36 - Resmi

778 82 46
                                    

Play |Singgah - Pelukan Yang Salah|

Mungkin bukan sekarang waktunya, but i will catch you soon.

* * *

"Mel,"

Senyum tipis terbit dari bibir Melvin, matanya seketika terasa segar melihat sosok gadis cantik yang telah siap dengan dres formal hitamnya.

"Cantik," gumam Melvin sembari meletakkan gelas langsing yang terisi cairan hitam keunguan di meja dekat dengannya.

Zira melangkahkan kakinya mendekati kursi yang tak jauh dari cowok itu. Raut wajahnya terlihat gelisah, jantungnya berdebar-debar bahkan ia sampai merasa mulas. Zira menunduk sambil memainkan kuku-kuku yang bercat hitam.

"Nervous, ya, Ra?" Melvin mendekati cewek itu dan duduk di sampingnya.

"Ya gitu," balas Zira. Sebenarnya ia tak terlalu nervous, ya bisa diakui public speaking Zira not bad. Karena faktanya Zira memiliki rasa malu yang tipis. Ia selalu dibawa santai saat berbicara di depan umum, sebab ia jago melakukan improvisasi.

Melvin meraih tangan cewek itu dan mengusapnya. "Dingin banget, Ra."

"Mel." Zira menarik tangannya. "Gue gak bisa deh kayaknya." Zira kembali melancarkan aksinya.

"Bisa, coba aja dulu."

"Melvin, kenapa gak lo aja?"

"Ini amanah, Ra."

Zira memilih diam, mengapa mereka sangat mempercayai dirinya untuk menerusakan Lazuard Corp? In fact, Zira tak terlalu pandai, Melvin dan Hendra tahu itu, tetapi sama sekali tak membuat mereka berubah pikiran.

Zira bingung harus menyebut Melvin itu super baik atau sangat bego. Tapi setiap kali Zira menatap mata manik abu itu, ia selalu melihat ketulusan yang benar-benar tulus. Melvin sangat menyayanginya.

Ada satu hal yang dari tadi berkecimpung di pikirannya, ia sendiri bingung harus bertindak bagaimana. Dua cowok menyukainya, bagaimana ia tak bimbang harus memilih siapa.

Gino, cowok itu berkali-kali Zira tolak karena sering menganggunya dan membuat dirinya risi. Cowok itu selalu tiba-tiba bilang suka kepadanya, padahal status mereka itu musuh.

Melvin, dia secret admirer Zira yang aneh. Ia pernah berpikir bahwa Maudy hanya dijadikan Melvin sebagai pelampiasannya, sama halnya dengan Nidya yang dijadikan Gino sebagai pelampiasannya.

So, wajar saja dua cewek itu melabraknya. Zira memang pantas mendapatkannya.

Zira jahat, kan? Sampai mengantung perasan dua cowok sekaligus. Zira rasa ia devil bagi Melvin, selain ia menggantung perasaan cowok itu, ia akan merengut harta cowok itu juga.

"Mel, Nidya tau soal kita. Bukan Nidya aja, Ghea sama Mauren juga udah tau." Wajah Zira tambah murung. "Gino juga sekarang tau," cicit Zira.

"Iya gapapa, nanti gue tutup mulut mereka." Melvin berkata dengan sangat santai, seolah-olah cowok itu tak berpikir panjang untuk ke depannya.

"Mel, kalo pihak sekolah tau gimana?"

"Gak usah dipikirin, Ra. Fokus dulu sama acara ini." Melvin berdiri dari duduknya, lalu mengantarkan cewek itu ke atas podium. Sudah waktunya Zira melegalisasi statusnya di depan pengusaha-pengusaha sukses lainnya, ia berharap cewek itu juga nantinya akan menjadi pengusaha yang lebih sukses dari papahnya.

"Mel," panggil Zira.

Melvin menoleh dan mengangkat sebelah alisnya.

"Kalo gue punya pacar, apa gue masih jadi tunangan lo?" tanya Zira.

CLASSIC [END]Where stories live. Discover now