"Iiih! Kan, Cuma aku aja yang boleh nakal sama kamu! Nanti aku tendang Neo." Tangan kecil bocah laki-laki itu memukul geram rumputan.

Selatan bangkit dari duduknya, menepuk singkat bokongnya yang sempat ditempeli daunan kecil. Anak laki-laki itu berlari, membuka pagar rumah Utara sambil berjinjit. Ia terus berlari, menuju rumah Neo berjarak tiga rumah dari rumah Selatan. Dari depan rumah Neo, Selatan dapat melihat kalau anak laki-laki itu tengah duduk bermain video game dengan setangkai permen lolipop di tangan kanannya. Selatan meninju tangannya ke telapak tangan kiri, geram.

"Neo!" teriaknya cempreng. "Ini, kan, punya teman aku! Kenapa kamu yang ambil?!" Selatan merebut paksa permen di tanagn kanan Neo, membuat bocah itu berdiri dengan raut kesal.

"Kenapa kamu nakal sama Uta?! Kan, cuma aku yang boleh nakal sama dia!" Selatan kecil marah, langsung mendorong tubuh Neo hingga membuat bocah lelaki itu terjatuh dengan bokong yang menghantam rerumputan di depan rumahnya.
"Aku nggak mau, ya, ada orang yang buat dia nangis selain aku!" Selatan mulai mencakar Neo, pun sebaliknya.

"Kan, aku cuma mau permennya, Uta aja yang pelit!" Neo balas mendorong Selatan hingga terjatuh.

"Kamu, ya!" Selatan bangkit, mendorong geram tubuh Neo sampai terjatuh sepenuhnya. Selatan tertawa mengejek Neo karena terjatuh dan menangis.

Neo yang merasa kesal, melempar batu yang ada di sisinya hingga tepat mengenai pelipis Selatan. Pelipisnya terluka dengan darah yang mulai keluar. Selatan kecil menangis dibuatnya, tapi anak lelaki itu tidak mau kalah. Ia maju, meninju perut Neo hingga anak itu kembali menangis.

"Kamu yang duluan!" seru Neo, mendorong Selatan.

"Kamu yang nakal duluan! Nggak boleh nakal sama Uta, kecuali aku! Aku!" Selatan menarik rambut Neo.

"Ya Allah, Selatan! Neo!" Ibu Neo terkejut, meletakan nampan berisi piring makan untuk Neo itu di atas tanah. Ia langsung bergegas menghampiri dan menghentikan pertikaian kedua anak kecil itu. Kecil-kecil tapi membuat ibunya Neo kewalahan untuk melerai.

"Udah ... Neo, udah!" lerai ibunya Neo. "Ata! Udah!"

"Dia duluan, Ma!" seru Neo.

"Dia duluan! Dia yang duluan nakal sama Uta, dorong Uta sampai sikunya berdarah!" adu Selatan ke Ibu Neo.

"Astagfirullah ...."

***

"Ata, Bunda nggak pernah ngajarin Ata buat kelahi kayak tadi." Bunda duduk di sebelah Selatan, mengobati pelipis putranya yang terluka.

"Bunda, dia duluan yang nakal. Dia dorong Uta, terus ambil permennya Uta," sahut Selatan membela diri.

"Iya, tapi Ata nggak boleh nakal kayak gitu."

Selatan menggeleng, "Ata nggak nakal Bunda."

Bunda menghela napas kecil, menatap penuh wajah putra kecilnya. "Tetap aja sayang, kamu nggak boleh mukul orang kayak tadi," ujarnya mengusap lembut pipi Selatan.

"Tapi Ata nggak nakal, Bunda," Selatan merengek.

"Iya, Ata nggak nakal, besok minta maaf, ya sama Neo," kata bunda sambil menempelkan plaster perban di pelipis kanan Selatan.

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Where stories live. Discover now