BAB 1

184K 19.4K 4.3K
                                    

Aku cuman mau bilang, jangan lupa buat ikutan PO 5 April 2021 nanti yaaaa yuhuu. Aku gak nanggung kalau baper, atau nyesek kalian putus ditengah jalan wkwkwk

Btw, refresh dulu ceritanya. Misalnya udah da di perpus, hapus dulu, refresh, terus tambahin.

^Happy Reading^

Bagi Utara, Selatan itu saingannya. Begitupun sebaliknya

.

.

Hidup Utara itu tidak seperti kebanyakan novel yang sering ia baca. Seperti terjebak friendzone dengan tetangga, memiliki persahabatan yang baik sejak kecil dengan tetangga, bahkan saling mencintai dengan tetangga sendiri. Kisah Utara minus dari itu semua.

Selatan, cowok itu tidak pernah melongos dalam hidup Utara. Selalu ada saja perbuatan Selatan yang membuat Utara memutar matanya malas. Bagi Utara, Selatan itu saingannya. Begitupun sebaliknya.

Bagi Utara, Selatan itu adalah lawannya yang harus! HARUS DIBANTAI! Bagaimana tidak? Selatan itu sangat menyebalkan, tidak hanya menyebalkan, dia songong, suka pamer, dan usil seperti dedemit.

Oh, jangan lupakan kalimat legendnya yang memuakan.
Kalimat “Ata selalu menang dari Uta, begitu seterusnya” itu diibaratkan sebuah kecoak, dan Utara butuh baygon untuk membasminya.

Utara mengusap keringat yang membasahi keningnya menggunakan tangan kiri, dan terus mempercepat laju sepedanya. Kali ini akan menjadi momen bersejarah dalam hidupnya jika ia berhasil mengalahkan seorang Selatan Kafin Prasetya dalam balap sepeda.

Pasti kali ini Dewi Fortuna akan berpihak pada Utara. Dia sempat menolehkan kepala seklias ke belakang. Seketika senyum miring langsung tercetak di bibir tipisnya saat melihat Selatan yang tertinggal jauh dan terlihat seperti kerikil.

"Uta, lo pasti menang," Utara tersenyum penuh kemenangan. Lupakan Selatan, kemenangan akan menghampirinya hari ini, dan Utara akan mematahkan semboyan kampret milik Selatan yang selalu memuakannya.

Tidak bertahan lama, terasa ada sesuatau yang berbeda dari sepedanya membuat senyum sumringah di wajah Utara menjadi pudar. Utara menggerutu, "Aduh, kenapa nih?" Utara menurunkan kaki dari dua pedal, menahan sepedanya.
Utara berdecak sebal saat melihat ban belakangnya yang tiba-tiba kempes.

Cewek dengan rambut kucir kuda itu turun dan berjongkok, mengecek keadaan bannya.

"Kenapa, sih, selalu ada aja halangannya kalo mau menang?" decaknya sebal menendang kerikil tak bersalah di dekatnya, untungnya tidak ada orang yang lalu lalang.

Utara semakin menggerutu menyumpah serapah saat melihat ada paku yang menancap di bannya. Demi apapun Utara dongkol ikan tongkol.
Dari kecil Utara tidak pernah bisa yang namanya mengalahkan Selatan dalam perlombaan sepeda antara mereka berdua. Entah Utara jatuh dari sepeda, rem blong, putus rantai, lepas rantai, keram dadakan, dan seperti sekarang, bocor ban lagi.

"Lo, cupu!" Selatan tersenyum penuh kemenangan saat dirinya melewati Utara yang berlarian sambil mendorong sepedanya.

Mendengar dan melihat itu, dua bola mata Utara membola nyaris melompat keluar, bahkan dua tanduk mulai menyembul dari kepalanya, Utara mendidih. "SELATAN SETAN!!" teriak Utara nyaring sambil menghetakan kaki sebal. Punggung tegap Selatan yang memakai t-shirt hitam itu semakin menjauh.

Cowok itu menoleh sekilas dengan senyum setannya, memberikan jempol yang 180 derajat terbalik, kemudian menertawakan Utara yang berlari sekencang mungkin untuk membalapnya.

Sia-sia Utara, lagi, lagi dan lagi, Dewi Fortuna tidak berpihak. Atau mungkin tidak akan pernah berpihak.

HELOWWW GESSS
Ketemu lagi deh kita
Apa kabar??

Semoga suka sama part ini

See you

"Jangan lupa bersyukur hari ini"

Sweet regards
Phinku

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang