
Bab 44 - Accident
Bab 45 - Hopeless (1)
Bab 46 - Hopeless (2)
Bab 47 - Behind the Accident
Bab 48 - Recovery
Bab 49 - Lovey Dovey
Bab 50 - French Kiss
Bab 51 - Misunderstanding
Bab 52 - The Truth
Bab 53 - Their First Time
Bab 54 - Back to Indonesia
Bab 55 - Sorry Bother
Epilog
Info Novel Baru Gratis
Info Novel Red Strings (Counterattack)

Bab 13 - Anya got sick

10.1K 637 51
By RiantieA

Anya menatap datar ke arah Daniel dan seorang wanita berambut pendek yang terkesan sangat seksi karena di padu oleh pakaiannya yang ketat menonjolkan lekuk tubuhnya. Mereka baru saja masuk ke dalam apartemen ketika Anya sedang menonton televisi.

"Anya. Kau belum tidur?" tanya Daniel dalam bahasa Indonesia. Ia melirik jam yang menunjukkan pukul sebelas malam.

Anya tersenyum pelan. "Aku akan tidur" jawab Anya juga dalam bahasa Indonesia.

"Daniel, who is she?" Tanya wanita bertubuh ramping, matanya menatap penuh penasaran.

"She is my maid" jawab Daniel tersenyum.

"My my" wanita tersebut tersenyum misterius sembari meneliti tubuh Anya dari kepala hingga ke kakinya.

"Aku permisi" Anya melangkah masuk kamar karena terganggu akan tatapan wanita kencan Daniel.

"Anya" panggil Daniel. Ia melepaskan pelukan di bahu wanita berambut pendek dan menghampiri Anya.

"Wajahmu pucat Anya. Kau sungguh tidak apa-apa?" Daniel menatap gadis di hadapannya dengan raut wajah cemas.

Kalau kau tidak membawa pulang wanita-wanita mu mungkin akan baik-baik saja.

"Tidak apa apa. Permisi" Anya melangkah masuk ke dalam kamar, meninggalkan Daniel yang masih cemas dengan warna wajahnya yang pucat.

"Daniel" panggil wanita kencan Danie, memeluk tubuh laki-laki itu dari samping.

Perhatian Daniel teralihkan, ia tersenyum ke arah sang wanita dan membawanya ke kamar tamu. Mereka mulai melakukan adegan percintaan namun sepanjang percintaannya dengan sang wanita, Daniel tidak henti-hentinya memikirkan wajah Anya yang pucat.

&&&

Daniel keluar dari kamar tamu di ikuti oleh wanita berambut pendek, mereka melangkah menuju ruang tamu untuk mengantarkan sang wanita untuk pulang, namun Daniel terkejut mendapati Anya yang tertidur meringkuk di sofa panjang tanpa memakai selimut.

"Anya" panggil Daniel membangunkan gadis itu.

Daniel menoleh ke arah wanita disampingnya. "Kau tidak apa apa pulang sendiri kan?"

Wanita tersebut malah tersenyum. "Siapa sebenarnya wanita ini Daniel? Kau memperlakukannya begitu spesial"

"Dia pembantuku Carla, aku sudah menjawabnya bukan?" Daniel menjadi jengah akan raut wajah Carla yang seperti ingin bergosip.

Wanita yang bernama Carla menutup mulutnya seraya tersenyum tidak percaya. "My my. You play with fire, you may get burn Daniel".

"Bisakah kau berhenti? Dia hanya pembantuku" bantah Daniel.

"Baiklah, aku pergi" Carla mengecup bibir Daniel dan melangkah keluar dari apartemen laki-laki itu.

Perhatian Daniel kembali tertuju kepada Anya. "Anya" Daniel mengguncang pelan tubuh gadis itu, memegang pipi Anya dan terkejut akan panas yang ia rasakan.

"Kau demam Anya". Tanpa basa basi Daniel langsung menggendong Anya ala bridal style dan membawa gadis itu ke kamarnya. Gerakan Daniel membuat Anya terbangun.

"Daniel" Panggil Anya pelan. Suaranya terdengar serak.

"Gadis bodoh. Kenapa kau tidur di sofa? Apa kau terlalu lama tidur di jalanan sampai tidak nyaman dengan kamar yang aku berikan?" tanya Daniel kesal.

Anya memejamkan mata menahan sakit yang mendera kepalanya. "Aku minta maaf Daniel"

"Tsk. Sudahlah" Suara Daniel menjadi lembut. Ia meletakkan Anya di tempat tidur dan menyelimuti gadis itu.

"Kau bahkan tidur tanpa selimut. Apa kepalamu hanya untuk dekorasi saja?" tanya Daniel kembali kesal. Ia sendiri tidak habis pikir mengapa ia begitu kesal dan cemas melihat Anya yang terbaring lemah.

"Tentu saja tidak" Bantah Anya gusar namun suaranya terdengar lemah. Ia mengerutkan keningnya karena pusing yang semakin mendera di kepalanya. Daniel berdecak pelan lalu melangkah keluar beberapa saat dan kembali masuk ke kamar sembari membawa kotak P3K.

Daniel menempelkan termometer digital di telinga Anya dan melihat hasilnya.

"39 derajat celcius. Kau sangat menyusahkan" Daniel menatap Anya yang mengejapkan mata, mencoba untuk fokus.

Daniel membuka bungkus cold gel patch lalu menempelkan ke dahi Anya dengan kesal, rasa cemas membuat Daniel menjadi kesal tanpa alasan. Ia sangat tidak suka melihat Anya yang berbaring lemah seperti ini.

"Pelan-pelan Daniel. Aku seorang pasien bukan kriminal" Protes Anya.

"You pissed me off, istirahat lah. Aku akan memasak bubur untukmu" jawab Daniel.

Anya terkejut. "Kau bisa memasak?"

"Apa kau sedang meremehkan ku?" Daniel berbalik tanya.

Anya memutar bola matanya. "Aku hanya bertanya"

"Aku hanya bisa memasak menu sederhana" Daniel berdiri dan melangkah keluar kamar namun langkahnya terhenti melihat tangan Anya yang memegang ujung bajunya.

"Terima kasih Daniel" Anya tersenyum lemah.

Daniel berdecak pelan lalu menodongkan jari telunjuknya dahi Anya yang panas. "Take a rest. You trouble maker"

Anya tersenyum lemah, sedikit demi sedikit ia mulai paham akan sifat Daniel, laki-laki itu tidak pandai dalam mengekspresikan perasaannya, semakin cemas Daniel maka laki-laki itu akan semakin berkata kasar ke arah lawan bicaranya.

Beberapa menit kemudian Daniel kembali masuk ke dalam kamar sembari membawa sebuah nampan berisi mangkuk bubur dan segelas air putih lalu menatap Anya yang memandangnya. "Apa yang kau lihat?"

Anya memanyunkan bibirnya lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Makanlah, setelah itu kau harus beristirahat" Daniel meletakkan nampan di atas meja kecil.

Anya menatap bubur yang mengepul dan menelan ludahnya yang terasa pahit.

"Kau menolak kerja kerasku?" tanya Daniel dengan nada sindiran.

"Aku tidak mengatakan apapun".

"Kalau begitu makanlah, sepahit apapun mulutmu kau harus memakannya" Ucap Daniel memaksa.

Anya mulai memakan bubur tersebut perlahan-lahan, tidak lama kemudian air mata Anya mengalir pelan namun gadis itu tetap memakan bubur di hadapannya.

"Apa rasanya sangat tidak enak?" tanya Daniel melihat ekspresi sedih Anya. Ia sudah mencoba rasanya terlebih dahulu walaupun rasanya tidak seperti makanan restoran namun ia yakin rasa bubur buatannya tidak membuat seseorang menangis.

Anya menggelengkan kepalanya. "Setelah ibuku meninggal, ini pertama kalinya ada yang merawat ku ketika sakit. Terima kasih Daniel" Anya tersenyum tulus, air matanya kembali mengalir.

Daniel menatap sejenak gadis di depannya lalu mulai memeluk Anya dengan sebelah tangan, ia membelai rambut panjang gadis itu dengan gerakan pelan.

"Aku tidak ingin melihatmu sakit lagi. Jadi kau harus cepat sembuh" ujar Daniel.

Anya mengangguk pelan

&&&

Daniel memandangi Anya yang tertidur lelap, demam gadis itu sudah turun setelah meminum obat dan beristirahat.

Setelah ibuku meninggal, ini pertama kalinya ada yang merawat ku ketika sakit.

Daniel membelai rambut Anya dengan lembut, nasib gadis itu tidak berbeda jauh darinya, sama-sama ditinggalkan oleh ibu mereka. Daniel teringat ketika ia sakit ibunya selalu menyuapinya bubur ayam dan memeluknya ketika tidur, memberikan kasih sayang yang besar kepadanya.

Daniel menghela napas berat, ingatan tentang ibunya membuat dada Daniel menjadi sakit, teringat tentang kenangan ibunya membuat Daniel mau tidak mau juga mengingat peristiwa mengerikan yang terjadi sewaktu ia kecil.

Daniel kembali menghela napas panjang, ia memutuskan untuk tidak memikirkan masa lalu kelamnya lagi, laki-laki itu membuka selimut dan bergabung dengan Anya di tempat tidur berukuran king size dan menarik Anya ke dalam pelukannya.

Anya mengerang pelan, mengerutkan kening karena mimpi yang tidak menyenangkan, Daniel segera memegang kening gadis itu untuk membuat kerutan tidak nyaman itu menghilang.

"Ibuk, aku merindukanmu" gumam Anya.

Air mata Anya mengalir ke samping wajah dan turun ke telinga. Daniel merapatkan dirinya ke arah Anya dan memeluk kembali gadis itu.

"It's okay. Aku disini An. Jangan menangis lagi" Ucap Daniel menenangkan.

Perlahan-lahan Anya kembali tidur lelap dan air matanya berhenti mengalir, hanya deru napas pelan yang terdengar.

&&&

Anya membuka mata perlahan-lahan, ia memandang dada Daniel yang memeluknya dengan sebelah tangan. Mata Anya langsung membulat ketika kesadarannya terkumpul, ia memekik dan mendorong Daniel untuk menjauh darinya.

"Tsk. Mengapa kau sangat berisik di pagi hari" Gerutu Daniel dengan kening berkerut kesal.

"Ap.. apa yang sebenarnya terjadi?" Anya melihat pakaiannya yang masih utuh dan Daniel yang hanya bertelanjang dada. Ia pun menghela napas lega.

"Pikiran kotor apa yang terlintas di kepalamu?" tuduh Daniel ketika melihat Anya yang menghela napas lega setelah melihat pakaiannya masih utuh.

"Aku hanya memastikan saja" ujar Anya membela diri.

Daniel tersenyum menyeringai, matanya menatap remeh ke arah Anya. "Aku bukan psikopat yang mengambil kesempatan dari wanita sakit dan kau tenang saja, aku tidak akan tergoda oleh wanita biasa sepertimu sekalipun kau menggodaku".

Anya berdecak kesal, ia memang sadar bahwa dirinya hanya perempuan biasa saja namun ketika mendengar langsung dari mulut Daniel membuatnya menjadi gusar. "Aku akan menyiapkan sarapan" ujar Anya.

"Anya" panggil Daniel.

"Ada apa?"

Daniel melambaikan tangannya meminta Anya untuk mendekat, gadis itu menurut dan duduk di tepi tempat tidur, Daniel langsung memegang kening Anya memeriksa keadaan sang gadis

Anya tersentak pelan.

"Syukurlah. Kau sudah sembuh" Daniel tersenyum lembut.

Anya terpana sesaat lalu tersadar. "Terima kasih karena telah merawat ku dengan baik, aku berutang budi padamu Daniel" Anya membungkukkan badannya, menunjukkan betapa tulus perkataannya.

Daniel menopang dagu lalu tersenyum miring. "Aku akan memecat mu kalau kau kembali sakit karena kecerobohan mu sendiri. Jadi jaga baik-baik tubuhmu agar tidak menyusahkan majikan mu, kau mengerti. My dearest maid?"

Perkataan tersebut sangat mengena di hati Anya, seperti sebuah panah yang menusuk dan menembus tubuhnya. Gadis itu menggigit bibirnya menahan kesal yang terkumpul di ujung bibir yang masih sedikit pucat. Bagaimana pun ia berutang budi kepada Daniel karena telah merawatnya.

"Saya akan menjaga tubuh saya sebaik mungkin tuan" Ucap Anya bersuara datar lalu keluar dari kamar Daniel dengan langkah kaki yang ia hentak-hentakkan.

Daniel hanya tersenyum melihat tingkah kesal Anya yang sangat manis menurutnya.

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 91.6K 49
[PRIVATE, PLEASE FOLLOW ME IF YOU WANT TO READ IT] Ansefa, seorang gadis berumur 17 tahun tidak menduga, bahwa sebuah pertemuan dengan seorang CEO mu...
435K 20.2K 48
Pemilik perusahaan real estate terbesar di New York, itulah Joyz Loyard. Pria sempurna yang berumur 20 tahun dengan segala kepamorannya yang dikenal...
23.2K 3.5K 33
Rasna mengerti, rahasia yang disimpannya rapat-rapat selama ini akan berakhir pada kekacauan di dalam rumah. Tapi Rasna keliru, dia pikir, sikapnya s...
1.6M 36.1K 45
Gledys franko gledys sosok wanita pemberani, dan mandiri ... hidup sebatang kara sejak 1 tahun lalu karena takdir mempermainkan kehidupannya yang di...