19 - Pesta kecil

1.1K 162 29
                                    

Play | Tulus - Langit Abu Abu |

Pertemuan memang sering berakhir dengan perpisahan, tapi aku selalu berharap perpisahan itu terjadi agar nanti kita dipertemukan kembali.

* * *

"Gotong mejanya ke belakang!" titah Arden pada kembarannya.

"Kerja! Bisanya cuma nyuruh-nyuruh." Arsen menonyor kepala kembarannya itu.

"Gue lagi mantau, takutnya Kak Rara tiba-tiba dateng." Arden mengusap kupluk kostum kepalanya.

Malam ini, seluruh anggota keluarga ditambah Gino akan merayakan ulang tahun Zira di halaman belakang rumah. Ketiga cowok itu sampai repot-repot menggunakan kostum hewan, agar acara ini semakin menarik.

Gino tersenyum lebar, ia mengedarkan pandangannya, memperhatikan hasil dekornya dengan kedua sepupu Zira.

Ia yakin cewek itu akan menyukai pesta kecil ini.

Debaran di dalam dada kirinya semakin menggila seiring dengan berjalannya waktu. Jujur sekarang ia sangat gugup, entah harus bagaimana ia menyapa sahabat kecilnya itu.

Hai?

Hallo?

Apa kabar?

Rara?

Coco?

Atau langsung ia peluk?

Memikirkan itu semua membuatnya semakin gugup. Gino menarik napasnya dalam-dalam menetralkan detak jantungnya yang tak karuan.

Belum apa-apa ia sudah seperti ini.

Gino berulang kali meminta foto Rara, agar ia tak terlalu gugup ketika bertemu langsung. Tapi Arden dan Arsen tetap saja tak memperlihatkan bagaimana raut wajah sahabat kecilnya itu.

"Supraise buat lo juga dong. Kak Rara cantik kok, percaya deh." Itu lah kata-kata yang selalu diucapkan ketika Gino meminta foto Rara.

Gino menggigit bawah bibirnya, ia tak pernah segugup ini. Bahkan ketika ia berhadapan dengan investor-investor asing dan memberi sambutan kepada orang-orang penting, tak ada apa-apa dibandingkan ini. Ia Benar-benar gugup.

"Masih lama?" tanya Gino pada Arden.

"Bilangnya sih otw," jawab Arden.

"Minta nomor Rara."

"Minta sendiri lah sama orangnya nanti."

"Lo gak sabar banget ya pengin ketemu Kak Rara," sahut Arsen.

Gino menyegir, siapa sih yang gak sabar pengin ketemu sahabat kecil yang udah lama pisah. Jutaan rindu sudah Gino pendam selama bertahun-tahun dan hari ini semua rindu itu akan terbayar.

Malam ini harus menjadi malam terspesial untuk Rara. Bahkan Gino berniat akan menjadikan cewek itu sebagai pacarnya. Jika bisa Gino akan melamar cewek itu malam ini juga.

Pikirannya berkelana ke masa lalu ketika mereka masih duduk dibangku kelas 3 SD.

Dua anak kecil sedang menghabiskan waktu sore mereka dengan memetik buah kersen dari atas pohon.

"Adudu," panggil Rara.

"Apa? Kurang kersennya?" tanya Gino.

Rara menggeleng. "Adudu mau gak jadi sahabat Coco selamanya?"

CLASSIC [END]Where stories live. Discover now