BAB 29

62K 9.1K 1.1K
                                    

Tanta Readers, jangan lupa tinggalkan jejak^^

_______

^Happy Reading^

.

.

"Fungsi f(x) = x³ + 3x² - 9x + 2."

Materi fungsi turunan.

"Tentukan interval x agar f(x) naik." Sudah berapa kali Utara membaca pertanyaan yang diberikan, tapi tak sedikitpun otaknya merespon untuk mengerti. Semenjak ada x dan y dalam dunia Mematikan—maksudnya Matematika, semuanya menjadi meresahkan. Apalagi bagi anak yang tidak suka Matematika, seperti Utara contohnya. Saking frustasinya Utara sudah menghabiskan tiga bulatan permen lolipop, tiga gelas susu coklat hangat, dan di belakang bukunya sampai ada lukisan orangan sawah dan benang kusut.

"Gimana sih ahhh," Utara semakin frustasi mengusap wajahnya. "Apaan sih anjir, berisik." Utara mengambil remote tv, dan menekan tombol off. Kicauan berita kehiduapn selebriti ditambah soal Mematikan membuat Utara semakin frustasi. Padahal dia juga yang menyalakan tv di ruang keluarga biar nggak sepi-sepi amat.

Sudah berapa kali Utara mencoba mengorek, tapi tidak sedikitpun yang membuahkan hasil. Bahkan kertas orekannya sampai sudah gambaran orangan sawah, rumah-rumahan saking jengah dan putus asanya Utara menemukan jawaban. Kalau boleh memlih, Utara lebih memilih menceritakan kembali satu bab kisah sejarah dari pada menyelesaikan soal matematika yang menurutnya terlalu rumit seperti kisah cintanya yang selalu kena bodohi.

Minggu-minggu terakhir ini Utara baru kenalan sama cowok kelas 11 IPS 3 yang namanya Syarief. Sudah saling akrab, pulang bareng kemarin-kemarin, eh taunya tadi jadian sama cewek lain. Kampret, Kan? Kampret banget!

Utara merasa dia tidak hanya bodoh dalam matematika, tapi juga soalan cinta. Kalau begini terus, Utara takut jadi bujang lapuk.

"Remote mana remote?" Selatan yang datang tiba-tiba itu langsung menghempaskan diri ke sofa, di tangan kanannya ada sebuah snack dan di tangan kirinya ada minuman soda. Utara yang terbawa kesal karena Matematika, jadi semakin kesal saat melihat Selatan.

"Jangan dinyalain, gue mau belajar!" sahut Utara. Ia harus membuktikan janjinya pada Bu Indy untuk membuat perubahan. Kalau tidak, maka habislah nilai Utara.

"Dih, belajar ke kamar sana. Gue mau nonton naruto."

Utara mendelik tajam, "Bisa diem nggak, sih!"

"Pms lo? Sensi amat," tanya Selatan membuka sanck makanannya.

Utara tak menggubris, berusaha kembali fokus terhadap soal abstrak di hadapannya.

"Turunin dulu turunan pertamanya, jadi 3x² + 6x - 9." celetuk Selatan ikut duduk di lantai di sebelah Utara.

"Gue nggak minta bantuan lo."

Selatan sempat diam, lalu mengedikana bahu. Bukannya makasih karena dibantuin, malah disemprot. "Nggak usah gengsi kalo mau nerima ilmu dari gue," Selatan memakan Qtella yang terdengar renyah dalam mulutnya.

Selatan menatap datar saat Utara memandang makanannya. Dia menyodorkan bungkus Qtella itu, lalu Utara nyengir minta makanannya.

"Terus gimana?"

Mendengar itu Selatan mengulum senyumnya dan mengambil alih pensil dan kertas orekannya. "Terus lo masukin ke syarat f'(x) > 0." Pensil di jemari Selatan dengan lincahnya menuliskan cara dari soal yang menurut Utara sulit. Tanpa mengorek terlebih dahulu dia langsung menuliskan jawabannya dengan yakin.

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang