"Iya, Nenek gue asli orang Belanda."

"Ooo, pantes wajah lo kentara banget. Cantik."

Ini Utara gak salah dengar, kan? Alfin baru saja memujinya, bilang cantik? CANTIK WOI! Apa Alfin cinta pandangan pertama pada Utara? Apa Utara terlalu geer atau bagaimana? Tapi Utara bisa gila jika lama-lama didekat Alfin yang manisnya mengalahkan cotton candy.

"Boleh minta nomer tel—" Kalimat Alfin terputus saat satu suara mengintrupsinya.

"Lo dipanggil Pak Dani, sebentar lagi giliran lo." Suara berat yang khas nan familiar itu seketika membuat Utara mendengus saat menoleh dan mendapati Selatan tengah berdiri di belakangnya. Keringat cowok itu tampak bercucuran bahkan beberapa helai rambutnya menjuntai dahi, pasti Selatan baru menyelesaikan babaknya.

Mengabaikan Selatan, Utara kembali menatap Alfin. "Lo mau ngomong apa tadi, Al?"

Selatan berdiri sambil menegak air mineral di botol minumnya membuat jakunnya turun naik. "Cepetan, udah ditunggu," ucap Selatan setelah menghabiskan satu botol air mineral, lalu menarik tangan Utara untuk berdiri.

"Apasih!" gerutu Utara sebal, beralih menatap Alfin. "Gue ke sana dulu ya, Al," Utara mempersembahkan senyum termanisnya.

"Oke. Good luck, Tara!"

Utara mengangguk dan memberikan jempol sebelum pergi.

Setelah Utara pergi, Selatan duduk di posisi Utara tadi, membuat Alfin sedikit memberi jarak.

"Lo satu sekolah sama dia?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Alfin.

Selatan mengangguk, tanpa menoleh sedikitpun ke arah lawan bicaranya. Lantas lebih memilih menegak air di botol keduanya saat rasa haus di kerongkongannya belum juga mereda.

"Tara cantik, manis, lucu. Lo punya nomor dia?" Lagi-lagi Alfin bertanya. Jika tadi Selatan tidak menoleh barang sedikit, tapi kali ini dia menolehkan kepalanya.

"Nggak punya," jawab Selatan berbohong.

Alis kiri milik Alfin sempat meninggi, sejenak terheran sebelum akhirnya berekspresi kembali seperti biasa. "Masa lo nggak punya nomor dia? Cantik gitu."

Selatan berdecak, "Mata lo jaga. Jangan ngelirik cuma gara-gara cantik aja."

Selatan kenal cowok ini dari El dan Disha adiknya Gugun yang penah jadi korban ghosting. El juga pernah menunjukan foto Alfin karena pernah mencoba menggoda-goda Anna waktu di toko bunga.

Alfin terkekeh kecil, "Itu kan hal yang lumrah bagi cowok," sahutnya.

"Tapi kalo ke Tara beda lagi. Dia pacar gue." Selatan menekankan kalimat terakhirnya dengan nada dingin. Entah hal gila apa yang ada di kepalanya sampai ia dengan berani mengucapkan kalimat sengklek itu barusan. Jelas ini bukan dirinya yang selalu masa bodo dengan semua cowok yang berusaha mendekati Utara, tapi entah kenapa kali ini rasanya berbeda. Apalagi setelah tau kalau Alfin bukan lah cowok baik-baik membuat Selatan sangat tidak terima kalau dia dekat-dekat Utara.

Kan kasian, kemarin Keenan, dibantuin sama om-om kuliahan waktu di supermarket aja baper, disenyumin Alfin juga pasti Utara baper. Padahal menurut Selatan dirinya lebih tampan dari Alfin.

"Oh, sorry. Gue kira dia jomblo."

Selatan harap kalau dia tadi tidak salah bicara. Pokoknya kalau sampai Utara tau kalimatnya tadi, Selatan mau bertapa ke gurun gobi. Tidak ingin berduaan dengan Alfin, Selatan memilih pergi dan membawa dua botol kosong bekas minumnya.

Utara & Selatan

Utara berhasil mengalahkan lawannya dan masuk ke babak selanjutnya menuju final. Keringat bercucuran di pelipisnya, membuat beberapai helai rambutnya keluar dari ikatan dan sebagian menempel di wajah. Utara mendudukan diri di tepian lapangan sambil mengipas diri dengan tangan.

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Where stories live. Discover now