BAB 62

49K 4.1K 832
                                    

Ada yang kangen gak??

Pakai emot 😎 biar kece

Sebelum baca bab ini, aku mau kalian kasih kesannya dong setelah membaca Utara & Selatan

.

.

akan malam kali ini masih sama, Utara dan Selatan masih saling diam.

Namun bedanya, perasaan masing saling menggebu, tidak seperti kemarin yang saling membuang muka. Lebih tepatnya, Utara yang mendiamkan Selatan.

Setelah momen pengungkapan perasaan tadi sore di bawah guyuran hujan, Utara jadi mendadak kaku terhadap Selatan. Kalau pun ia berusaha biasa saja, detak jantungnya tetap tidak bisa berbohong kalau bekerja dua kali lebih cepat.

Selatan menatap Utara, kemudian memberikan senyum manisnya sampai cewek di hadapannya salah tingkah, memakan nasi menggunakan garpu. Melihat itu, Selatan terkekeh kecil. Bunda dan Ayah menoleh ke arahnya, membuat Selatan kembali memasang wajah datar. Ayah berdeham mengamati dua anak remajanya yang bergelagat aneh.

Bisa-bisanya bikin gue salting, Utara mendumel dalam hati.

Setelah menghabiskan makanannya, Utara beranjak dari kursi membawa piring kotornya. Di dapur, Utara mencuci piringnya sendiri, ia terkejut saat tiba-tiba ada tangan dari belakang yang meletakkan piringnya di bak cuci piring.

"Cuci yang rajin, yaaa."

"Hmm."

Kok sekaku ini, ya?

Utara mencuci piringnya dan Selatan. Setelahnya, ia membasuh tangannya yang bersabun. Begitu membalikkan badan, Utara terkejut. Selatan yang jangkung itu berdiri tepat di belakangnya.

"Apaan, sih? Ngagetin aja."

"Lucunya yang salting." Selatan mencolek pipinya.

"Berhenti ngisengin gue."

"Entar kangen."

Baru Utara akan melangkah pergi, tapi Selatan menghalanginya. Saat tubuhnya dibawa ke kanan, cowok itu juga ke kanan dan saat ia ke kiri, cowok itu juga ke kiri. "Ata kenapa, sih?"

"Pengen liatin Uta."

Wajah Utara langsung menghangat. Hanya dengan kalimat seperti itu saja ia bisa kalah telak di hadapan Selatan setelah kejadian tadi sore. Kalau begini ceritanya, Utara bisa asyik kena goda terus.

Jangan mau kalah. Godain baliklah!

"Uta, hari Minggu nanti gue mau ngajak lo ke taman Safari, terus malam minggunya kita main di time zone, gimana?"

Apa ini kencan? Tidak, tidak, mereka bukan kekasih. Tapi, meski tanpa embel-embel pacaran dan mengetahui perasaan satu sama lain saja, sudah cukup bagi Utara. "Iya."

"Iya apa, Uta?" Selatan mengulum senyumnya.

Satu sudut bibir Utara tertarik ke atas membuat senyuman miring. Ia memajukan tubuhnya mendekat, kemudian berjinjit untuk membisikan sesuatu. "Iya mau, Ata." Cup!

Utara tahu kalau hal yang barusan ia lakukan adalah sesuatu yang gila. Ia mencium musuhnya sendiri. Tapi, bukannya Utara juga sudah jatuh cinta pada musuh sendiri?

"Nanti foto sama dolphin, ya, Ata." Utara cekikian kecil, sebelum akhirnya meninggalkan Selatan yang masih speechless.

"Ata, ngapain bengong sendiri?" celetuk Bunda yang membawa piring dan beberapa peralatan makan kotor.

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang