BAB 19

65.8K 9.9K 640
                                    

^Happy Reading^

.

.

.

Makasih, Tara.
Video gue kemarin banyak yang suka,
dan banyak juga yang suka sama lo.

With Love,
Keenan

Utara melompat girang saat membaca note yang berada dalam lokernya. Utara semakin seperti orang gila saat mendapati satu batang coklat yang diikat dengan pita warna biru.

"Gila! Gimana nggak baper gue diginiin." Utara menutup lokernya, lalu berjalan menuju kelas dengan perasaan yang berbunga-bunga sambil memeluk coklat itu.

Masa bodo jika orang-orang melihatnya aneh. Bahagianya Utara juga tidak mengganggu pernapasan mereka, untuk apa dipikirkan tatapan aneh orang-orang yang iri. Iri karena tidak bisa mengekspresikan kebahagian seperti dirinya. Utara tersenyum sepanjang jalan dan kucir kudanya bergerak ke kanan kiri.

Bhuk!

Pantat Utara langsung mendarat kasar di lantai koridor saat bertabrakan dengan seseorang dari arah belokan di koridor.

"Astaga! Tara."

Gugun ternyata. Cowok itu langsung bangkit, lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Utara berdiri.

Alih-alih menyambut uluran tangan Gugun, Utara malah berteriak histeris. "Cokelat gue! Gugun bangke!"

"Hah?" Muka Gugun terlihat bingung.

"Cokelat gue!" Utara menunjuk malang yang berada di bawah sepatu cowok itu. Gugun langsung
.
"Astaga, nggak sengaja gue, Ra." Gugun menepuk jidatnya. "Masih bisa nggak, nih?" Gugun mengambil coklat itu yang sudah penyok sampai ke pita-pitanya.

"Masih bisa, kepala lo! Cokelatnya patah." Utara menyeleding kaki Gugun. Untungnya cowok itu berpegangan pada pilar. Kalau tidak, habis sudah bokongnya mendarat untuk kedua kalinya.

"GUNAWAN RAHIDAN! MAU LARI KE MANA KAMU, HAH?!"

Suara mengerikan yang terkesan horor bagi warga SMA Trisakti itu membuat Gugun menelan ludahnya bulat-bulat. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Bu Indut masih mengejarnya dengan penggaris kayu panjang andalannya.

"Mati gue! Tara, gue minta maaf. Gue masih sayang nyawa, bye." Gugun kembali berlari, meninggalkan Utara yang masih duduk di koridor dengan posisi mengenaskan.

"Gugun sialan! Cokelat gueeee." Utara meraih cokelat malang itu. Bungkusan dan pitanya kucel, membuat Utara histeris merengek.

"Kamu ngapain duduk di situ?" tanya Bu Indut.

Utara langsung merinding melihat wanita yang memakai heels setinggi 10 cm sebesar kelingking, rambut ikal yang disanggul, lipstik merah hati yang cetar badai, dan jangan lupakan scraft polkadot di lehernya.

"D-ditabrak Gugun, Bu."

Bu Indut geleng-geleng. "Awas aja anak itu nanti! Beraninya sekokongkol sama El buat mainin lampu di toilet guru lagi." Ia pun beralih pada Utara. "Bangun, jangan duduk di situ!"

Utara menelan ludah, lalu bangkit dengan bokong yang berdenyut-denyut. Setelah Bu Indut pergi, Utara bisa menghela napas lega. Di SMA Trisakti ada tiga orang yang disegani, yaitu Pak Beno, satpam yang dikasih gelar Raden yang sekarang kepalanya baru saja botak, Bu Geni, guru bahasa Jepang dengan bros besar di sanggulnya, dan yang paling epik adalah Bu Indut, guru BK yang suka patroli pakai penggaris kayu panjang jiga scraft polkadot di lehernya.

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang