schedule two who dis?

387 59 40
                                    

Saat sampai di depan gerbang Heesang pun berjalan ke dalam menuju koridor keadaan di koridor juga lumayan ramai, sebenernya ia tipikal yang tidak terlalu suka dengan keadaan ramai tapi karena hari ini ada jadwal mau bagaimana lagi.

Ia pun berjalan dengan santai sambil sesekali memegang kacamatanya yang melorot ke tengah hidung bengirnya, lalu melanjutkan jalan kembali. Heesang bertemu dengan dua teman barunya yang sedang melambaikan tangan padanya, disini ia hanya memiliki dua teman saja. tau kenapa? Simple jawabanya karena Heesang tidak mudah bergaul.

Dengan cepat ia langsung menghampiri dua temannya itu.

“Hai Heesang.” ucap Eunbi sambil tersenyum penuh semangat.

“Ah, hai.” balas Heesang dengan tersenyum kaku sambil melambaikan tangannya.

“Hei, masih kaku aja udah 5 bulan ini lo kita berteman.” ucap Kwonbi dengan ekspresi luar biasa bahagia.

“Iya aku tau, hanya saja suka tidak keliatan. Mataku juga kurang bagus penglihatannya.” ucap Heesang tersenyum kikuk.

"Baiklah, lebih baik kita cepat ke kelas sebelum Lee ssaem datang.” ucap Eunbi langsung menarik kita berdua ke kelas.

“Jja!” seru Heesang dengan Kwonbi bersamaan.

 
saat ini Heesang dan sahabatnya sudah berada di kelas, hari ini adalah pelajaran hukum tapi jam kosong karena Lee ssaem ternyata sedang tidak ada. Akhirnya ia dan yang lain hanya fokus pada ponselnya masing-masing kadang mengobrol tapi selebihnya Heesang lebih menghabiskan waktunya untuk kembali menulis naskah ceritanya yang belum selesai ini.

“Sangniee, kita pergi ke kantin saja ya. Aku sangat laper,”  ucap Kwonbi dengan ekspresi merajuk.

“Ah aku sangat malas, tidak laper juga lebih baik kalian aja yang ke kantin.” ucap Heesang masih fokus mengetik di laptopnya.

“Astaga aku benar-benar tidak habis pikir sama kau, sampai kapan kau menulis itu cerita? Bahkan alurnya saja tidak pasti begitu.” ucap Eunbi sambil menggeleng tidak percaya.

“Sampai tamatlah, masa iya sampai setengah bagian doang yang ada aku tidak akan bisa hidup dengan tenang.” ucap Heesang mencoba kembali fokus dengan urusannya.

“Iya terserah kau saja, lalu ingin sesuatu biar aku belikan.”  ucap Kwonbi sambil menawarkan bantuan.

Heesang langsung tersenyum bahagia,  "Ah, kalian benar-benar sahabat yang paling baik hati. Belikan aku roti sandwich dan juga susu banana.”

“Ada yang lain lagi?”  tanya Eunbi lagi.

“Tidak ada, terima kasih my bestie.”  balas Heesang dengan senyuman dan ingin menangis karena benar-benar berkah sekali memiliki sahabat seperti itu, tapi bukan berarti ia memanfaatkan sahabatnya itu bung.

Dan akhirnya kedua manusia itu keluar dari kelas menuju ke kantin,  heesang pun sendiri di dalam kelas tidak sih masih ada murid lainnya yang belajar dan bermain ponsel.

“Apa ada yang kurang ya teksnya, sepertinya sudah benar seperti ini ceritanya...” gumam Heesang pada dirinya sendiri sambil memainkan pulpen di tangan dengan gaya berfikir.

“Ah, aku melupakan sesuatu seharusnya tokoh Donghae saat bertemu dengan tokoh Yujin harus memiliki watak yang dingin dan tidak perduli, sedangkan Yujin memiliki watak berbanding terbalik dengan Donghae itu menarik.” ucapnya lagi sambil mencoba menggabungkan ide yang muncul di pikirannya tadi.

Dan setelah ia merenggangkan otot tangan yang terasa kebas karena kebanyakan mengetik, akhirnya temannya datang dengan membawa pesanan yang ia inginkan.

“Ini sandwich dan susu yang Ratu inginkan.”  ucap Kwonbi dengan suara di buat-buat yang sukses membuat Heesang tidak kuasa menahan tawa. Tapi dengan cepat Heesang langsung menerima dan meletakkannya di meja sebelah laptopnya.

“Wow, terima kasih wahai Kwonbi telah melayani Ratu." Matanya berbinar melihat sandwich dan susu itu, lalu Heesang balas dengan suara yang sama sebagai Ratu.              

"Hentikan, aku tidak bisa berhenti tertawa," ucap Eunbi tertawa terbahak-bahak sambil mencoba menahan air matanya agar tidak keluar.

“Baiklah kita hentikan, selamat makan semua.” balas Heesang langsung melahap sandwich itu dengan nikmat begitu pula dengan yang lain.

Saat sedang asik makan tiba-tiba perkataan Eunbi membuatku berhenti mengunyah.

“Oh iya Sangniee, saat itu kau bilang memiliki seorang kakak laki-laki kan?” tanya Eunbi penasaran.

Heesang mengangguk semangat, "Iya,  memang kenapa?”

"Tidak, ah apa dia di atas kita lalu tampan tidak?”  ucapnya langsung menyerbu dengan banyak pertanyaan.

“Huh, aku jawab satu satu. Kak Heesung itu di atas kita karena dia di tingkat ke 5 kita kan tingkat ke 2, lalu tampan atau tidak? Bagiku tentu saja kakak tampan. Kadang menyebalkan sih tapi dia tetap kakakku jadi dia tampan." balas Heesang dengan jelas lalu langsung kembali melanjutkan perkataannya, "Tapi tunggu! jangan bilang kau tertarik dengan kak Heesung?”

“Sepertinya iya, a-aku juga tidak tau.”  ucap Eunbi tersenyum malu, tiba-tiba wajahnya memerah.

Heesang dengan cepat tertawa, lagi. "Wajahmu memerah Eunbi, tidak masalah jika kau menyukai kakak-ku aku takan marah juga." ucapnya melembut.

Akhirnya Heesang dan kedua sahabatnya itu kembali bercanda dan tertawa bahkan bercerita tentang hal memalukan yang pernah dialami dari masing-masing.

Tanpa sepengetahuan heesang dan sahabatnya itu ada seseorang yang melihat heesang dari jauh lalu tersenyum penuh misterius dan pergi begitu saja tanpa meninggalkan jejak apapun.

——————————————————

Hayooo siapa tuh yang lagi liatin heesang sama sahabatnya?

  Hayuk di vote sama komen!!!
Makasih yang udah baca cerita aku💜💜❤❤ sampai jumpa di next chapter👉👉

The Castle of Moonlight || END ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant