28 - Melvin Berulah

842 110 22
                                    

Play | BLACKPINK - Kill This Love |

Buat marah orang boleh, asal tau aja gimana cara agar orang itu tertawa.

* * *

Braakk!

"Eh, buset setan!" Melvin terpelonjak kaget di tempatnya. Ia menatap tajam cewek yang baru saja masuk ke kamar dengan menggebrak pintu kamar.

"Gue nyimpen HP di mana sih?" gumam Zira sembari mengacak-ngacak kamarnya.

Di nakas dekat tempat tidur, ponselnya tak ada. Seluruh baju ia keluarkan dari lemari, tapi tetap saja ponselnya tak ketemu. Kamarnya sekarang terlihat seperti kapal pecah.

"Gila lo! Beresin!" sentak Melvin yang terkejut melihat kamar cewek itu.

"Brisik! Bantu cariin HP gue kek!" Zira berjongkok melihat kolong kasurnya.

Hampir setiap inci kamar ini telah cewek itu jelajahi untuk mencari keberadaan benda berbentuk persegi panjang itu. Namun, tetap saja tak ketemu.

Melvin malah tertawa, membuat Zira memandanginya penuh rasa curiga. "Jangan-jangan lo yang umpetin HP gue!"

Melvin menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Enggak lah! Ngapain gue ngumpetin HP lo."

"Lo gak pro dalam berbohong." Zira menyeringai. "Lo tau kan gimana rasanya bogeman gue."

Secepat kilat Melvin berlari ke kamarnya yang langsung disusul oleh cewek itu.

"Tempat mana dulu nih yang harus gue ubrak-abrik?" tanya Zira sambil berjalan santai mendekati lemari baju milik cowok itu.

Melvin langsung menghadang langkah cewek itu. "Suer gue gak umpetin ponsel lo."

"Gak percaya!" Zira menekan setiap kata yang diucapnya. "Minggir!"

"Gak!" Melvin masih setia melindungi lemarinya.

"Oke." Zira berjalan mendekati kasur cowok itu. "Ini dulu kali ya yang harus gue ubrak-abrik."

Melvin buru-buru menahan cewek itu yang hendak mengacak-ngacak kasurnya. "Iya-iya gue jujur!"

Zira menepis kedua tangan cowok itu dan menatapnya tajam. "Balikin ponsel gue!"

Melvin malah diam seperti memikirkan sesuatu, membuat cewek itu semakin naik darah.

"Mel." Zira mulai mencengkeram kedua bahu cowok itu. "Gue butuh ponsel itu, sekarang."

Melvin sama sekali tak takut, malahan ia sedang menunggu sejauh mana ia mampu membuat cewek itu emosi.

"Gak ada." Melvin menurunkan kedua tangan Zira.

"Maksud lo gak ada?" tanya Zira baik-baik.

"Gak ada ya gak ada."

Zira menarik napasnya dalam-dalam. "Hari ini gue lagi bahagia, plis jangan buat mood gue pengin ngebunuh lo."

Melvin tekekeh. "Bahagia? Tumben."

"Balikin HP gue sekarang juga."

"Gak ada, Ra. Ponsel lo gak ada."

"Kok bisa gak ada? Lo umpetin di mana?!"

"Ish! Dari tadi gue bilang, gue gak ngeumpetin ponsel lo."

"Mel, ini kesempatan terakhir gue tanya baik-baik ke lo."

"Oke."

"Ponsel gue di mana, Mel?" Zira menampilkan senyum terpaksa. Padahal keinginan membunuh cowok itu sedang membara di benaknya.

CLASSIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang