13 - Who?

1.3K 262 36
                                    

Play |Lalahuta-Buat Apa Mencoba|

Ada beberapa hal yang tak bisa diselesaikan langsung. Tak perlu terburu-buru, waktu pasti akan menjawab semuanya.

* * *

Di sinilah ia sekarang. Tempat dimana ia bisa merasakan hembusan angin yang selalu membelai permukaan wajahnya, tempat dimana ia bisa melihat langsung indahnya ciptaan Tuhan berupa langit yang luas dan indah.

Niat awal ingin mengisi perutnya yang kosong, namun urung karena sebuah amplop yang baru saja ia terima dari kepala sekolah, membuat selera makannya hilang begitu saja.

Tanpa membuka surat itupun, ia sudah tahu apa isinya.

Zira menghembuskan napasnya, lalu mendegus kesal karena mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya.

"Gue butuh waktu-" ucapannya terpotong saat ia berbalik dan melihat langsung siapa orang yang sekarang ada di sampingnya.

"Melvin? Lo ngapain di sini? Lo bolos juga?" tanya Zira kebingungan. Biasanya hanya ketiga sahabatnya yang sering menyusulnya ke rooftop, tapi kali ini lain.

"Duduk," kata Melvin yang langsung dituruti oleh Zira.

Melvin membuka kotak P3K yang ia bawa, dengan cekatan ia mengobati luka-luka di sekitar wajah Zira.

"Lo gak usah khawatirin gue," ujar Zira.

Melvin mendelik. "Siapa juga yang khawatirin lo."

"Terus lo ngapain ngobatin gue?"

"Gak usah baper."

Zira terkekeh. "Gue gak baper kok. Gue pernah baca di sebuah cerita, kata baper itu melumpuhkan makna empati."

Melvin menempelkan plester pada kening Zira yang telah ia bersihkan terdahulu noda darahnya.

"Terserah lo," balas Melvin cuek.

"Jutek banget sih lo. Eh btw gimana? Tadi keren gak gue duel sama si Gino?" tanya Zira antusias.

Melvin menghela napas panjang. "Lo cewek absurd."

"Absurd-absurd gini lo gak bakal nyesel kenal sama cewek strong kayak gue." Zira berujar dengan bangga.

Melvin memutar bola matanya jengah. "Terserah lo, Ra. Terserah." Melvin menyerahkan sebuah kresek.

Mata Zira berbinar menatap kresek tersebut. "Apaan nih? Nasi goreng ya?" tanya Zira yang langsung membuka isi kresek itu.

"Gila, lo peka juga ya," sahut Zira yang mulai memakan nasi goreng tersebut.

"Buat apa sih lo duel sama tuh cowok?" tanya Melvin yang sedang memperhatikan Zira makan seperti orang yang berabad-abad tak menemukan makanan.

Zira menelan nasi yang ada di mulutnya bulat-bulat. "Dia yang nantang."

Melvin mendegus. "Gak kontras tau, lo secara fisik keliatan cewek feminin, tapi nyatanya.." Melvin tak melanjutkan ucapannya, ia sangat heran dengan cewek di sampingnya.

"Lo tau kan gue di skor seminggu?" tanya Zira yang diangguki oleh Melvin. "Kayaknya selama gue diskor bakal tinggal di rumah lo deh."

"Terus nyokap lo?"

"Besok weekend, gue bakal pulang ke rumah sekaligus jelasin alasannya."

Melvin mengangguk, lalu bangkit dari duduknya meninggalkan Zira yang masih setia mengunyah nasi goreng itu.

CLASSIC [END]Where stories live. Discover now