Cinta Sang Lady Killer (UDAH...

Av RiantieA

491K 25.7K 2K

Daniel Millard adalah seorang CEO Perusahaan Millard Corporation, mempunyai segalanya yang laki-laki lain ing... Mer

Visualisasi Karakter
Prolog
Chapter 1 - Anya Shakira
Chapter 2 - Annoying Day
Chapter 3 - Annoying Day (2)
Chapter 4 - Daniel Millard
Chapter 5 - Seriously?!
Chapter 6 - Yes or Not
Chapter 7 - Wonderful Place
Chapter 8 - Holy Shit
Chapter 9 - Self Centered
Chapter 10 - Bunda
Bab 11 - She is so cute
Bab 13 - Anya got sick
Bab 14 - Beautifull
Bab 15 - Party
Bab 16 - Childhood Memory
Bab 17 - Jason
Bab 18 - Jealousy
Bab 19 - Childhood Memory (2)
Bab 20 - Sign of Fall
Bab 21 - Lunch Box (1)
Bab 22 - Lunch Box (2)
Bab 23 - Rotten Jerk
Bab 24 - The Story Begin (1)
Bab 25 - The Story Begin (2)
Bab 26 - Resign
Bab 27 - Start Again
Bab 28 - Opposite
Bab 29 - Opposite (2)
Bab 30 - Meet Again
Bab 31 - Travelling
Bab 32 - Cinta Sang Lady Killer
Bab 33 - Kiss
Bab 34 - Sorry for Kissing You
Bab 35 - Mutual Love
Bab 36 - So Happy That Could Die
Bab 38 - Shopping Together
Bab 39 - Chaos in the Party
Bab 40 - Farewell Dad
Bab 41 - You are Mine
Bab 42 - We're Lover
Bab 43 - Insolent Pervert
Bab 44 - Accident
Bab 45 - Hopeless (1)
Bab 46 - Hopeless (2)
Bab 47 - Behind the Accident
Bab 48 - Recovery
Bab 49 - Lovey Dovey
Bab 50 - French Kiss
Bab 51 - Misunderstanding
Bab 52 - The Truth
Bab 53 - Their First Time
Bab 54 - Back to Indonesia
Bab 55 - Sorry Bother
Epilog
Info Novel Baru Gratis
Info Novel Red Strings (Counterattack)

Bab 12 - Don't get sick Anya

10.7K 601 38
Av RiantieA

Maap kalau masih ada typo..

Selamat membaca

**************************

Anya meletakkan dua piring sarapan pagi lengkap di atas meja, terdapat roti, sosis, telur mata sapi, jamur dan hash brown dalam satu piring lalu meletakkan secangkir kopi panas yang sangat harum.

Daniel melangkah ke ruang makan dan tersenyum ketika menghirup harumnya kopi kesukaannya. Ia mengambil tempat duduk dan memulai sarapan pagi.

"Wanita yang kau bawa semalam tidak ikut sarapan?" Anya melihat keluar ruang makan dan tidak mendapati siapa pun.

"Dia sudah pulang" komentar Daniel tenang.

"Apa? Kenapa?" tanya Anya tidak mengerti. Ini masih pagi dan Daniel sudah memulangkan wanita yang bermalam dengannya?.

"Untuk apa aku membiarkan Jeslyn berlama-lama disini" Jawab Daniel tenang.

Mata Anya membulat. "Tapi.. Tapi bukankah kalian baru menghabiskan malam bersama?"

Daniel menatap Anya bingung. "Terus apa masalahnya?"

"Mengapa kau malah bertanya padaku, harusnya aku yang bertanya kenapa malah memulangkannya pagi-pagi buta, seharusnya kau memperlakukannya lebih baik lagi Daniel" Anya menjadi frustasi. Ia sangat tidak mengerti dengan jalan pikiran Daniel.

"Aku tidak mau membuatnya merasa spesial, dia akan menjadi menyusahkan nantinya" Daniel mengangkat bahunya acuh tak acuh.

Anya semakin terperangah. "Anyway, jangan melakukannya di kamar tamu. Aku jadi tidak bisa tidur karena suara berisik wanita mu"

Alis Daniel terangkat. "Aku yakin kamar apartemenku kedap suara, mengapa kau tau aku melakukannya di kamar tamu?"

Anya memejamkan mata sejenak, menyesali perkataannya. Sedangkan Daniel menyeringai ketika mendapatkan suatu pemikiran baru dalam kepalanya. "Kau mengintip dari beranda kamarmu? You bad girl Anya~"

"Tidak. Aku tidak sengaja mende..." penjelasan terputus ketika teringat akan desahan wanita yang bernama Jeslyn. Anya berdecak kesal dengan wajah memerah.

Seringai Daniel semakin melebar. "Peek is not a good deed An"

"I did not" Bantah Anya dengan wajah semakin memerah. Ia berjalan cepat ke dapur.

"Shit, mengapa aku begitu ceroboh" gumam Anya kesal. Gadis itu menghela napas panjang lalu melanjutkan kembali kegiatan bersih-bersih.

"Anya. Aku akan pergi" Ucap Daniel mengingatkan.

"Ya. Hati hati di jalan" Anya menjawab dari dapur.

"Kau tidak mengantarkan ku?" Daniel berdiri di dinding pembatas dapur dan ruang makan.

Anya melihat lalu berjalan ke pintu apartemen. "Hati hati di jalan, semoga harimu menyenangkan" Gadis itu tersenyum mencoba melupakan hal memalukan yang terjadi di meja makan.

Daniel menatap Anya lama dengan raut wajah melucu, tidak lupa dengan seringai khasnya.

"Stop looking at me in weird way Daniel, I said I did not peek last night" Anya merasa terintimidasi oleh tatapan Daniel.

"I didn't say anything" Daniel semakin menyeringai.

Anya menggigit bibirnya dengan geram. "Pokoknya cepatlah berangkat kerja. Aku harus melanjutkan pekerjaanku"

"You blushing An. Are you okay?" tanya Daniel masih menggoda Anya.

Anya menutup wajahnya dengan sebelah tangannya, wajahnya memerah sempurna seperti buah tomat. "Oh come on Daniel, it's not funny, I said I did not. Clear?" Gadis itu mulai kesal akan godaan Daniel yang tidak ada hentinya.

Daniel tertawa pelan. "Alright. I am off"

"Have good day"

Setelah memastikan Daniel masuk ke dalam lift, Anya melangkah ke ruang makan, membersihkan ruangan tersebut sebelum melanjutkannya ke ruang lainnya.

&&&

"Sepertinya anda sedang dalam mood yang baik sir" ujar Arlene melihat Daniel yang terus tersenyum sedari tadi.

"Tidak juga. Kau pikir begitu?" Daniel menoleh dan membelai dagunya yang halus lalu tertawa pelan mengingat wajah merona Anya. Sepertinya mood nya memang sedang baik.

"Ya. Tidak biasanya anda tersenyum seperti ini. Apa terjadi hal baik sir?" jawab Arlene tersenyum simpul.

Daniel bersandar di kursi empuknya, mengetuk dagunya dengan ibu dan mengangguk setuju. "Aku hanya menemukan kucing lucu yang bisa aku goda setiap harinya".

"Anda baru mengadopsi seekor kucing?" tanya Arlene penasaran.

"Tidak. Aku menggajinya" Jawab Daniel dengan pikiran yang melayang ke apartemennya.

Arlene mengernyit tidak mengerti lalu memilih tersenyum menanggapi jawaban pemimpinnya.

&&&

Again?

Anya berdecak kesal karena mengetahui bahwa Daniel membawa seorang perempuan lainnya ke apartemen, ia tidak mempermasalahkan kelakukan Daniel karena bagaimana pun ini adalah apartemennya, tetapi yang menjadi masalah adalah laki-laki itu melakukan adegan panas tersebut di sebelah kamarnya, walaupun Anya tidak mendengar apapun namun ia tahu bahwa di sebelah kamarnya terdapat sepasang sejoli yang sedang melakukan olahraga ranjang yang melelahkan dan itu membuat gadis itu tidak bisa memejamkan matanya.

Anya menghela napas panjang kemudian beranjak keluar dari kamar menuju dapur, mengambil gelas dan memenuhinya dengan air putih kemudian meneguknya dengan cepat.

"Sampai kapan dia terus membawa wanita ke apartemen, mengapa tidak di hotel saja? Damn it, it's pissed me off" Gerutu Anya di depan meja dapur. Ia melangkah ke ruang tamu yang temaram karena lampu yang dimatikan lalu merebahkan dirinya di sofa panjang dan mulai memejamkan matanya berusaha untuk menembus ke alam mimpi, setidaknya disini lebih baik daripada di kamarnya. Walaupun tidak ada bedanya dengan tidur di kamar karena ia tidak bisa mendengar apapun tapi entah karena psikologi, tidur di sofa ruang ruang jauh lebih nyaman dibandingkan dengan kamarnya. Gadis itu tertidur dalam posisi meringkuk tanpa selimut yang menutupi badannya.

&&&

Anya mengedipkan mata beberapa kali untuk mengusir rasa kantuknya, ia terbangun lebih awal karena rasa dingin dan kaku tubuhnya akibat tertidur dalam posisi meringkuk, posisi tidur yang sungguh tidak nyaman sedikit pun.

Anya meletakkan dua piring berisi sandwich dan sosis goreng serta secangkir kopi di meja makan, ia menghela napas panjang dan memijat kepalanya sedikit pusing karena kurang tidur.

Daniel yang sedari tadi duduk di kursi makan memperhatikan wajah Anya yang sedikit pucat, laki-laki itu mengerutkan keningnya. "Kau tidak apa apa Anya?"

Anya menoleh dan tersenyum pelan. "Aku tidak apa apa. Memangnya kenapa?"

Daniel menarik pelan lengan Anya dan memegang pipi sang gadis dengan tangan kanannya. "Wajahmu sedikit pucat" Daniel meneliti seluruh lekuk wajah Anya.

Anya segera melepaskan pegangan Daniel di wajahnya. "Aku tidak apa apa. Jangan memperlakukanku sama dengan wanita-wanita mu"

"Aku tidak memperlakukanmu sama dengan mereka. Mengapa kau berkata seperti itu?" tanya Daniel tidak mengerti.

"Berhenti menyentuhku seenak hatimu, sudah aku katakan kalau aku tidak terbiasa di sentuh laki-laki" jelas Anya.

Daniel menatap Anya sejenak lalu menghela napas. Ia tidak berkomentar lebih lanjut dan memilih untuk memulai sarapannya.

"Wanita mu sudah pulang?" tanya Anya mengubah topik pembicaraan.

"Sudah, kenapa?" jawab Daniel

Anya menghela napas lega tanpa ia sadari. "Tidak apa apa. Aku hanya bertanya"

Daniel kembali menoleh ke arah gadis di hadapannya. "Kau yakin tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa. Percayalah" jawab Anya sambil tersenyum.

Setelah Daniel pergi berangkat ke kantor, Anya langsung memulai pekerjaannya, membersihkan mulai dari dapur, ruang tamu dan kamar tamu serta beberapa kamar kosong yang tidak terpakai.

Ketika mengangkat keranjang berisi pakaian yang akan ia jemur, tiba-tiba tubuh Anya terhuyung membuat keranjang pakaian menjadi miring dan beberapa pakaiannya jatuh ke lantai.

"Dont get sick Anya. You get fired if you not do your job properly" gumam Anya mensiasati pikirannya. Ia duduk istirahat sejenak sebelum melanjutkan kembali pekerjaannya.


Semoga kalian suka dengan bab ini.

IG : riantiamna

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

5.8M 249K 49
CERITA INI SUDAH DITERBITKAN DAN HANYA TERSEDIA 1/2 LINE || #1 in ROMANCE 24.06.17 Rapat di perusahaan orang lain yang sialnya belum pernah dikun...
5.1M 62.9K 40
Cerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setela...
377K 11K 37
(COMPLETED STORY) . Vikha terjebak dalam pernikahan paksa bersama laki laki yang baru ia kenal. Arrogant dan kasar. Itu kata yang saat ini Vikha tu...
869K 37.9K 62
[[Belum diRevisi]] [[Completed]] 21+ Cerita ke 2 aku. Ini berhubungan dengan cerita pertama aku. Kalo kalian bingung kalian bisa baca cerita pertama...