Amanda terkekeh, "sudah. Aku juga sering menemuinya. Hanya saja aku tak bisa mengatakan bahwa aku adalah ibunya."

Alicia mengernyit, "kenapa? Apa yang terjadi?"

Amanda hanya menggeleng. "Nanti, aku akan menceritakan sisa kisahnya padamu. Bagaimana?"

Meski penuh tanda tanya, namun Alicia memilih mengangguk setuju. "Baiklah. Tapi bisa kau ceritakan bagaimana putri mu?"

Amanda mengangguk penuh semangat. "Tentu saja. Kau tau Lice, dia tumbuh menjadi begitu cantik dan dilimpahi kasih sayang. Mata nya mirip dengan ku, senyum nya juga sama. Bahkan, dia memiliki alergi susu kedelai sama seperti ku."

Mata bulat Alicia terbuka penuh minat, "benarkah? Wah! Aku pasti akan senang bertemu dengannya. Dia memiliki kesamaan dengan ku."

"Tentu, kau harus tau siapa putri ku nanti."

Alicia hanya mengangguk penuh semangat sebagai jawaban. Setidaknya ini lebih baik, ia tak harus teringat ucapan Darren yang berhasil menyentil hati nya semalam.

- ☕️ -

"Kau benar Mom, kita berkumpul untuk menemui dan melihat kondisi Daddy. Tapi pria yang terbaring di dalam sana—–" ujar Sean menatap ke dalam ruang ICU sebelum kembali menatap Naka penuh keyakinan.

"–—dia bukan Daddy."

Selain Max, Sean dan Darren— semua orang yang tengah berada di depan ruang rawat Gandha mengernyit bingung.

"Tunggu, Sean apa maksud mu?"

Sean menatap Philips dan menganggukan kepalanya sebagai tanda bagi pria itu untuk mulai berbicara.

"Sebelumnya, ijinkan saya menjelaskan semuanya saat ini Nyonya."

Naka mengangguk patuh dengan tangan menggenggam erat Vanila. Mereka menanti penjelasan dari pernyataan membingungkan yang baru saja diterimanya.

"Pria di dalam adalah pelaku pelecehan terhadap nona Ayasha, tapi dia bukan tuan Argandha."

"Apa ini? Mommy tidak mengerti sama sekali." Sahut Naka.

Max menatap Naka tenang, "sabar Nantika, biarkan Philips menjalankan tugasnya dan menjelaskan semuanya pada kita. Lanjutkan Philips."

Philips mengangguk, "saya sudah menyelidiki semuanya. Tuan Argandha selama ini disekap disebuah gedung di kota Bandung. Beliau diculik oleh Prapanca Fernandez, yang merupakan paman dari Nona Alicia. Prapanca Fernandez juga turut bekerjasama dengan keluarga Artajaya untuk dapat masuk dalam keluarga kalian."

Baik Naka maupun Vanila hanya sanggup membekap mulut mereka mengetahui bahwa pria yang sangat mereka cintai selama ini diculik oleh orang asing.

"Trus yang selama ini bersama kami, siapa?" Vanila akhirnya memilih membuka suara mengutarakan isi hatinya.

"Bukan siapapun. Hanya seseorang yang memiliki postur mirip Tuan Argandha, yang kemudian di bayar Prapanca Fernandez untuk menjadi Tuan Argandha. Wajahnya sengaja dioperasi persis seperti milik daddy mu Miss Crovpelt. Prapanca Fernandez bukan orang sembarangan. Dia adalah gembong narkoba terbesar di Indonesia saat ini. Bahkan polisi pun sulit untuk melacak keberadaannya." Jelas Philips.

"Tapi sejak kapan?! Oh Tuhan, aku tak mengerti apa ini semua!" Naka frustasi. Sungguh, ia berfikir dosa apa yang ia dan suaminya lakukan dulu. Demi Tuhan, Muhammad Argandha Putra adalah pria baik yang sangat berhati-hati dalam bertindak demi menghindari musuh.

"Sejak Vanila meninggalkan mansion kalian. Diam-diam suami anda mencari keberadaan Vanila esok harinya, tapi dengan kondisi kacau membuat konsentrasinya kurang dan dengan mudah diculik oleh anak buah Prapanca Fernandez."

Tubuh Naka meluruh di dalam dekap putrinya. Pantas saja hatinya terus bergemuruh, pria yang selama ini bersanding di atas tempat tidurnya bukan suaminya. Naka menangis, dosa besar ia lakukan meski ia tak mengetahuinya. Tapi Naka menyesal. Meski ia harus bersyukur, tak ada hal lebih yang mereka lakukan layaknya suami istri karena masalah rumah tangga yang tengah di alami. Tetap saja, ada bagian dari dirinya yang tak rela.

"Sebenarnya tidak ada masalah pribadi antara keduanya. Prapanca Fernandez hanya mengincar Nona Alicia. Sebab selama Nona Alicia masih berada dalam pengawasan kalian, akan sulit baginya mencelakai keponakannya itu. Namun, sifat tamaknya turut mengacaukan niatnya. Selain menginginkan kematian Nona Alicia, pada akhirnya Prapanca juga mengincar harta keluarga kalian."

Baik Naka maupun Vanila hanya bisa menangis. Naka yang kini sudah jatuh dalam dekapan putra sulungnya, dan Vanila yang berada dipelukan Sean. Ini terlalu rumit dan sulit untuk mereka cerna.

"Dimana suami ku?" Tanya Naka pada akhirnya.

Dia menginginkan Gandha, pria tua kesayangannya itu. Dia ingin memastikan putra Ayah Bara itu baik-baik saja dan kembali memeluknya.

Philips tersenyum tipis. "Tuan Argandha aman. Kami sudah menyelamatkannya, Nyonya. Saat ini tuan dalam perjalanan ke—"

"Senjaa!" Teriakan lantang dari suara yang sangat dikenali Naka membuat ibu 3 anak itu menoleh ke kanan.

Disana, tak lebih dari 5 meter berdiri pria tua kesayangannya, suaminya. Pria yang sangat ia cintai.

Naka terisak, melepaskan belitan putranya. Ia bangkit melangkah mendekati Gandha yang nampak sangat berantakan. Tubuhnya mengurus dengan baju kumal, jangan lupakan rambut panjang serta jenggot yang tumbuh berantakan. Namun Naka tak peduli. Ia merindukan suaminya.

"Mas.." lirihnya sesaat setelah berhasil masuk dalam pelukan hangat suaminya.

• ☕ •

RISTRETTOWhere stories live. Discover now