🌸 To be Happy 🌸

403 68 13
                                    


"Jimin-ah... Saengil chukhae!"

"Hahaha gomawo."

"Selamat atas pertunanganmu!"

"Ya. Gomawo."

"Mianhae. Aku tidak bisa menghadirinya tapi aku sudah mengirim kado untukmu."

"Gomawo... Hyerinnie..."

Jimin terdiam sejenak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin terdiam sejenak. Ia menatap langit dan kemudian menutup matanya. "Hyerinnie... Jangan menangis."

"Siapa yang menangis?"

Jimin terkekeh. "Apa kau makan dengan baik?"

"Kenapa tiba-tiba bertanya? Kau bahkan belum pernah memberiku makan."

Jimin kembali tertawa. "Hey savage girl."

"Hey jaga mulutmu."

Tuut.. Tuut.. Tuut..

Hyerin mengakhiri panggilan telponnya.

Jimin kembali ke Busan pasca pesta pertunangan sekaligus perayaan ulang tahunnya. Sementara Hana tetap di Seoul bersama kakak sepupunya. Keduanya sering mengobrol melalui sambungan telpon atau hanya sekedar bertukar cerita melalui pesan singkat.

Jimin baru ingat jika ia belum membuka kado yang Hyerin kirimkan.

"Benar-benar berantakan." Jimin tertawa melihat betapa kacaunya tampilan kado Hyerin.

You :
"Kau benar-benar tidak punya bakat membungkus kado."

Hyerin :
"Jangan nilai sesuatu dari luar. Lihat isinya! Pabo."

You :
"ㅠㅠ kenapa kau terus memarahiku."

Hyerin :
"Karena kau bodoh ㅠㅠ"

Hyerin mengirimi Jimin sebotol wine kesukaannya. "Seharusnya dia mengirimiku susu saja."

Jimin telah memutuskan untuk mengurangi kebiasaan minumnya. Hal itu tidak lain ia lakukan demi Hana. Jimin adalah tipe orang yang akan melakukan apapun demi cinta.

Kini Jimin tengah menatap layar komputernya. Ia tidak sedang bekerja, melainkan mencari sebuah tempat yang nantinya akan ia tinggali bersama keluarga kecilnya. Jimin sempat bertanya tempat seperti apa yang ingin Hana tinggali dan ia menjawab ingin tinggal di sebuah rumah sederhana dengan banyak bunga di halamannya.

ApologizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang