BAB 25

67.1K 9.5K 1.2K
                                    

^Happy Reading^

.

.

"Keenan, Pak!" Utara menunjuk wajah Keenan, kali ini bukan Selatan lagi yang dia bawa duel dalam kumite, melainkan cowok sialan itu.

"G-gue?" Keenan menunjuk dirinya sendiri, lalu menelan ludah bulat-bulat saat melihat Utara yang berkali lipat lebih menyeramkan dari kamerin-kemarin.

"Mampus lo, makanya jangan ngeprank macan betina," sahut Roni yang duduk di samping Selatan, duduk diantara Selatan dan Keenan.

Ini semua gara-gara lo, ucap Keenan tanpa suara ke Adnan. Sialnya sodaranya itu malah tertawa. Habislah Keenan dibanting hari ini. Padahal dia sudah tidak mau posting video itu, tapi Adnan yang membajak YouTube-nya malah memposting video itu. Adik sialan emang.

"Tara, g-gue minta maaf," ucap Keenan merasa ngeri.

Utara sudah siap dengan sarung tinjunya, kilat matanya diak mengisyaratkan kalau dia akan memberikan ampun.

Keenan takut patah tulang.

"Haaaa!!" Utara menerjang kaki Keenan, membuat cowok itu terhempas ke belakang di atas matras.

Demi apapun punggung Keenan rasanya mengalami cedera berat setelah ini. Dia berusaha bangkit tergopoh-gopoh.

"Makan nih prank lo!"

Bhuk!

Utara memukul bahu Keenan sampai cowok itu oleng ke belakang. Keenan terlihat sangat lemah di depan Utara, apalagi cowok itu baru sabuk putih, jauh dari Utara yang hitam. Anak-anak lain yang juga ekskul sore ini jadi memusatkan mata ke arah lapangan, dimana terjadi duel panas antara Utara dan Keenan.

Satu sekolah tau tentang konten itu. Tidak sedikit yang menertawakan Utara setiap kali cewek itu lewat di depan mereka. Dan tidak sedikit juga Utara mendapat komentar miris, juga komentar yang berpihak padanya. Utara masih oke jika prank yang masih waras. Tapi menurut Utara prank Keenan waktu itu sudah tidak waras karena berani mempermainkan perasaanya.

Ngedektin, ngebaperin, ngeprank, diketawain pula.

"Haaa!" Utara berteriak, membalikan tubuh Keenan di atas matras. Napasnya naik turun, Utara mengusap keringat di keningnya. "Bangun lo!"

"Tara, ampun," Keenan berdiri susah payah, dia tidak berani memberi serangan balik setelah melihat tatapan Selatan yang mengawasinya.

Double pukulan yang Keenan dapatkan. Jika hari kemarin dari Selatan, maka hari ini dari Utara. Iya, kemarin sore Selatan memberi perhitungan dan mengamcam Keenan jika berani sekali lagi membuat Utara menangis dengan konten sampahnya itu maka Selatan akan memberi hadiah yang lebih parah dari tiga pukulan kemarin. Selatan juga bilang, kalau dia masih melakukan hal yang sama, maka bersiap-siap akan berakhir di rumah sakit dan para subscribersnya akan menertawakan dirinya.

Ingat, kalau Selatan mengancam bukan main-main.

Walaupun terkesan tidak peduli, Selatan itu diam-diam peduli tapi tidak ingin menunjukannya karena gengsi. Waktu kecil juga Selatan bilang tidak boleh ada yang membuat Utara menangis selain dirinya. Sampai Selatan pernah berkelahi dengan Neo hanya karena membela Utara.

"Haaa!" Utara menyeleding kaki Keenan, lalu mengunci pergerakan kaki cowok itu dari belakang. Utara hampir khilaf menonjok wajahnya jika tidak ada satu tangan yang menahannya dari belakang.

"Tara, cukup," Pak Dani ternyata yang menahan tangan Utara.

Keenan bangkit dengan bantuan Pak Dani, sedangkan Utara menghunus tatapan tajam ke arahnya seolah yang dia berikan belum ada apa-apanya.

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang