The Castle 54

31 13 5
                                    


Setelah kembalinya Donghae bersama dengan Yujin semuanya kembali seperti semula, hanya saja Raja Dangjin dan Ratu Irene belum ditemukan keberadaannya. Cukup berat hati untuk menerima semua kenyataan ini yang menandaskan bahwa kedua orangtuanya mati di medan perang.

Yujin yang melihat Donghae menatap tak minat makanan di meja makan yang telah dingin itu langsung menepuk punggung suaminya itu penuh kelembutan, mungkin sedikit mengurangi beban di hati sang suami.

"Jangan pernah merasa sendiri, ada aku disini bersamamu." Yujin tersenyum melihat raut Donghae yang melembut dengan sendirinya, sedetik kemudian Lelaki itu langsung membalas senyuman Yujin dan mengecup bibir Yujin pelan.

"Terima kasih, Kau masih setia berada di sisiku sampai saat ini"

Yujin dengan cepat menggeleng lalu duduk menyamankan dirinya lalu menempelkan kepalanya di bahu kokoh sang suami.
"Aku yang harusnya berterima kasih Donghae, berkat dirimu aku merasa mengerti arti perjuangan." jujur Yujin sambil menggengam tangan Donghae lembut, "Kita pernah berjanji bukan dalam keadaan apa pun itu mau susah, senang, menderita, bahagia kita akan menghadapi ini bersama dan aku yakin kau bisa menghadapi semua ini denganku." ucapnya lagi menegaskan penuh semangat.

Donghae yang mendengar baik-baik semua perkataan Yujin sedikit menenangkan hatinya dengan cepat ia membelai surai Yujin sayang.

"Tentu, Aku akan menghadapi ini semuanya bersamamu" balas Donghae pelan dan lembut.

"Jjah, sekarang kau makan makananmu lihat kasian dia tidak kau sentuh." ucap Yujin di buat sedih.

Akhirnya setelah tertawa pelan mendengar dan melihat tingkah aneh istrinya Donghae langsung mengangguk dan melahap makanannya dengan cepat dan tandas.

***

Taehyung yang mulai sibuk dengan perintah mutlak serta kewajibannya untuk menjaga militer kekuasaannya jadi tidak sempat bahkan tidak pernah bertemu dengan Sooya wanita yang selalu membuatnya tersenyum itu.

'Huh'

Suara helaan napas terdengar di paviliun itu.

Taehyung dengan langkah gontai berjalan menuju kamarnya, cukup lelah bung sekarang saja dia terlihat seperti mayat hidup. Tidak berpikir berkali-kali ia langsung merebahkan tubuh lelahnya di ranjang, dengan mata terpejam mencoba menetralisir detak jantungnya yang berdegup cepat.

Tok tok

"Yang mulia, bisakah hamba masuk ke dalam?"  ucap pengawal dari luar kamar.

Taehyung yang mendengar suara pengawal suruhannya langsung berteriak sebisanya.

"Masuklah," ucapnya dengan serak.

Setelah pintu bambu itu terbuka munculah pengawal dengan seragam militernya.

"Yang mulia hamba ingin mengantarkan surat perintah dari tuan kedua untuk Yang mulia baca."

Taehyung mengangguk mengerti, tangannya ia angkat menyuruh pengawal tersebut agar menaruh surat perintah itu di meja kebesarannya di dekat kursi panjang.

Seakan mengerti pengawal tadi langsung menaruh dan langsung mengundurkan diri.

"Surat perintah apa lagi kali ini! Mengapa tua bangka itu tidak pernah membiarkan ku bebas semenit saja, tidak senang sekali sepertinya." sunggut Taehyung kesal.

Dengan berat hati ia berdiri lalu langsung menghampiri meja itu, penasaran juga memang apa isi di dalamnya sebenarnya.

Taehyung dengan kasar menarik surat perintah itu dari meja dan mengambil surat tersebut.

' Taehyung aku ingin kau menyelidiki kasus yang terjadi akhir-akhir ini di desa gongbal banyak kejadian aneh dan pembunuhan, aku ingin kau bertindak secepatnya.

Perintah,
Hakim Han

Han Sun Joon

Setelah membaca pesan penting dari Hakim Han itu Taehyung langsung mengerutu lagi dan lagi.

"Ck, Apa-apaan ini kemarin aku di suruh menangkap penjahat, sekarang di suruh menyelidiki kasus sebenarnya aku ini putra mahkota apa seorang detektif sih." Taehyung dengan tidak terima langsung meremas surat tersebut sampai kusut lalu membuangnya dekat tempat sampah, tanpa memperdulikan bahwa yang menulis surat perintah mutlak itu paling berkuasa di daerah tersebut.

Seakan tidak perduli Taehyung malah berjalan santai menuju ranjangnya kembali, tentu saja melanjutkan acara tidurnya yang sempat tertunda.

***

Yujin yang baru pulang dari hutan langsung kaget melihat kamarnya dengan Donghae kosong, lalu dimana suaminya berada.

Ah, Ia baru ingat akhir-akhir ini kan suaminya memiliki hobi baru yaitu suka sekali melukis sesuatu atau menuju halaman belakang melihat air terjun, lebih baik ia segera kesana.

Tetapi sesampainya disana nihil, tidak ada siapa-siapa lalu dimana suaminya sekarang. Semua tempat sudah ia cari tetap tidak ada Donghae.

Mungkin Donghae sedang pergi keluar, tenanglah Yujin ia tidak mungkin meninggalkanmu dengan wanita lain. Batin Yujin menyakinkan dirinya.

Sialan memang setelah insiden tadi pagi, mimpi buruk yang membuat dirinya harus was-was dan berjaga selalu. Bagaimana tidak waspada jika ia bermimpi suaminya pergi meninggalkan dirinya dan menikahi permaisuri lain yang lebih cantik darinya. Tidak, hilangkan semua prasangka buruknya ini, tidak mungkin kan Donghae pergi meninggalkan Yujin yang cantik ini. Dan akhirnya ia terbangun dengan mata sembab karena mimpi buruknya itu.

Sekuat hati Yujin menepis pikiran buruknya ini, lalu kembali menuju paviliunnya. Sedikit menenangkan pikiran dan hati mungkin membuat moodnya lebih baik.

___________

Tbc

Anw Donghae kemana itu? Kenapa Yujin bisa berpikir begitu?

Gimana part ini? Vote dan komen yaa,, kalo perlu masukin ke list kalian dan follow wattpad aku @Piyaachoo

See you gess....

The Castle of Moonlight || END ✓Where stories live. Discover now