Jam telah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Di saat orang lain tengah beristirahat, Hwalin justru tidak bisa melakukannya. Setelah pertemuan singkatnya dengan Jeon Jungkook, hati dan pikirannya menjadi tidak karuan.
"Merelakan...Taehyung..." Ucap Hwalin yang kini tengah bersandar pada salah satu pilar rumahnya. Perlahan air matanya turun membasahi kedua pipinya. "Aku sedang mengupayakannya..tapi..semakin aku mencobanya semakin aku merasa terluka."
Ternyata Jungkook sengaja menunggu Hwalin karena ada hal yang ingin ia sampaikan. Hwalin sama sekali tidak menyangka jika Jungkook datang padanya hanya untuk meminta agar ia merelakan Taehyung untuk Hana. Raut wajah Jungkook yang terlihat linglung pun masih terekam jelas dalam ingatan Hwalin.
Hwalin tidak mengenal sosok Jungkook secara pribadi. Tapi ia sempat melihatnya bersama Hana saat di pestanya waktu itu. Hwalin bahkan mendengar apa yang mereka bicarakan.
Saat Hwalin balik bertanya pada Jungkook "Apa kau sudah merelakan Hana untuk Taehyung?", ia hanya tersenyum bingung. Di lihat darimana pun ia juga pasti merasa berat untuk melepaskan Hana. Meski ingatannya belum kembali sepenuhnya, setidaknya ia tahu jika ia begitu mencintai perempuan itu.
"Bukankah akan lebih baik jika kita bekerja sama?" Kini Hwalin berjongkok sembari memeluk kedua kakinya. "Dengan begitu kita tidak perlu melepaskan siapapun. Bukankah itu adil? Bukankah itu yang terbaik?"
🖤
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ketiga sahabat yang kini sama-sama menjabat sebagai seorang CEO dari perusahaannya masing-masing bertemu dalam sebuah acara. Menyedihkannya tak ada satupun dari mereka yang saling menyapa.
Jimin segera pergi dengan sekretaris pribadinya setelah acara selesai.
Taehyung pun sibuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh para wartawan, sementara Jungkook hanya diam memperhatikan kedua sahabatnya dari kejauhan.
"Jika kau mau menyapa mereka, pergilah sebelum keduanya menghilang di keramaian." Sahut pria yang berada di sisi Jungkook, Kim Namjoon.
BINABASA MO ANG
Apologize
FanfictionSetelah meminta maaf, Anak laki-laki yang dulu membenciku sepenuh hati kini mengaku mencintaiku setulus hati. Anak laki-laki yang dulu mebuatku menangis sepanjang hari kini selalu membuatku tersenyum setiap hari. Anak laki-laki yang dulu meninggalka...