"Hidup dalam penyesalan? Bukan. Bukan hidup seperti ini yang aku inginkan."
"Jika aku bisa memutar waktu, aku ingin kembali ke masa itu untuk melindungimu, bukan menyakitimu"
"Aku harap aku punya keberanian..."
"Keberanian untuk meminta maaf..."
"...padamu"
~♥~
Bertahun-tahun telah berlalu...
Jungkook kecil telah beranjak dewasa. Dia bahkan sudah mendapatkan pendidikan khusus untuk melanjutkan bisnis keluarganya.
Jungkook tumbuh menjadi pria yang tampan dan dikagumi banyak perempuan. Setiap hari valentine lokernya selalu penuh dengan surat dan cokelat.
Tampan, pintar dan kaya raya. Siapa yang tidak terpikat oleh seorang Jeon Jungkook?
"Yak! Jih--"
Brugh...
Jungkook tak sengaja menabrak seseorang ketika sedang mengejar temannya.
"Ma-maaf" ucap seseorang yang ditabraknya itu.
"Kau baik-baik saja?" Jungkook mengulurkan tangannya.
"Hm..." ia mengangguk dan berdiri dengan tangannya sendiri. "Aku tak apa" ia mengangkat wajahnya dan tersenyum pada Jungkook.
Saat itu juga ponsel yang dipegangnya jatuh. Matanya terfokus pada sosok perempuan yang ada dihadapannya.
Suara itu, senyuman itu...
"Yak! Kenapa masih disitu? Cepat belikan jus untuk kami!" teriak perempuan lain dari dalam kelasnya.
"Han--"
"Sampai nanti" ucapnya yang kemudian berlari menuju mesin penjual minuman yang berada di dekat kantin.
Tidak ada yang berubah. Hana tetap menjadi sasaran penindasan.
Tidak ada yang berubah. Hana tetap diam dan tidak melawan.
Di dalam kelasnya Jungkook hanya diam, membaringkan kepalanya diatas meja sambil melihat keluar jendela.
Hana ada disana, di tempat yang sama dengannya. Itu artinya dia punya kesempatan untuk mengutarakan isi hatinya yang selama ini terus menghantuinya.
Tapi...
Bagaimana caranya?
Andai mereka berada di kelas yang sama, mungkin akan lebih mudah bagi Jungkook untuk mendekatinya. Sayangnya Hana berada di kelas 2-A dan Jungkook di 2-B. Jungkook adalah siswa pindahan jadi dia tidak tahu kalau Hana juga sekolah disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apologize
FanfictionSetelah meminta maaf, Anak laki-laki yang dulu membenciku sepenuh hati kini mengaku mencintaiku setulus hati. Anak laki-laki yang dulu mebuatku menangis sepanjang hari kini selalu membuatku tersenyum setiap hari. Anak laki-laki yang dulu meninggalka...