"Lo itu harus hemat, masa sekali belanja sebanyak ini?" Troli mereka benar-benar penuh, padahal masih ada  list  Bunda yang belum terpenuhi. 

"Kan, duit gue sendiri, terserah gue, dong. Lagian, di rumah cemilan gue udah  nggak  ada  stok." Selatan  tidak  peduli dan tangannya  kembali  menjelajah ke deretan botol minuman soda, lalu menjejalinya ke troli. Utara menghela napas.

"Tetap aja, Ata. Ini kebanyakan. Kita juga belum beli bumbu-bumbu dapur, ikan, sayur." "Ambil troli lagi apa susahnya?"

"Pokoknya balikin!" Utara menaikan suaranya. 

"Dih ter—" Kalimat Selatan menggantung saat melihat beberapa pasang mata yang menatap ke arah mereka.

Mengusap tengkuknya, Selatan baru sadar kalau perdebatan kecil mereka mengundang atensi para pengunjung lain. Utara meringis kecil kala melihat tatapan ibu-ibu mengarah pada mereka.

"Balikin, kebanyakan." Utara memelankan nada suaranya, mencubit kecil lengan Selatan, membuat sang empunya meringis sakit. 

"Sakit, tahu!" 

"Pengantin baru, ya?" tanya seorang ibu dengan anak bayi di gendongannya. 

Bhaks! Apa? Pengantin baru katanya? 

Utara dan Selatan saling pandang dengan wajah  beo. Jangankan  menjadi  pengantin  baru, tinggal  serumah  bersama Selatan saja sudah membuat Utara tekanan lahir batin, apalagi menikah? Utara tidak mau stres di usia muda karena Selatan. 

Selatan pun sama, ia tidak mau mulutnya peyot gara-gara keseringan debat dengan Utara. Keduanya menggeleng bersamaan. "Saya masih mau bahagia, Bu. Kalo sama dia, saya  bukannya bahagia, yang ada menderita," sahut Selatan membuat Utara mencubit lengannya lagi. "Aw! Sakit Uta!" Selatan meringis, mengelus bekas kepiting Utara. 

"Permisi, Bu." Utara mengangguk kalem sambil  tersenyum ramah,  lalu menggeret Selatan dari hadapan ibu-ibu itu. 

"Balikin belanjaan lo," perintah Utara sambil berkacak pinggang. 

"Nggak." 

"Balikin." 

"Nggak." 

"Gue bilang, balikin." 

"Gue bilang, nggak." 

"Bisa nggak, sih, sekali aja dengerin gue?" 

"Bisa nggak, sih, sekali aja nggak ngomong 'bisa'? Lagian pada akhirnya lo bakal minta  snack  gue." 

Bhuk!  

Utara menginjak kaki Selatan—senjata adalannya. 

"Bangke! Sakit tau!" Selatan mengaduh sambil memegangi kakinya. 

"Mau ke mana lo?" tanya Utara, menahan lengan Selatan. 

"Mau pergi," Selatan menyentak tangan Utara yang menahannya.

"Heh! Ke mana lo?  Woi!" Selatan meninggalkan Utara bersama keranjang trolinya. 

Utara berdecak sebal. 

Selatan tidak mungkin meninggalkannya pulang. Kalau iya, siap-siap saja malam ini Utara akan  cosplay  jadi pocong gentayangan di kamar Selatan. 

"Nggak sampe." Utara berjinjit setinggi mungkin untuk menjangkau mi cup  yang sering ada di iklan  TV. Utara menghela napas saat jarinya tidak juga menggapainya. Namun, Utara tidak menyerah dan terus mencoba. 

"Mau ini?" Utara mendongak, melihat rahang tegas seorang cowok yang berdiri di belakangnya.  

Tampan, tinggi, putih, wangi, wajah dewasa. 

"Makasih," ucap Utara menerima mi  cup  itu. 

"Sama-sama." 

Demi apa pun! Cowok itu ganteng!  Tipe Utara bangetlah intinya! 

"Sendirian aja, nih?" tanya cowok itu. Dari wajahnya, Utara tebak kalau umurnya sekitar 24 atau 23 tahun. Intinya, wajah dewasa, dan hawa-hawa mapan. Diambilkan mi  cup  saja Utara baper. 

"Sama gue." Utara kalah cepat menjawab karena cowok dengan troli kosong itu yang lebih dulu menjawab. Jadi ternyata, Selatan pergi buat mengambil troli lagi? 

"Lo pacarnya?" tanya cowok itu. Selatan menggeleng. 

"Bukan." 

"Panglima dia?" Cowok itu menunjuk Utara. 

"Paspampres dia," jawab Selatan asal, lalu menarik tangan Utara untuk menjauh. 

"Lo apaan, sih?!" Utara menyentak tangan Selatan yang terus menariknya. 

"Apanya?" 

"Lo yang apanya?!" 

Selatan menghela napas, "Gue tau lo jones, tapi, ya, jangan sama om-om kuliahan juga kali."

 "Om-om apanya? Dia masih muda, yang penting ganteng, bau duit." 

"Gue lebih ganteng dari dia, kekayaan gue yang diwarisin kakek juga nggak bakal habis tujuh turunan." 

"Tapi gue nggak suka sama lo." 

Perdebatan selesai. 



Yeeyyyyy Alhamdulillah bisa up walaupun udah jam 1.21 am. Uhhhhh

Maafkan daku yang selalu suka up dini hari atau tengah malam hihihi. Tadi soalnya sibuk banget sama si pacar, si emteka lahhh. Pacar sejuta umat. Siangnya nanam cinta bibit kacang untuk mapel biologi yang unch bikin gemes. (Curcol ae lo Nan!)

Gimana nih perasaan kalian setelah baca? Yuhuuuu para readers U&S kalian dari kota manaa aja nihhh. Salam kenal yaaa dari aku yang absurd bin receh.

Semoga kalian suka, dan tunggu kelanjutannya yaaa

See you!

"Jangan lupa bersyukur hari ini"

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon