"Pagi," balas Bunda menghampiri Selatan sambil mengacak puncak kepalanya.

Selatan mengambil roti tawar di atas meja yang selalu Bunda siapkan. "Ayah mana?" tanya Selatan sambil mengoleskan selai nanas di rotinya.

"Udah berangkat duluan," jawab Bunda mengambil kursi di depan Selatan.

Selatan melihat jam di pergelangan kirinya, wajarlah Ayah sudah berangkat, 20 menit lagi juga pagar SMA Rajawali akan di tutup. Selatan menegak susu coklat hangat kesukaannya dengan tenang dan penuh rasa nikmat.

"Uta mana?"

Uhuk!

Selatan langsung tersedak saat nama cewek itu disebutkan. Dia mengusap bibirnya sambil sesekali terbatuk. 20 menit lagi! Selatan rupa kalau Utara tinggal di rumahnya, dan Selatan juga lupa kalau cewek itu mulai sekarang akan berangkat bersamanya.

Selatan menepuk jidatnya, kemudian berlari menuju kamar Utara, menggedor pintu itu secara brutal.

"Dasar bocil! Ceroboh! Woi bangun woi!!!" Selatan menggedor pintu kamar Utara, kali ini semakin keras sampai Bunda meringis singkat, takut kalau pintu itu jebol.

"UTA!!"

"WOI TUAN PUTRI!! BANGUN GAK LO!!"

"LO MAU SEKOLAH APA LANGSUNG NIKAH!!"

"UTARA! LO MAU SEKOLAH ATAU GUE TINGGAL!" Hampir saja, hampir saja Selatan mengetuk wajah Utara saat pintu itu dibuka secara sepihak dari dalam.

"Astagfirullah!" Selatan elus-elus dada. Mengamati Utara dari atas sampai bawah yang dengan entengnya memakai piyama gambar panda besar di tengah bajunya.

"Ngapain sih ribut-ribut?" Utara menguap sambil ngucek-ngucek mata.

"Lo mau sekolah atau mau langsung nikah? Nggak niat sekolah, lo?"

Utara garuk-garuk kepala, tapi saat sadar penampilan Selatan yang berseragam rapi dan wangi, kedua mata Utara membola nyaris melompat keluar. "SEKOLAH!!!" seru Utara kembali masuk ke dalam kamarnya, tak lupa menutup pintu.

"LIMA MENIT LAMBAT, GUE TINGGAL!!" teriak Selatan yang masih bisa Utara dengar.

Masa bodo dengan mandi alon-alon. Selatan bilang 5 menit. Jangan lupakan satu, Selatan itu kalau mengancam bukan main-main, wajar saja dia dipilih jadi Ketua OSIS. Selatan pernah mengancam Utara akan mencuri lolipopnya jika Utara lagi-lagi menyamar menjadi hantu lalu menakutinya. Utara menantang, dan pulang-pulang dari luar tau menahu permen pemberian Ayah sudah menghilang tak bersisa, padahal Utara simpan di laci belajar. Pernah juga Selatan mengancam untuk mengempeskan ban sepeda Utara gara-gara gak mau diajak balapan main sepeda.

"DUA MENIT!!" teriak Selatan membuat Utara yang lagi memakai seragam semakin terburu-buru.

"ATA JANGAN TINGGALIN GUE!!" sahut Utara.

"Sepuluh, sembilan, delapan ... Tiga, dua, sa—"

"Selesai." Utara membuka pintu lalu berdiri di hadapan Selatan dengan napas yang terengah karena buru-buru.

"Ceroboh!" Selatan menyentil jidatnya.

Utara mengusap jidatnya, "Apasih sentil-sentil."

"Lo ngapain aja sampe kesiangan? Sholat subuh gak, lo?"

"Sholat lah! Terus tidur lagi," sahut Utara cepat.

"Dasar! Pantas aja Mama nggak percaya ninggalin lo sendirian di rumah."

"Udah ah, nggak usah ngomel pagi-pagi!"

"Kalau kita telat, itu gara-gara lo," tunjuk Selatan di wajah Utara.

Utara mengacir keluar lebih dulu, tapi saat Bunda memanggilnya, Utara langsung berbalik arah.

"Sarapan dulu," kata Bunda yang sudah menyiapkan susu coklat hangat yang sama seperti Selatan.

Utara menggeleng, "Uta udah terlambat, Bunda." Utara menegak susunya sampai separo, lalu mengambil satu roti lapis di atas meja. "Berangkat, Bunda." Utara mencium punggung tangan Bunda.

"Ayo buruan!" seru Selatan yang sudah siap di dalam mobil. 10 menit lagi pagar SMA Rajawali yang di jaga oleh Pak Beno berkumis seperti Pak Raden di serial unyil dan juga kepalanya yang botak licin akan ditutup. Berbeda dari kembarannya Pak Banu, Pak Beno itu garang, dan hari ini adalah jadwal dia yang jaga pos.

"Oabar," (Sabar) sahut Utara mengikat tali sepatu dengan mulut yang menggigit roti.

"Ayo berangkat," kata Utara saat sudah masuk dan duduk di bangku penumpang sebelah Selatan.

Selatan menoleh ke arah Utara, memperhatikan cewek itu sampai membuat sang empu merasa risih.

"Apa?" tanya Utara memakan suapan terakhir rotinya.

Selatan mengode menggunakan telunjuk bagian di atas bibir, tempat biasanya kumis tumbuh. Utara langsung melihat dirinya di kaca spion, bekas susu coklat tadi mencetak kumis membuat Utara yang melihat itu jadi cekikikan sendiri.

Utara ingin membersihkan menggunakan lengan kemeja putihnya, tapi Selatan mencegah.

"Stop!" Selatan berdecak, lalu mengeluarkan saputangan dari dashboard. Lalu memajukan tubuhnya untuk mengusap atas bibir Utara.

"Jadi cewek kok jorok." Selatan membersihkan bekas susu coklat di area atas bibir Utara.

Utara diam, memperhatikan Selatan dari jarak dekat, kalau di lihat-lihat Selatan sangat tampan untuk saat ini. Alis tebal dan bibir kemerahannya membuat Utara terlena. Tapi kenapa bisa orang seperti ini sangat menyebalkan. Tidak, apa yang Utara pikirkan barusan? Tampan?

"Gak!" Utara refleks menggeleng.

"Enggak apanya?" sahut Selatan bertanya.

Utara menggeleng, "Nggak papa."

"Ini dipasang," Selatan memakaikan seat belt untuk Utara. "Jangan jadi cewek manja. Ini juga." Selatan geleng-geleng kepala, lalu merapikan tatanan dasi Utara yang mencong.

"Gue gak manja!" sahut Utara setelah Selatan kembali ke krusi kemudinya.

"Bagi gue, dari kecil sampe sekarang, lo adalah bocil, ceroboh, mudah dibodohi, manjanya dikurang-kurangin." 

Selatan melihat jam yang tertera di pergelangan kirinya. Malapetaka! Sudah sangat terlambat. Selatan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Bahkan melekuk-lekuk membuat Utara harus berpegangan pada hand grip plafon. Jangan lupakan kalau Selatan itu pembalap ulung yang hobi main jalanan dengan mobil sportnya kesayangannya.

"Ata! Jangan ngebut!!" seru Utara. Seolah-olah mereka tujuan mereka bukan ke sekolah, tapi ke menyerahkan diri ke malaikat Izrail.

Selatan tidak peduli, malah makin gila-gilaan dengan senyum miringnya. Masa bodo dengan orang-orang yang mengklakson mobilnya. Bagi Selatan pagi ini dia tengah melakukan hobi, atau sebut saja pemanasan sebelum menyambut pelajaran hari ini yang diawali dnegan Fisika.

"Kalau ini tetap telat, semuanya gara-gara lo." Selatan melirik singkat ke arah Utara, melihat cewek itu tampak ketakutan sambil berpegangan kuat.

"Gue gak mau mati! Huaaa Mama!! SELATAN SETAN!!"

_____

Sejauh ini, apa yang membuat kalian terus memnava Utara & Selatan?

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Where stories live. Discover now