BAB 44

58.1K 8.4K 736
                                    

^Selamat membaca, Tanta Readers!^

.

.

...

"Bunda!" Utara yang baru pulang dari rumah sakit langsung memeluk bunda sesampainya ia di rumah. "Uta minta ma—"

"Bunda yang minta maaf," potong bunda cepat membalas pelukan Utara.

Ayah yang melihat Utara datang bergegas menuju dapur, lalu kembali ke ruang tamu dengan senyum misterius yang malah kocak dengan wajah jenakanya "Lihat, Ayah bawa apa?" Tangannya yang bersembunyi di belakang, langsung ia tunjukan bersama dua tangkai permen lollipop besar.

"Buat Uta?!" tanya Utara antusias. Papa mengangguk dan memberikan dua permen besar itu pada Utara. "Yeay! Makasih, Ayah."

Ayah tersenyum seraya mengusap puncak kepala Utara. Selatan yang sedari tadi berdiri di belakang Utara turut senang melihat cewek itu antusias.

"Bunda sama ayah bakal nemenin mama di rumah sakit. Uta sama Ata di rumah, ya. Bunda juga panggil Mbak Vira sama suaminya buat nemenin kalian. Ata, tidur di kamar atas, ya, sama Kak Kabir, biar Uta sama Mbak Vira."

KAMAR ATAS LAGI?!

Bareng Kak Kabir yang kata Mbak Vira suka ngorok? Lengkap sudah!

Kamar atas juga hanya tersisa kasur karena barang Selatan sudah pindah ke kamarnya. Selama tiga hari ini pula Utara memang menginap di rumah sakit dan kini malah mengambil alih kamarnya. Kalau saja Selatan tidak punya hati, ia akan menolah perkataan bunda, tapi kali ini Selatan ikhlas.

Tak lama, bunda dan ayah pergi. Vira dan Kabir akan tiba sepuluh menit ke depan. Entah apa yang akan terjadi nanti saat pasutri itu datang.

"Gue pinjamin kamar dan kasur gue. Awas aja kalau lo getok-getok Lego, Hot Wheels, sama miniatur-miniatur gue," ucap Selatan pada Utara.

"Ish, siapa juga yang mau getok-getok."

"Ya, kan siapa tau aja jahil lo kambuh kayak waktu kecil dulu." Ingatan Selatan melayang pada saat dulu Utara mengamuk dan melepas semua kepala Leg, miniatur, dan Hot Wheels miliknya karena ia mencuri permen cewek itu.

"Gue nggak mulai kalau lo nggak mulai duluan," sahut Utara saat sudah berada diambang pintu kamar Selatan. "Tapi nggak tau, sih, kalau jahil gue kambuh. Tau-taunya Lego lo udah nggak punya kepala."

"Awas aja lo sampe mainan gue ada yang kurang."

Utara memeletkan lidah kemudian langsung masuk ke kamar Selatan sebelum cowok itu melemparinya dengan buah jeruk mini yang tadi mereka beli di pinggir jalan.

Di luar, ekspresi Selatan memang cuek dan selalu menyembunyikan perhatiannya. Tapi, Selatan selalu punya cara sendiri untuk menunjukan sisi perhatiannya pada Utara. Seperti tadi, perdebatan kecil yang diam-diam membuat Selatan tersenyum setelah Utara masuk ke kamarnya. Melihat Utara kembali seperti itu saja sudah cukup untuknya.

"Halah! Gue kenapa?!" Selatan menepuk-nepuk pipinya.

"Kenapa hayooo?" Selatan menoleh dan mendapati Vira yang berjalan sambil menggandeng tangan Kabir. "Yuhuuuu! Gue bawain martabak!" seru Vira girang.

Senyum Selatan mengembang. Makanan adalah segalanya.

"Loh, peraturan di sini di kemanain?" tanya Vira mengamati dinding tempat Utara menempel peraturan itu hilang.

"Lagi absen," sahut Selatan asal dan mengambil alih martabak. Ia memakannya dengan santai sambil selonjoran di sofa.

Vira tertawa sambil mengibaskan tangan di udara. "Gue yakin tuh peraturan bentar lagi nangkir di sini." Vira menggeplak-geplak dinding. "Masih gue pantau peraturan ke tujuh, dilarang jatuh cinta."

Selatan berdecak malas. "Kamar gue buat Mbak Vira tidur sama Utara. Kak Kabir tidur sama gue di kamar atas," ujarnya.

"Nggak tidur sama kamu, dong, Sayang." Kabir merangkul pundak Vira dengan ekspresi manja yang membuat Selatan merinding.

"Beberapa hari doang," kata Vira balas dengan memeluk Kabir. Selatan berdeham yang membuat Vira tertawa. "Udah sah mah bebas."

"Ya, tapi jangan di hadapan gue juga kali," sahut Selatan seraya mencomot satu potong martabak lagi.

"Makanya, nikah sama Utara, biar asyik," sahut Kabir.

"Apa, sih, noh, tidur sana lo pada," usir sang tuan rumah.

Berhubung sudah mendekati tengah malam, Vira dan Kabir langsung berpisah. Vira menuju ke kamar Selatan yang mana sudah ada Utara, sementara Kabir ke kamar atas. Sedangkan Selatan masih setia di sofa sambil menikmati martabak dan menonton TV action.

Utara sendiri tidak bisa tidur. Yang ada di kepalanya hanyalah mama, mama, dan mama. Ia tidak bisa tenang, bahkan untuk persiapan ulangan harian Matematika besok pun Utara tidak punya persiapan. Ia bangkit, lalu menatap Vira yang sudah terlelap. Sepertinya cewek itu kelelahan bekerja. Utara keluar kamar dan mendapati Selatan yang masih segar menonton TV.

"Kok belum tidur?" tanya Selatan mendapati Utara dengan piyama bermotif teddy bear.

"Kepikiran mama," jawab Utara.

Selatan menghela napas. "Mau?" tawarnya menunjukan kotak martabak manis yang Vira bawakan.

Utara menggeleng. Ia ikut duduk di sofa seberang Selatan.

"Yakin, nih, nggak mau? Tumbenan modelan perut karet macam lo nolak makanan."

Utara hanya balas dengan mengedikan bahu. Tidak terjadi percakapan. Hanya terdengar suara TV yang memecah keheningan. Selatan sibuk tertawa menonton film yang sudah berganti dengan film komedi. "Ngapain, ya?" tanya Utara bosan.

"Nyuci baju, nyapu, ngepel, beresin rumah, banyak, kok. Belajar juga," sahut Selatan.

Utara mendengkus. "Ata," panggilnya.

"Hm?"

"Besok ada ulangan harian matematika, gue belum belajar sama sekali."

Selatan langsung menatap Utara. "Lo nggak ngantuk, kan?" tanyanya yang dijawab oleh Utara dengan menggeleng. "Oke. Kita belajar. Jangan mempermalukan gue yang sebagai tutor lo. Lo harus dapat nilai bagus atau gue gibeng."

"Malaaasss."

"Lo malas, lo payah."

Utara berdecak. "Iya-iya."

"Nanti kalau hasilnya bagus, tunjukin ke mama. Pasti mama senang," ujar Selatan yang membuat Utara tersenyum dan menjadi semangat.

Utara akan dapat nilai bagus dan menunjukkannya pada mama besok.

.

Waduuuu mulai pahit-pahit nih.

Gak pahit2 amat sih. Tenang, ini cerita ringan kok hehe

Masih bertahan nggak?

Semoga masih yaaa

Luvvvvvv1km buat kalian yang udah baca.

Lanjutnya kapan ya? Malam ini mau?

Kalo mau, mana suaranya.... Komen donggg hehehhe biar aku tau. Jangan siders dong. Komentar dan vote kalian sangat berharga bagiku, sebagai penulis.

Sampai bertemu di bab selanjutnya...

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang