schedule seven I want coffee

135 40 34
                                    

Bijak dalam membaca!

••

Setelah sampai di tempat caffe, Heesang dan sahabatnya langsung turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam.
Karena jarak caffe cukup dekat dengan kampus sehingga tidak terlalu memakan banyak waktu.

“Sang, kau yang pesan sana.”  ucap Kwonbi padanya sambil memilih coffe yang di inginkan.

“Apa aku? Tidak ah kau saja sana.” balas Heesang sambil menggeleng dan menunjuk Eunbi.

“Astaga, kalian itu ribet sekali. Suruh pesan aja susah banget kalo gitu suruh kesini aja pegawainya.”  ucap Eunbi dengan tenang.

“............”  dengan wajah datar, Heesang dan Kwonbi menatap wajah Eunbi yang dengan tidak berdosanya dia tersenyum bangga.

“Cih curang sekali.” ucap Kwonbi sinis, lalu menjulurkan lidahnya ke arah Eunbi.

“Aku kan pintar makanya curang, tidak seperti kalian.” dengan percaya diri Eunbi berkata seperti itu, “Kalian tidak pintar, makanya tidak tau.”  lanjutnya lagi masih dengan wajah penuh percaya diri.

“Shit! Hentikan senyuman psikopatmu itu! Menyebalkan tau.”  jengah Kwonbi dengan wajah kesal lalu memilih memainkan ponselnya.

Ia hanya tertawa melihat tingkah mereka selalu tidak akur tapi terlihat lucu bagi Heesang.

“Yaudah deh, cepetan panggil.”  ucap Heesang kepada Eunbi dan dia langsung melambaikan tangan pada pegawai disitu.

Jeogiyeo?”  ucap Eunbi memanggil pelayan tersebut.

“Ya ada yang bisa saya bantu?” ucapnya datang lalu memberikan menu kepada kami.

“Coffe Capuccino 1, kau ingin apa?” ucap Eunbi padanya dan juga Kwonbi.

“Aku coffe caramel latte 1 dan kwonbi coffe escaffe di tambah latte sedikit 1, terima kasih.” ucap Heesang sopan dan tersenyum.

“Jadi Coffe capuccino 1 Coffe caramel latte 1 dan Coffe escaffe dengan latte sedikit 1 jadi 3 pesanan. Ada tambahan?" Balas pelayan itu.

"Tidak itu saja." ucap Heesang membalas perkataannya.

Pelayan itu mengganguk sopan, "Baik silakan di tunggu, pesanan sedang di proses,” lanjutnya ramah lalu mengambil menu yang tadi di taruh di meja dan pergi menuju barista.

Setelah pelayan pergi dari meja kami, kami kembali mengobrol seperti biasa.

“Hah! Aku sungguh lelah sekali,”  ucap Kwonbi menghembuskan nafasnya pelan.

“Kenapa kau yang lelah? Kan aku yang menyetir bahkan kau hanya bernyanyi di dalam mobil."  ucap Eunbi menyindir lalu kembali fokus ke ponselnya.

“Memang kenapa kalau aku lelah tidak boleh?” sambil mencebikkan bibirnya, “lagipula ngapain di bahas bilang aja tidak rela kan nganterinnya.” ucap Kwonbi dengan kesal.

“Siapa bilang tidak rela! kalo aku tidak rela sudah aku turunkan kau di jalan tadi!” ucapnya sambil menatap Kwonbi sinis.

“Huh sudahlah, sungguh kepalaku rasanya ingin meledak sampai kapan kalian berhenti bertengkar?”  ucap Heesang dengan wajah kusut bagaimana tidak kepalanya sudah pusing di tambah mereka.

“Sangniee, mianhae...” ucap mereka bersamaan sambil minta maaf, akhirnya mereka kembali seperti semula.

“Sang, dari yang kulihat kau tidak dekat dengan siapa-siapa?”  ucap Eunbi tiba-tiba, yang di tanya hanya ber'hah' ria saja.

The Castle of Moonlight || END ✓Where stories live. Discover now