BAB 28

64.4K 9.2K 554
                                    

Tanta Readers sudah siap untuk bab ini? Oke, jangan lupa tinggalkan jejak bintang dan komentar kalian^

___________

^Happy Reading^

.

.

Setelah 3 hari bergulat dalam ajang kejuaraan karate, perwakilan kejuaraan karate dari SMA Rajawali membawa pulang piala juara satu dari pihak putra, dan juara dua dari pihak putri. Di senin pagi, tepatnya setelah pelaksanaan upacara pagi nama Utara dan Selatan masing-masing di panggil untuk pengapresiasian dari kepala sekolah secara langsung dengan memasangkan kalung medali dan memberikan piala kejuaraan.

Para peserta upacara yang belum dibubarkan memberikan tepukan ria saat kepala sekolah mengalungkan medali tersebut secara bergantian. Setelah sesi pemasangan medali dan pemberian piala dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama.

"Kalian berdua lagi," kata kepala sekolah memecah dari tempat foto. "Buat poster ekskul."

Utara dan Selatan saling pandang, kemudian mendengus malas.

"Mepetan lagi dong, kayak orang musuhan aja," kata kepala sekolah mengintruksi, membuat Selatan mendekatkan dirinya sampai ia dapat merasakan bahu Utara yang menempel di lengannya.

Kepala sekolah tidak tau saja kalau mereka mulai musuhan dari dalam kandungan, perang batin.

"Dasar pendek," ejek Selatan yang masih bisa Utara dengar.

"Berisik."

"Iya gitu," kata kepala sekolah mengacungkan jempol saat melihat dua muridnya yang terlihat indah untuk dijadikan poster sang juara.

Kepala sekolah menpuk punggung Nico, mengintruksi untuk mengambil foto. Anak OSIS dari seksi dokumentasi itupun langsung mengambil foto keduanya menggunakan kamera. Baik yang gadis maupun yang lelaki sama-sama memberikan senyuman hangat dengan menunjukan kedua medali di masing-masing tangan. Setelah selesai, kedua pihak saling memberi jarak.

"Taraaa!!!" pekik Ribi girang saat mereka janjian ketemu di kantin, tapi malah ketemu di koridor saat perjalanan menuju kantin.

"Ribiiii!!!" Utara balas berteriak.

Kedua orang remaja itu saling berpelukan Teletubis seperti berpisah setelah sekian abad lamanya yang padahal Utara cuman dispensasi tiga hari.

"Oemji!! Lo keren abis! Selamat, Tara atas juaranya," Ribi mengguncang-guncang tubuh Utara lalu berpelukan lagi.

Fahri yang sadar kalau mereka jadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang di koridor lantas mengingatkan dua dara itu. "Woi nanti lagi acara kangen-kangenannya, banyak orang yang liat."

"Ya, biarin dong. Fahri. Biar orang tau seberapa kuat persahabatan kita."

"Bener," Utara menimpali.

"Mendingan kita ke kantin sekarang, kasian Erina udah kelaperan," kata Fahri.

"Kok gue?" sahut Erina. "Bukannya lo?" Bertepatan setelah itu perut Fahri berbunyi, membuat mereka tertawa dan cowok itu berubah mimiknya menjadi datar.

Sekarang mereka duduk di bagian meja paling ujung sudut. Fahri mendumel seperti engokong-engkong karena aksi kangen-kangenan tadi mereka nyaris nggak kebagian meja. Sadangkan di kelompok meja paling tengah, sentral, dikuasai oleh Dayang boys-nya 11 IPA 1. Biasalah, Gugun menaik di atas kursi sambil menyanyi lagu sik asik sik asik itu, Oh jangan lupakan ulegun legendarisnya.

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang