Ristretto (44)

1.4K 142 14
                                    

"Al.." panggil Sean berbisik pada Darren yang nampak tertawa ditengah ruang keluarga bersama dengan yang lainnya.

Satu jam yang lalu, Alicia baru saja kembali ke penthouse milik Sean setelah dokter menyatakan kondisinya sudah membaik dan diijinkan pulang. Jadilah saat ini semua orang dimana terdapat Max dan juga Naura tengah ikut berkumpul dan saling bercanda di ruang keluarga yang sengaja Sean sediakan sejak dulu.

Darren mengernyit tanpa membuka suara. "Kita harus bicara."

Darren bungkam sesaat, sebelum akhirnya mengangguk dan memutuskan pamit lalu menyusul Sean.

"Ada apa?" Tanya Darren setelah sampai pada perpustakaan dalam penthouse milik Sean ini.

Sean berbalik tanpa menyembunyikan kegusarannya. Sejak kepulangan Alicia tadi, ia memang hanya berdiam disana untuk menyelesaikan pekerjaan. Sean hanya menjemput Alicia dan Darren tadi bersama Vanila, karena Amanda dan Naka sudah berada dalam mobil milik Ayahnya.

"Kita harus ke Indonesia!" Darren membulatkan matanya terkejut.

Hell.. bukankah ini terlalu mendadak?

"Kenapa tiba-tiba? Kita gak bisa pergi gitu aja Bang!" Sean menggelengkan kepalanya cepat, Darren tak mengerti tapi Sean pun masih belum menemukan cara untuk menyampaikan informasi yang dimiliki nya ini.

"Al—"

"Bang, kita semua tau Daddy gimana. Dan aku gak mau ambil resiko apapun dengan pulang ke Indonesia, apalagi dengan Alicia yang hamil. Gak, aku gak bisa."

Sean mengacak rambutnya kasar. Ia pun sebenarnya tidak ingin kembali, namun situasi yang memaksanya untuk bergerak cepat segera kembali ke Indonesia.

"Al—"

'Brak!

Suara Sean kembali tertahan saat pintu perpustakaannya dibuka kasar. Disana, berdiri Max dengan wajah memerahnya.

"KITA HARUS KE INDONESIA SEKARANG! GANDHA MASUK RUMAH SAKIT DAN DILAPORKAN KARENA KASUS PELECEHAN!"

Darren membelalakan matanya, tubuhnya membeku seketika. Sedangkan Sean mengerang frustasi. Ini yang sedari tadi ingin ia sampaikan.

- ☕️ -

Suasana kacau tidak bisa dielakkan di Schipol Internation Airport, Amsterdam. Siapa lagi jika bukan karena sekumpulan manusia yang saling terikat ini. Keluarga besar trilionaire Sean Alexanders Crovpelt, pemangku kerajaan bisnis Crovplt.Inc yang terkenal.

Vanila hanya diam terpaku disamping sang ibunda yang terus menerus ditenangkan oleh Naura dan Amanda. Sial, karma apa yang tengah mengutuk keluarganya saat ini. Vanila tak dapat berfikir lagi, semuanya berantakan dan tak terkendali.

Dari sini, ia bisa melihat dengan pasti Alicia yang nampak sama menangisnya seperti Sang Ibu, hanya saja sosok Darren –sang suami sekaligus kakaknya itu jelas tak sedikitpun beranjak dari tempatnya. Masih tetap mendekap Alicia dengan tangan yang tak lelah mengusap bahu istrinya dan lagi beberapa kali Vanila mendapati Darren memberikan kecupan-kecupan singkat namun dalam untuk kakak iparnya.

Vanila hanya diam, ia tak menampik bahwa semua orang khawatir saat ini. Apalagi Darren, pria itu nampak sangat khawatir dan gusar namun sepertinya tak memiliki pilihan lain bersikap tenang dan menenangakan istrinya.

Keadaan yang rumit ini tak mengijinkan Vanila berfikir tenang. Sean dan juga Max belum lagi terlihat setelah mereka membawa semua orang masuk ke dalam lounge. Vanila mengerti jika kekasihnya itu tengah sibuk mencari private jet yang bisa dikenakan sesegera mungkin, lantaran kedua private jet miliknya dan Max sama-sama sedang dalam proses service bulanannya. Jadilah kedua pria berbeda generasi itu sangat sibuk bahkan belum kembali sejak tadi.

Vanila tersentak saat merasakan cengkraman lembut di bahu kanannya. Ia mendongak dan mendapati wajah tampan yang tak pernah gagal membuatnya tenang. "Don't worry princess."

Vanila mengerjap, dan dalam seketika ia merasakan tubuhnya sudah masuk dalam dekapan hangat kekasihnya. Vanila lemah, tapi Sean jelas tau bagaimana cara Vanila meluruhkan segala kelemahannya. Seburuk apapun Gandha saat ini, ia tetap kepala keluarga dari keluarga kekasihnya. Ia tetap ayah yang selalu Vanila idolakan.

"Don't cry babe, kita selesaikan semuanya sama-sama. Kita pulang ke Indonesia, yaa.."  Ucap Sean lembut mengusap punggung kekasihnya yang masih bergetar setelah beberapa kali memberikan kecupan singkat di puncak kepalanya.

"A– aku, takut.." ujar Vanila semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang pria yang memeluknya itu.

Sean tersenyum lembut, melonggarkan pelukannya dan menangkup kedua pipi kekasihnya lembut. Sean memberikan senyum terbaiknya untuk menenangkan Vanila, mengecup bibir mungil kekasihnya sekilas. "Kalo kamu takut gimana sama Mommy dan kedua kakak kamu? Kamu liat mereka kan?"

Vanila mengangguk, "mereka butuh kamu. Saat ini Mommy kamu sedikit tenang karena adanya Amanda dan Mama, Alicia karena adanya Darren. Trus Darren harus menenangkan diri ke siapa kalo adiknya juga jatuh gini?"

Vanila bungkam, mencerna semua ucapan Sean. Pria itu benar, saat mata Vanila kembali bergerak menatap Darren yang merengkuh tubuh Alicia, kakak iparnya itu tertidur dalam pelukan suaminya. Hanya saja, dalam tidur lelap istrinya Darren tak lagi dapat menyembunyikan kegusarannya. Vanila bahkan dapat menangkap pria itu menghapus air matanya secara kasar dengan punggung tangannya cepat.

Sean kembali menangkup kedua pipi kekasihnya dan dibawa untuk menatapnya. "Kamu punya aku, oke? Kamu gak akan pernah berjalan sendirian, karena sampe kapan pun aku gak akan biarin kamu sendirian. Jangan takut sama apapun, ada aku. Kamu harus kuatin diri kamu, di depan mereka jangan pernah perlihatkan kamu jatuh. Mereka butuh kamu.. tapi saat kamu lagi sama aku, kamu boleh jatuh sedalam apapun. Karena aku bersumpah aku gak akan biarin kamu kamu jatuh sendirian, aku akan selalu menangkap tangan juga tubuh kamu supaya kamu gak akan pernah jatuh kemanapun."

Vanila tersenyum lembut lalu mengangguk. Tak lama, ia memejamkan mata saat merasakan sebuah benda kenyal mendarat di keningnya. Mengecupnya dalam dan lama.

Sean ada untuknya, artinya ia juga harus ada seperti Sean untuk keluarganya. Vanila berjanji dalam hati, ia akan menyelesaikan semuanya dan membawa kedamaian kembali dalam keluarga seperti sedia kala.

• ☕️ •

Gimana sama part ini?

Jangan lupa follow instagram aku yaa wkwk @tiaralma

RISTRETTOWhere stories live. Discover now