10 - Tantangan

1.4K 299 42
                                    

Play | Jazz - Kasmaran |

Sekuat apapun seseorang, pasti memiliki sisi lemahnya.

* * *

Zira berjalan dengan lesu memasuki area sekolah. Hari ini semangat untuk sekolah serasa hilang begitu saja. Emangnya dia punya semangat sekolah? Eh...

"Kak pin nya mana?"

"Kak sabuknya kemana kok gak dipake?"

"Kak kaos kakinya terlalu pendek, warna-warni lagi."

"Kak kok rambutnya diwarna?"

Zira tak mengubris ucapan adik kelasnya yang sebagai anak osis penjaga gerbang itu. Sampai pundaknya ditepuk, cewek itu dengan malas menoleh.

"Namanya siapa kak?" tanya seorang cewek yang memegang buku kecil beserta bolpoin, pencatat poin.

"Hanin Dhiya," balas Zira dengan malas. Lagian kenapa harus nanya sih? Di seragam Zira kan ada name tag.

Cewek itu tampak menyatat apa yang dikatakan Zira. Di dalam hati Zira terkekeh pelan atas kobodohan adik kelasnya itu.

Zira melanjutkan jalannya yang sempat tertunda, ia tak mengerti mengapa cewek itu percaya kalau dirinya bernama Hanin Dhiya? Memang cewek itu tak kenal dengan nama itu?

Zira menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis. Mood-nya kembali hadir untuk mengisi waktu di sekolah.

Di sepanjang koridor ia hanya menemukan siswa atau siswi yang sedang membaca buku, mengerjakan soal, merangkum atau menghafal. Itu sudah menjadi santapan sehari-hari ketika ia menelusuri koridor di pagi hari.

Berbanding terbalik dengan koridor XII MIPA 7 dan XII IPS 3, dua kelas itu selalu tampak menonjol. Lihat saja sekarang, hampir seluruh anak-anak XII MIPA 7 sedang mengadakan live music pagi di koridor. Sedangkan XII IPS 3, sebagian muridnya sedang bergosip sambil tertawa terbahak-bahak.

"Woy Zira! Sini!" Teriak Arya yang sedang memetik gitar. Semua anak-anak kelasnya sontak menoleh ke arahnya.

"Simpen tas dulu!" Sahut Zira yang diangguki mereka semua.

Di dalam kelas hanya ada tiga orang, yaitu Melvin, Kenny, dan Raihan. Mereka sepertinya sedang melakukan acara question and answer atas kejadian kemarin di rumah Melvin.

"Kaki lo udah sembuh, Mel?" tanya Zira sambil menyimpan tasnya. Kemarin ketika adegan mereka terjatuh bareng, Zira tak sengaja menginjak kaki Melvin dan menimbulkan suara yang mengerikan itu.

"Belum lah!" balas Melvin nyolot, ia mengalihakan pandangannya dengan kesal.

Zira mengendikkan bahunya, lalu melangkahkan kakinya keluar kelas untuk meramaikan live music pagi hari ini.

"Neng Zira mau request lagu apa hari ini?" tanya Aji selaku vokalis band XII MIPA 7.

Zira tampak berpikir-pikir dulu, "Kasmaran aja deh," balas Zira ngasal yang langsung mendapat sorakan menggoda dari anak-anak lain.

"Jadi beneran lo suka sama si anak baru itu?!" tanya Nidya berteriak, mewakili anak-anak kelas.

Zira mengerutkan alisnya tak mengerti, apa maksud perkataan Nidya?

"Gue gak lagi suka sama siapa-siapa." Zira berucap jujur, tapi tampak bohong di mata anak-anak kelasnya. Mereka serempak tersenyum menggoda, membuat Zira menatap mereka dengan jijik.

CLASSIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang