Prolog

329K 23.2K 3.2K
                                    

Dimohon dengan sangat, untuk tidak membawa karakter cerita lain yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan cerita saya. Saya tau kalian pembaca yang baik, dan dimohon dengan sangat untuk menghargai karya saya di sini, dan bijaklah dalam membaca. 

Cerita ini murni di tulis dari pemikiran saya. Kesamaan nama tokoh atau sejenisnya, tidak ada unsur plagiat sama sekali. Karena saat menulis cerita ini sampai tamat, saya hanya banyak membaca karya kak Wulanfadi, dan Bayu Permana untuk mengasah kosa kata saya.

Jika kalian suka, silahkan membaca. Jika tidak, its okay, kalian bisa pergi. 

Terima kasih sudah bertamu ke cerita ini.

Masih banyak typo. So, bantu koreksi, ya! Bakal revisi semua bab setelah author UTBK 2021

Semoga kalian suka! 

H A P P Y 
-R E A D I N G-

.

.

"Ingat peraturan ke tujuh."

"Dilarang jatuh cinta."

Utara Vs Selatan

"Aku pasti menang," ucap gadis kecil yang berumur 7 tahun itu. Kakinya sudah bersiap pada pedal sepeda kecil dengan dua roda bantu, tak lupa dengan topi boater pita biru yang selalu menemaninya saat bermain sepeda.

"Kita liat aja nanti," sahut anak lelaki yang seumuran dengannya.

Keduanya pun berhitung bersamaan. Hingga pada hitungan ketiga, masing-masing pedal sepeda sudah diinjak, membuat kedua bocah dengan roda bantu di sepedanya itu saling adu kecepatan.

Senyum bangga terpatri dibibir tipis milik gadis dengan topi boater itu. Dirinya berhasil berada di depan dari anak lelaki yang menjadi lawannya bermain balap sepeda.

"Aku pasti menang," teriak Utara membuat Selatan yang berada di belakangnya semakin cepat melajukan sepedanya.

"Aku yang menang," sahut Selatan tak ingin kalah. Dia tidak ingin dikalahkan oleh gadis kecil yang cengeng seperti Utara.

"AAAA!!" Utara berteriak saat ada batu di depannya yang tidak sempat ia hindari. Hingga membuat keseimbangannya oleng dan terjatuh di jalanan komplek perumahannya.

Selatan tertawa saat melihat gadis yang bernama Utara itu terjatuh. Lihatlah, Utara memang cengeng. Dia menangis.

"HOREEE AKU MENANG!!" Selatan berseru senang, berseleberasi mengangkat kedua tangannya karena berhasil mencapai garis finish.

Setelah itu Selatan berlarian menghampiri Utara yang terduduk di pinggiraan jalan. Lutut Utara berdarah. Utara menangis.

"Kamu jatuh." Tawa Selatan menggema mengejek Utara, membuat air mata gadis itu semakin menderas saat lelaki kecil itu menertawakannya.

"Sini aku bantu." Tangan kecil milik Selatan terulur untuk membantu Utara berdiri.

"Nggak mau! Kamu jahat ngetawaiin aku," tolak Utara sambil mengipaskan lututnya yang berdarah.

"Yaudah aku pulang duluan," ucap Selatan hendak pergi.

"MAMAAA!!!" Utara berteriak histeris dengan suara cemprengnya, membuat Selatan kembali menghampirinya.

"Iiih kamu ini. Sini aku bantu," gerutu Selatan memegang kedua bahu Utara untuk membantu gadis kecil itu berdiri.

"Makanya jangan ngelawan Ata, nanti kamu kalah," ucap Selatan membopong Utara menuju rumahnya.

"Kalo Uta sudah besar nanti, Uta bakal ngalahin Ata. Liat aja nanti," sahut Utara dengan tangis yang sedikit mereda.

"Ata selalu menang dari Uta, begitu seterusnya," ujar Selatan meremehkan. 

Selamat Datang Dalam Kisah Utara & Selatan

.
.

HELLOWWW GESS
APA KABAR???

HIYAAA

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak
Semoga kalian suka^^

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang