schedule five : problem campus

198 50 23
                                    

Typo bertebaran!
Bijak dalam membaca!

•••••

Sinar matahari menembus jendela kamar gadis yang sedang tertidur dan mulai menyilaukan sinar ke matanya pada akhirnya ia pun mulai membuka mata secara perlahan.

“Eugh, sudah jam berapa ini?”
Heesang langsung membuka ponselnya yang berada di meja sebelahnya untuk melihat jam.

Seketika bola matanya membesar karena terkejut. 

“Astaga sudah jam segitu!” Heesang  langsung lari dari ranjang tidak lupa membereskan sisa sampah kemarin dan membuangnya ke sampah, ia langsung bergegas ke kamar mandi dan melanjutkan aktivitas mandinya.
.
.
.

Tidak cukup waktu lama 2 menit Heesang langsung keluar dengan pakaian rapi tidak lupa mengambil semua barang keperluannya dan tidak lupa mengambil kacamata lalu langsung keluar kamar.

"Eomma! kenapa tidak bangunkan aku?” Dengan wajah sedikit cemberut, dan Heesang langsung menuju meja makan dimana sudah ada Eomma Kim saja karena Appa Kim dan Heesung sudah berangkat.

Eomma kira kamu masih tidak enak badan makanya Eomma tidak membangunkan mu.” balas Eomma Kim sambil mengambil susu untuk Heesang.

“Ah, sepertinya aku harus berangkat sekarang. Maaf Eomma aku pergi,” ucap Heesang sambil mencium pipi Eomma Kim dan langsung berlari keluar rumah menuju gerbang depan.

.
.
.
.
.
.

“Semoga saja Park ssaem belum masuk kelas."  rapal Heesang mencoba tenang, bahkan ia bergerak gelisah sambil menunggu busnya.

'Astaga kenapa lama sekali sih busnya' batin Heesang dengan raut kesal.
Pada akhirnya beberapa menit kemudian bus datang.

Ahjussi, bisa lebih cepat tidak mengemudinya aku bisa telat ini.”  ucap Heesang sedikit panik.

“Kau kira kau saja yang telat, kita juga akan telat." Balas pengunjung yang lain ikut menyahut.

“Tapi aku juga! Astaga... Huwaa!” seru Heesang terpotong karena kaget tiba-tiba tubuhnya terhuyung ke belakang dan ada seseorang yang menangkap tubuhnya dari belakang, sangat bersyukur sekali untung tidak jatuh. Dengan cepat Heesang ingin berterima kasih tapi setelah melihat wajah yang menolongnya ia urungkan niatnya untuk mengucapkan terima kasih.

“Kau!” ucap Heesang ketus sambil mencoba melepaskan diri darinya.

“Ah, kita bertemu lagi rupanya,” ucapnya tersenyum miring.

“Lepaskan aku!”  ucap Heesang masih mencoba melepaskan diri dari laki-laki gila itu dan kembali ke posisi semula.

“Aku kan sudah menolongmu? Tidak ada balasan?” balas lelaki itu menaikan satu alisnya, yang membuat wanita di dalam bus menjerit tertahan karena ketampanannya.

“Untuk apa aku berterima kasih padamu? Dasar brengsek!” ucap Heesang marah dan langsung kembali duduk.

“Hei, kau gadis jelek berani sekali kau mengatakan hal tak pantas kepada laki-laki tampan seperti dia memang kau siapa hah?” ucap seorang wanita dengan kasar yang langsung datang lalu mendorong Heesang sampai ingin jatuh untuk yang ke dua kalinya.

Lalu Heesang pun menoleh ke arah wanita sialan itu kalau di lihat-lihat sepertinya wanita ini penggemar si gila itu lalu untuk apa wanita ini marah-marah padanya. Dasar sinting.

“Cih, tidak tau malu sekali dia!” sahut  teman wanita itu sambil menatap Heesang tajam dan merendahkan.

“Kalian kalo ingin memuji dia silahkan! Aku tidak peduli.” balas Heesang tajam kepada mereka lalu langsung berjalan keluar dari bus. sebelum keluar dari bus ia juga memberikan tatapan tajam pada laki-laki yang menjadi sumber masalah itu.

The Castle of Moonlight || END ✓Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα