🌸 Save 🌸

573 113 8
                                    

Tuk...tuk...tuk...

Suara jarum jam terdengar begitu jelas di dalam ruangan hening ini.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Tak usah bersikap polos. Aku tahu kau sudah mengetahui hal apa yang seharusnya terjadi"

"Hyera... Aku... Aku benar-benar tidak bisa melakukannya" Jungkook mencengkram bahu perempuan yang kini duduk berhadap-hadapan dengannya diatas kasur berwarna putih itu.

"Karena aku bukan Hana? Begitu?" Hyera menatap lurus wajah Jungkook yang terus melihat kearah lain. "Sebegitu sukanya kau padanya?"

Jungkook terdiam.

"Lihat aku! Jeon Jungkook lihat dan tatap mataku!" ucap Hyera penuh penekanan.

Kesal karena Jungkook tak kunjung menatap kearahnya akhirnya ia memaksa dengan menyentuh kedua pipi Jungkook dan mengarahkan wajahnya ke depan, tepat kearahnya. "Hey..." panggil Hyera dengan lembut. "Coba ingat siapa orang yang selalu ada disisimu saat kau membutuhkan bahu untuk bersandar atau telinga untuk mendengarkan semua keluh kesahmu? Siapa orang yang rela pergi ke Tokyo hanya karena kau bilang kau rindu dan ingin bertemu?" suara Hyera bergetar. Ia mencoba menahan sesak dihatinya juga air mata yang terus ia tahan agar tak jatuh ke pipinya. Hyera menatap lembut wajah Jungkook. "Aku memang tak secantik atau sebaik Hana. Tapi aku tulus padamu. Aku bahkan rela melakukan apapun demi dirimu."

Jungkook masih terdiam namun matanya mulai menatap lawan bicaranya. Ia juga merasakan usapan lembut di kedua pipinya.

"4 tahun. Kita sudah menjalani hubungan ini selama 4 tahun dan itu tidak sebentar. Berapa banyak kenangan yang sudah kita lewati bersama? Berapa banyak kita tertawa bersama? Apa kau lupa? Apa kau melupakannya? Melupakan semuanya? Melupakan tentang kita?" kali ini Hyera tidak bisa menahan tangisnya. Hyera benar-benar terisak, menujukkan betapa hencurnya ia saat ini. "Saat dipertemukan denganmu aku pikir kau akan sama saja dengan yang sebelum-sebelumnya. Tapi ternyata kau berbeda. Kau memperlakukanku dengan baik. Tidak menyentuhku sejauh yang mereka lakukan. Kau begitu menghormatiku sebagai seorang perempuan. Kau bahkan tidak pernah berkata kasar padaku semarah apapun dirimu" Hyera mencoba untuk menghapus air matanya.

Jungkook masih diam dan memperhatikan perempuan di hadapannya yang biasanya terlihat kuat kini terlihat begitu lemah.

"Aku menjadi begitu egois, kasar dan mudah marah jika seseorang berada di dekatmu. Itu karena aku takut!" Hyera membuka matanya dan menatap Jungkook. "Aku takut kehilanganmu! Kalau kau pergi aku akan kehilangan semuanya. Aku akan kehilangan satu-satunya orang yang selalu berada disisiku, satu-satunya orang yang mau berbagi cerita denganku, satu-satunya orang yang mau tersenyum padaku dengan tulus dan satu-satunya orang. . .yang aku jadikan sebagai tempat bersandar" Hyera mengatakan kalimat terakhirnya dengan suara berbisik karena isakan tangisnya.

Tangan Jungkook kini menyentuh pipi kanan Hyera dan mengusap air matanya.

"Aku tahu kau pasti kecewa dengan sikapku yang selama ini tidak kau ketahui kan? Aku... Aku benar-benar minta maaf untuk hal itu tapi aku punya alasan... Aku punya alasan..." Hyera kembali menangis. "Seharusnya aku lebih terbuka padamu, seharusnya aku tak menutupi apapun darimu dengan begitu kau mungkin tidak akan kehilangan perasaanmu padaku" Hyera mengambil sebuah bantal dan menenggelamkan wajahnya disana. Dia berteriak sekencang-kencangnya, ia mencoba melepas semua emosinya.

"Hyera. . ." panggil Jungkook pelan. Hyera masih menyembunyikan wajahnya dibalik bantal putih itu.

"Cepat akhiri semua ini dan agar kau bisa bersama Hana" Hyera mengangkat wajahnya dan tersenyum pada Jungkook. Ia juga melepas kimono berwarna putihnya dan membiarkan Jungkook melihat bagian pakaian dalamnya. Hyera bahkan mendorong tubuh Jungkook hingga berbaring diatas kasur.

ApologizeWhere stories live. Discover now