BAB 21

68K 9.9K 1.3K
                                    

Note: Sudah siap menegikuti bab ini dengan jejak vote dan komentar pada tiap paragrafnya? Yuksss lanjuttt baca ^ ^

^Happy Reading^

.

.

"Gunawan Rahidan, maju dan kerjakan soal nomor satu."

Kalimat itu terdengar keramat di telinga Gugun seperti petir yang menggelegar. Cowok yang sedari tadi memainkan jam tangannya, memantulkan cahaya dari celah jendela, lalu mengarahkan jamnya ke wajah teman-temannya langsung melipat tangan di atas meja.

"Saya, Bu?" tanya Gugun menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, kamu," kata Bu Indy, guru Matematika yang terkenal disiplin dalam segala hal.

Gugun maju dengan tampang paling  iye  aja dah. Padahal dalam hati jerit-jerit minta bantuan Selatan biar bisa telepati kirim jawaban.

"Kamu memperhatikan saya, kan tadi?" tanya Bu Indy.

"Ibu minta saya perhatiin? Saya ikhlas kok kalau harus jadi papa tiri dari anak-anak ibu," jawab Gugun nyeleneh membuat spidol melayang ke kepalanya. Anak-anak 11 IPA 1 langsung menertawakannya.

"Nggak usah banyak omong, jawab pertanyaan di papan tulis!"

Gugun meringis singkat. "Tadi nanya, nggak dijawab di suruh jawab, giliran dijawab dibilang banyak omong," gumam Gugun membuka tutup spidol.

"Bicara apa kamu?"

"Eh, nggak Bu. Saya bilang Ibu cantik."

Gugun mana tau soal yang guru itu berikan. Semenjak ada x dan y Matematika menjadi meresahkan.

"Kenapa jawabannya imajiner?" tanya Bu Indy saat Gugun menuliskan jawaban itu di soal matriks yang dia berikan.

"Karena saya nggak ngerti Bu," sahut Gugun nyengir.

"Berdiri kamu  Di situ!" Bu Indy menghukum Gugun berdiri di  depan papan tulis, anak-anak kelas semakin tertawa. Lain kisah dengan Lintang yang tiba-tiba mengacungkan diri untuk maju, tidak, bukan untuk mengerjakan soal.

"Bu mau izin ke toilet hehe." Kalau Gugun sudah di suruh maju, Lintang paham itu tandanya semua dayang boys akan diminta mengerjakan soal. Altaernatif  Lintang  untuk  bersembunyi  adalah  pergi  ke  toilet  padahal  ke  kantin atau mendadak demam terus ke UKS.

"Nggak ada! Kamu kerjakan dulu  soal  itu, kalau gak bisa gak boleh  ke  toilet."

Mampus!

Gugun tertawa sendiri, tapi saat Bu Indy melotot tawanya padam.

"Kalau saya pipis di sini gimana dong, Bu? Berabe ntar."

"Biarin."

Alih-alih menjawab, Lintang malah memilih berdiri di sebelah Gugun. Belum mencoba sudah mengaku kalah di medan tempur.

"Bisma! Maju!" Benar-benar Bu Indy punya dendam kesambet sama anggota dayang boys, terkecuali Selatan yang anak emas. Dia mah, tidak perlu belajar. Pelototin soal aja cowok itu akan mendapat jawabannya, dan soal di papan tulis itu tidak ada tandingannya bagi Selatan. Malah kayak kentut Gugun katanya.

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang