🌸 Flashback pt.1 : Jimin 🌸

817 145 35
                                    

Seoul, 29 Maret 20xx

Musim semi mulai datang dan musim dingin telah beranjak pergi. Bunga-bunga mulai berkuncup menunggu gilirannya untuk mekar.

Orang-orang tak lagi menggunakan pakaian tebal untuk melindungi tubuh mereka dari sapaan udara dingin.

Pagi ini akan menjadi pagi yang baik untuk seorang laki-laki bernama lengkap Park Jimin. Awal musim semi ini menjadi hari pertamanya menginjakkan kaki di Seoul sekaligus menetap disana.

Jimin kecil tinggal dan dirawat oleh kakek dan neneknya di Busan. Tapi setelah keduanya meninggal dunia Jimin kembali diasuh oleh kedua orang tuanya.

Jangan salah paham.

Orang tua Jimin bukannya sengaja menitipkannya disana, tapi kakek dan neneknya lah yang memaksa agar Jimin tinggal bersama mereka karena dia adalah satu-satunya cucu yang mereka punya.

Jimin kecil hidup dengan amat sangat layak. Dia tinggal di rumah besar layaknya sebuah mansion. Semua itu berkat kerja keras ayahnya. Memulai bisnis sejak remaja membuatnya menjadi pengusaha hebat yang cukup disegani. Bahkan nama ayahnya sempat masuk kedalam salah satu pengusaha paling kaya raya menurut salah satu majalah terkenal di dunia.

Jimin kecil selalu merasa bangga pada ayahnya. Meskipun mereka jarang bertemu tapi Jimin selalu mendapatkan cinta dan kasih sayangnya. Mereka sering bertukar cerita meskipun hanya lewat panggilan video. Ayahnya bahkan tak pernah menolak panggilan video dari Jimin sekalipun ia sedang melakukan rapat. Dia akan meminta Jimin untuk menunggu sampai rapatnya selesai tanpa mematikan panggilan video itu sehingga Jimin bisa melihat apa yang sedang ayahnya lakukan. Di matanya ayahnya itu benar-benar sosok yang mengagumkan. Dia berharap suatu hari bisa berdiri disana, memimpin rapat, menggunakan pakaian formal dan bicara sekeren ayahnya.

Kedua orang tua Jimin tak segan memberikan apapun yang Jimin inginkan tak peduli seberapa mahalnya itu. Jimin adalah anak yang baik dan penurut. Tak ada satupun hal yang pernah ia bantah dari orang tuanya.

Jimin yang dari kecil terbiasa homeschooling akhirnya didaftarkan ke sebuah sekolah elit dimana ayahnya menjadi salah satu donatur terbesar disana. Jimin mendapatkan keistimewaan untuk memilih kelas manapun yang ingin ia tempati.

Saat hari pendaftaran itu Jimin sedang berjalan di lorong dan menemukan seorang anak laki-laki yang sedang bermain sepak bola, olahraga yang sangat ia sukai.

"Woah hebat" kagumnya pada sosok laki-laki itu.

Sadar dirinya sedang diperhatikan Jimin akhirnya ia berjalan mendekati Jimin sambil membawa bolanya. "Mau ikut main?" ajaknya ramah.

Jimin sempat ragu, tapi akhirnya ia menerima ajakan anak laki-laki itu.

"Hey kau terlihat asing" ucap anak laki-laki itu sambil terus menggiring bola yang kemudian ia oper ke Jimin.

"Aku akan jadi murid baru disini" Jimin menendang bolanya ke sudut atas hingga penjaga gawang pun tidak bisa menangkapnya.

"Oh begitu" responnya tenang.

Baru satu babak jam istirahat sudah berakhir. Anak laki-laki itu memberikan bolanya pada Jimin dan berlari menuju kelasnya.

"Siapa namamu? Dari kelas apa?" teriak Jimin.

"Kim Taehyung, kelas 3-A" balasnya tanpa menoleh pada Jimin.

ApologizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang