Prolog

264K 14.3K 1K
                                    

Hai semoga suka sama cerita aku yang ini ya:)

Mau nanya!! Ada cowo yang baca cerita inikah? Kalo ada fix kalian harus jadi cowo kaya raffa hahaha

🌱

- Raffa Afian Aldelard -

Suasana koridor siang ini cukup ramai. Para guru yang mengadakan rapat membuat semua bersorak kesenangan.

Hampir di sepanjang koridor terdapat beberapa kubu yang sedang bersantai. Ada yang hanya duduk-duduk di bangku depan kelas sambil menggoda siswi-siswi, ada yang bernyanyi sambil memainkan gitar, ada yang memalak siapapun yang melewati kelasnya. Bahkan ada yang dengan terang-terangan memperlihatkan kemesraannya dengan sang kekasih. Sungguh penerus bangga yang membuat para pejuang menggelengkan kepalanya.

Lantas semua siswi langsung terfokus pada 4 lelaki yang baru saja berjalan keluar dari kelasnya. Tak sedikit yang memekik senang saat 2 diantaranya melemparkan senyum menggoda.

Edo Bagaskara dan Evan Hadiwijaya. Keduanya memiliki kesamaan, yaitu sama-sama tebar pesona. Walau begitu, Edo dan Evan hingga kini masih menyandang gelar jomblo pada dirinya masing-masing. Tidak tahu apa alasannya, karena banyak sekali gadis yang menyukainya tapi hanya mereka dijadikan sebagai gebetan tanpa diberi kepastian.

Jangan tanya berapa gadis yang dijadikan gebetannya, karena jawabannya pasti lebih dari 5. Itupun dari berbagai kalangan. Ada yang seangkatan, kakak kelas, anak SMP, anak kuliahan, bahkan ada yang sudah bekerja. Tidak salah jika ada seorang gadis yang menyebut keduanya itu playboy cap tai ayam. Saking kesalnya sampai berucap seperti itu. Tetapi Edo dan Evan sama sekali tidak ambil pusing, malah keduanya semakin merasa bangga karena memiliki wajah yang tampan.

Terlepas dari Edo dan Evan, 2 lelaki yang juga menjadi sorotan. Ah atau mungkin lebih menarik dibandingkan Edo dan Evan itu juga memiliki banyak sekali penggemar.

Alvandra Putra Aditama, si pendiam dengan tatapan tajam. Alvan hanya akan mengeluarkan suaranya jika ia sedang di tanya. Jawabannya pun tidak akan bisa membuat sang penanya puas malah membuatnya kesal, karena tidak akan jauh dari kata hm, iya, oh, oke terus saja seperti itu.

Walau begitu Alvan mempunyai kekasih, hubungannya sudah berjalan setengah tahun. Edo dan Evan saja sampai tidak percaya ada gadis yang tahan dengan sikap Alvan itu. Namun, tidak sedikit juga gadis yang masih mengejarnya entah secara diam-diam atau terang-terangan. Tidak pedulikan gadis yang kini menjadi kekasih seorang Alvandra.

Satu lagi yang hampir membuat semua gadis berdecak kagum, bersorak saat melihatnya, juga terpesona hanya dengan wajah datarnya. Tidak melakukan apa-apa saja ia tetap terlihat mengagumkan di mata para gadis itu yang tentu saja membuat Edo dan Evan berdecak kesal.

Sebelah tangannya di masukan ke dalam celana putih bersih itu. Mata elangnya menatap ke arah depan tanpa pedulikan banyak gadis yang memanggil namanya. Alis tebal, hidung mancung, rahang yang kokoh menjadi perpaduan yang sangat sempurna. Ditambah tubuh atletisnya menambah poin plus di mata kaum hawa. Ah jangan lupakan rambutnya lebih panjang dari pada teman-temannya, membuat banyak gadis gemas ingin mengacaknya.

Seolah tidak peduli dengan sikapnya yang dingin, kasar, tidak peduli sekitar dan mulut pedas. Edo pernah berkata bahwa ia adalah titisan psycho, tatapannya yang tajam diiringin dengan omongan yang pasti membuat siapa saja sakit hati. Walau tidak berbuat apa-apa bukankah itu membuat lawan bicaranya mati kutu?

Hampir sama dengan Alvan, hanya saja Alvan jauh lebih peduli sekitar dibandingnya. Alvan hanya malas banyak bicara karena menurutkan itu hanya membuang waktu saja. Berbeda dengannya, ia memang sudah seperti itu sejak kecil. Rasa kecewa di masalalu membuatnya menjadi pribadi yang berbeda.

Sampai..

"Raffa Afian Aldelard!"

Berubah, raut wajahnya langsung berubah seketika. Tidak ada wajah datar dengan aura dingin yang mencekam, tidak ada juga tatapan tajam yang siap membunuh siapapun.

Senyum manis dengan lesung pipit di pipi kirinya membuat semua yang menanti itu bersorak kesenangan. Bahkan tidak segan-segan mengangkat handphonenya untuk mengabadikan moment itu.

Tidak hanya senyum manis, tatapan yang lembut juga sukses membuat semua gadis yang berada di koridor baper.

🌱

Gimana ceritanya? Masih awalan ya hehe.

Jangan lupa vote dan comen.

13nov20

RAFFA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang