Ristretto (38)

1.2K 142 9
                                    

"Kak," Darren menoleh ke arah pintu yang dibuka kasar bersamaan dengan seorang gadis yang sangat dikenalnya masuk tergesa.

"Le.."

"Gimana Alice? Kandungannya?" Tanya Vanila mengabaikan panggilan sang kakak. Apalagi nampak wajah gadis itu sangat khawatir dan sembab.

"Sayang, tenang." Ujar Sean mengusap bahu kekasihnya pelan.

"Kak.." sentak Vanila saat tak mendapati jawaban dari Darren.

Darren menghembuskan nafas beratnya, "semua baik. Cuma ada pendarahan kecil tadi tapi untung gak terlalu parah."

"Kak Al yakin?" Tanya Vanila yang kini sudah berada di samping bed hospital Alicia dan mengusap keningnya lembut.

Darren mengangguk sambil bangkit dari duduknya, mempersilahkan sang adik untuk menggantikan posisinya.

"Syukurlah, Ale khawatir tadi." Desah Vanila lega yang diangguki Darren.

"Ada apa?" Sean mengernyit saat Darren berujar sambil menatapnya.

Darren mendecak, "ada apa sama kecelakaannya Alice. Kalian gak lagi menyembunyikan sesuatu lagi kan dari aku?"

Sean mengangguk faham, "Vanila gak ngomong?"

Melihat Darren yang mengernyit sambil menggeleng membuat Sean mengalihkan atensinya pada sang kekasih, "sayang.. kamu gak bilang ke Al?"

Vanila yang semula sibuk menatap Alicia kini beralih menatap kedua pria yang tengah memandanginya lekat itu. "Hampir, tapi keburu Alice kecelakaan. Maaf," cicitnya pelan.

Sean tersenyum lembut mengerti. "Gak apa, sekarang kamu istirahat yaa.. sekalian jagain Alice. Aku sama Al keluar dulu."

Vanila mengangguk patuh, membiarkan Sean membawa pergi kakaknya itu. Setelah memastikan keduanya menghilang dari radarnya, perhatiannya kembali teralih pada Alicia yang masih memejamkan mata.

"Bangun Lice," gumamnya dengan tangan kanan mengusap kening wanita itu lembut dan tangan kiri mengusap perut buncitnya.

- ☕️ -

Sean membawa Darren menuju halaman luas rerumputan yang tak jauh dari kamar Alice. Kedua pria yang tengah duduk dengan memandang ke arah lalu lalang orang itu belum membuka suaranya meski sudah 5 menit lamanya disana.

"Bang.." Sean menggumam sebagai jawaban.

"Bisa tolong ceritain ada apa?"

Sean menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi besi itu, matanya menerawang kedepan namun dengan rahang yang mengetat keras dan tangan mengepal kuat. Jelas sekali saat ini Sean tengah menahan amarahnya.

"Vanila kemarin di culik."

Darren yang sedang meneguk minuman botol itu tersedak cepat, "uhuk— apa?"

"Kemarin pulang kuliah, abang nungguin dia lebih dari dua jam dan tanpa kabar. Itu aneh, kamu tau sendiri gimana Vanila gak pernah mengabaikan abang—

Abang masuk ke gedung universitas, dan disana saat tanya ke satpam ternyata mereka bilang Vanila udah pulang tapi gak tau siapa orangnya. Yang mereka tau cuma itu mobil baru pertama kali ke kampus. Dari sana Abang emang curiga tapi gak mau mikir aneh, sampe malem.. Vanila gak bisa di hubungi. Ponselnya gak aktif sejak pulang kuliah dan yaa.. Abang gak bisa untuk gak khawatir.

— ternyata bener, dua jam setelahnya Abang dapet kabar dari Arthur kalo Vanila diculik. Abang panik dan langsung nyari adik kamu."

- ☕️ -

RISTRETTOWhere stories live. Discover now